Bab 27 √

11.1K 765 35
                                    

"Maaf, pasien atas nama Charlena Aliza Vasilous dengan berat hati kami nyatakan meninggal dunia"

Bruk

"Sahabat gue ga mungkin meninggalkan sialan!" Teriak Audrey mendorong dokter perempuan itu kasar. Penampilan perempuan itu begitu kacau dan mata nya yang begitu sembab.

Di dalam dekapan Alister, tubuh Ruby kembali mematung. Aliza? Vasilous? Ruby merasa tak asing dengan nama dan marga itu.

"Dokter, lanjutkan" sambil mendekap tubuh Audrey, Lolita menatap dokter perempuan itu. Penampilan nya tak kalah kacau dari Audrey.

Dokter tersebut pun kembali menjelaskan. Mereka tampak tak percaya dengan penjelasan panjang lebar dari dokter tersebut.

"Begini..."

"Maksudnya, dok?" Tanya Audrey saat dokter tersebut membahas bahas tentang penyakit.

"Pasien terkena penyakit Leukemia"

Audrey mematung. Nafas nya tertahan mendengar kabar mengejutkan tersebut.

Sejak kapan?

Sejak kapan Aliza menderita leukemia?

Kenapa ia tak sadar selama ini?

Selama ini Aliza berbohong padanya?

Kenapa?

Pertanyaan itu terus muncul di otak nya. Bukan hanya perempuan itu yang syok, kondisi Lolita tak jauh beda dengan Audrey. Alister hanya bisa menatap dua perempuan itu rumit, pemuda yang membawa Aliza juga hanya bisa terdiam kaku dan Ruby yang semakin di landa bersalah.

Semua ini karena nya.

Perempuan itu meninggal karena melindungi nya.

Mengerti kondisi sang anak, Alister semakin mengeratkan pelukan. Bibirnya mengecup puncak kepala Ruby berulang kali.

"Papa disini, don't be afraid"

Ruby terisak di dalam dekapan Alister. "Papa, ini salah Ruby hiks. Kakak nya lindungi Ruby. Papa ini salah Ruby hiks salah Ruby. Ruby pembunuh hiks maaf hiks papa"

"Sayang. No, jangan gini hey. Baby bukan pembunuh sayang. No don't cry baby" Alister mengusap-usap punggung sang anak, sial sakit sekali melihat anaknya menyalahkan diri sendiri.

"Saya permisi. Pak Alister mari" dokter perempuan itu beranjak pergi.

Dret.dret.dret

Merasakan ponselnya bergetar Alister segera merogoh saku celananya. Nama Dev terpampang jelas di layar handphone.

"...."

"Urus dia"

"...."

"Saya akan menyusul"

"..."

Alister mematikan sambungan telfon. Tangan nya meremas kuat benda persegi itu. "Lean bastard!"

Netra Alister beralih menatap kedua perempuan itu. Pria itu bangkit sambil menggendong sang putri. "Semua ganti rugi dan keperluan saya akan tanggung jawab" ujar Alister membuat atensi kedua perempuan dan pemuda itu menatap Alister.

"Maaf sahabat kalian meninggal karena melindungi putri saya. Saya akan bertanggung jawab dan keluarga Vasilous akan saya lindungi" ujar Alister lagi. Tak ada jawaban dari dua perempuan itu.

"Papa turunin Ruby" bisik Ruby pelan. Alister lantas menuruni sang anak.

Ruby melangkah pelan mendekati kursi yang di duduki keduanya. Dengan kepala menunduk Ruby berkata, "kakak cantik maafin Ruby. Maaf karena kakak cantik itu nolongin Ruby kakak itu ninggalin kalian dan keluarganya. Maafin Ruby. Kakak cantik boleh kok nampar Ruby, tapi setelah itu kakak cantik maafin Ruby ya? maaf hiks maafin Ruby. Ruby salah hiks maaf hiks" Ruby menangis tersedu-sedu di hadapan kedua perempuan itu.

RUBYOnde histórias criam vida. Descubra agora