Bab 17 √

16K 1K 7
                                    

Ruby di buat mati kebosanan hanya karena tidak ada Alister di sisinya. Gadis kecil itu mengeluh dengan tangan yang menopang dagu.

Miaw...

Netra Ruby teralih, memandang hewan berbulu lebat yang baru saja terbangun. Lantas Ruby memindahkan hewan itu di atas pangkuannya.

"Bubu, kamu bosen ga?" Ruby mengusap-usap kepala bubu lembut.

Miaw...

Kucing putih itu menatap tuan nya polos. Ruby mengangguk-angguk seolah mengerti dengan sahutan bubu. "Kita kebawa ya? main sama temen-temen kamu."

Kaki pendek Ruby turun dari sofa kamar lalu tungkai kaki nya membawa Ruby menuju pintu kamar yang terbuka lebar.

Miaw...

"Kenapa? kamu liat setan kah?" Celetuk Ruby asal, mengusap-usap kepala bubu.

Miaw...

"Mana setan nya?" Netra Ruby bergulir memandang sekitar, mencari setan itu. Tatapan Ruby terpaku pada wanita tua tampak berjalan anggun di sebrang sana.

Gadis kecil itu tersenyum licik. "Good bubu, kita buat nenek tua itu ga betah di sini ok?" bisik Ruby berjalan cepat untuk bersembunyi di balik Gucci besar, tanpa menimbulkan suara sedikitpun.

Seolah paham dengan rencana tuan nya, bubu terdiam menatap lurus nenek tua itu, Salfa, ibu tiri Alister.

Tak, tak, tak.

"Cekalang bubu!" bisik Ruby membuat bubu meloncat ke arah nenek Salfa.

"Akh kucing sialan!!" Nada nya begitu tinggi. Salfa menatap jijik, ngeri, dan takut hewan yang bergelantungan di baju mewah nya.

"Pergi sialan!!" Teriak wanita itu keras. Tanpa perasaan wanita tua itu melempar bubu hingga hewan menggemaskan itu terlempar keras pada lantai. Ruby melotot, tidak ini tidak sesuai dengan rencana nya!. Tanpa kata gadis kecil itu berlari menghampiri bubu.

"Huaa bubu!!" Ruby memeluk bubu erat, mata nya berkaca-kaca.

"Nenek tua jahat!, hiks bubu cakit ga hiks?"

Salfa memutar bola mata nya malas. Tangisan Ruby begitu menganggu! mengapa Alister mempunyai putri spesies Ruby?.

"Cih, hewan mu menjijikan!" Ucap nya lantang. Ruby semakin menangis. Anak itu tak terima!. Ruby menggendong bubu yang terlihat linglung, lalu berlari menuju lift.

~oOo~

"Papa hiks papa!" Di sepanjang lorong kantor Ruby terus berlari bersama bubu di gendongan nya. Di belakangnya terdapat Ian yang berusaha menghentikan.

"Papa!" Ruby berlari cepat menghampiri Alister yang sedang berbincang-bincang dengan beberapa orang.

Netra Alister menatap Ruby yang masih berlari. Wajah merah serta tangisan membuat Alister panik. Wajah tanpa ekspresi nya kini berubah khawatir.

Hap. Ruby masuk ke dalam pelukan Alister. "Kenapa sayang, hm?"

"Hiks papa, bubu papa huaa"

"Iya sayang, bubu kenapa hm?"

"Hiks bubu. Bubu di cakitin cama nenek tua itu pah!" Ruby melepaskan pelukan, kemudian menunjuk bubu yang mengerjab polos.

Alister menghela nafas pelan. Alister menatap beberapa karyawan nya. Seolah paham dengan tatapan Alister, mereka menunduk sebelum berlalu pergi.

RUBYWhere stories live. Discover now