Bab 47

6.4K 585 9
                                    

Sehabis kejar-kejaran dengan pak Baban dan berhasil lolos, ke delapan anak itu kini dengan santainya menikmati hasil curian mereka di teras rumah Leonor sembari berbincang ringan.

Lebih tepatnya mereka, bukan Ruby, karena firasat nya mengatakan jika kelakuannya itu telah di ketahui sang ayah.

"Oh jadi kamu homeschooling, by?"

Ruby mengangguk membenarkan. Pembahasan mereka kali ini tentang sekolah, dan mereka cukup penasaran dengan kegiatan sekolah Ruby dan Aska.

"Kenapa homeschooling? padahal sekolah umum seru. Teman-temannya juga banyak" kata Leonor lagi.

Ruby yang memang sudah tau pertanyaan tersebut akan di tanyakan pun menanggapi dengan senyuman. "Gapapa, Ruby lagi pengen homeschooling aja"

"Uhuk uhuk...a-air towlowngh" ujar Arka tersendat-sendat dengan wajah yang amat merah. Buah yang ada tangannya langsung saja terjatuh saat anak itu memegang lehernya.

Kaira yang berada di samping Arka dengan sigap mengambil sebotol air dingin dan memberikannya kepada Arka.

"Pfft... Maka nya, ngambil sambal tuh jangan banyak-banyak. Mau mati kan kamu jadinya" celetuk Naiser tertawa ngakak.

"Kamu!!" seru Arka dengan mata berkaca-kaca akibat rasa panas yang menyerang lehernya.

Naiser semakin tertawa melihat tetangga yang menjadi temannya itu menderita.

"Nana jangan gitu lah! kasihan Arka kamu ketawain" tegur Astra seraya mengusap punggung Arka.

Mendengar panggilan Astra membuat tawa Naiser terpaksa usai. Dia menatap Astra sembari berdecak pinggang. "Nana Nana nama aku bukan Nana! Naiser you know Naiser? itu nama aku!" seru Naiser memperagakan logat yang pernah ia dengar dari ibunya.

"Ih sok banget kamu!" ujar Brian berlagak ingin muntah.

Arka yang merasa tenggorokan nya sudah mendingan tiba-tiba saja berdiri lalu berjalan ke arah Naiser. Dengan dada yang naik turun, Arka memukul kepala Naiser kuat membuat sang empu merasa tak terima dan balas memukul kepala Arka.

"Huh! liat! mereka berdua tuh emang udah di tahap gila" celetuk Leonor malas.

Ruby memperhatikan perkelahian keduanya sambil geleng-geleng kepala heran. "Mereka kayak abang dan adek"

"Eh ini kayak nya mau hujan, kita masuk aja yuk" ajak Leonor saat melihat langit mulai mendung dengan rintikan hujan tipis yang mulai berjatuhan.

Mendengar perkataan Leonor, mereka secara bersamaan mendongak ke arah langit. Pertengkaran Arka dan Naiser bahkan terhenti demi memastikan perkataan Leonor.

"Main nya ga jadi dong?" Tanya Astra dengan raut kecewa.

"Besok kan masih bisa main. Ayo cepat masuk, barang-barang nya juga di bawa" kata Leonor meraih tempat garam serta pisau.

Brian meraih piring yang ada sambal nya lalu menyusul Leonor yang lebih dulu masuk ke dalam.

"Biar aku aja" Aska mengambil piring yang berisi buah-buahan di tangan Ruby lalu menyusul mereka yang telah masuk.

"Udah selesai ngerujak nya kak?"

"Udah mah, tapi rujak nya ga habis"

Sesampainya di dapur untuk meletakan barang-barang itu, Ruby mendengar suara wanita dan Leonor yang tengah berbincang.

"Teman-temannya suruh duduk di ruang tamu aja kak. Ini sekalian bawa ya, buat nyemil" ujar Harum memberikan piring kepada sang anak yang ternyata berisi Brownies.

"Iya mah. Ayo" Leonor mengajak teman-temannya pergi.

"Tante makasih ya!" Celetuk Brian sebelum menyusul teman-temannya. Ruby menatap ibu dari temannya itu dengan senyuman kemudian bergegas pergi.

RUBYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang