Bab 7 √

25.9K 1.8K 15
                                    

"Sis, bagaimana jika kita ketahuan? aku tak ingin di penjara" seorang wanita berambut panjang ikal memandang wanita berambut pendek yang tampak sibuk membuat susu.

"Tidak akan. Habis memberikan susu ini kita harus segera pergi jadi tidak akan ada yang menyadari perbuatan kita"

"Tapi~"

"Sudah lah, kau siapkan saja barang-barang kita. Aku akan memberikan susu ini habis itu kita pergi. Cepat!"

"Baiklah" wanita berambut panjang itu segera pergi meninggalkan kakak sepupu nya.

Wanita berambut pendek itu pun beranjak setelah melihat sang adik pergi. Sepanjang perjalanan wanita itu mengigit bibir bawah nya, melampiaskan rasa gugupnya di sana.

Langkah nya terhenti saat melihat siluet gadis kecil terlihat duduk santai bersama singa putih. Mata coklatnya bergulir menatap sekeliling. Hanya ada dua bodyguard berdiri tak jauh dari gadis kecil itu.

Perasaan gugup semakin membara, ketakutan terlihat jelas dari raut wajahnya. "Apakah ini akan berhasil? oh tuhan selamat kan aku" entah kemana keberanian nya tadi, melihat wajah gadis manis itu, ia jadi teringat pada sang nyonya.

"Hai kau, kenapa diam saja? itu susu untuk nona muda kan? cepat berikan sana sebelum kau di marahi tuan Alister" wanita itu di kagetkan dengan kedatangan kepala pelayan yang berdiri di samping nya.

"Ah, iya" wanita itu pun segera beranjak sebelum kepala pelayan itu curiga.

"Nona, ini susu untuk nona"

Ruby, gadis manis itu mengalihkan atensi nya pada Rion. Mata nya memicingkan melihat gelagat aneh dari wanita itu. Tapi takk ayal, Ruby tetap menerima susu nya.

"Telimakasih bibi"

"Sama-sama nona. Apa nona membutuhkan sesuatu?" nada gugup terdengar jika diteliti dengan baik. Sial nya, Ruby tak menyadari itu.

"Ndak. Bibi pelgi caja"

"Baik" wanita itu bergegas pergi sebelum ada yang menyadari gelagat aneh dari nya. Apalagi tatapan tajam dari dua bodyguard itu membuat tubuh nya merinding.

"Bibi itu aneh" gumam Ruby menatap gelas kaca di tangannya. "Bodo lah, mending Ruby minum aja" susu putih itu pun segera di minum oleh Ruby. Senyum nya mengembang saat merasakan rasa manis dari susu. Namun itu tak berlangsung lama, ketika cairan merah keluar begitu saja dalam mulut Ruby.

Dua bodyguard yang memandang itu segera berlari menghampiri Ruby.

"Sial, kau tangkap pelayan tadi. Saya akan membawa nona muda ke rumah sakit" bodyguard itu tak lain adalah Rimba, berlari tergesa-gesa sambil menggendong Ruby bridal style.

Cairan kental merah terus menerus keluar, wajah putih Ruby berubah pucat seperti mayat. Cairan bening keluar dari mata nya. "P-paman hiks i ini sa...kit"

Kegelapan menghampiri Ruby.

"Sial, pelayan sialan" umpat Rimba menjalankan mobil dengan kecepatan tinggi. Ia sudah mengabari Alister melalui bodyguard yang lain.

~oOo~

Di sepanjang lorong rumah sakit, Alister terus berlari dengan wajah pucat pasi. Jantung nya berdetak lebih kencang dari biasanya. Kemeja putih yang di kenakan tampak acak-acakan, tidak serapi sebelumnya.

"Dimana putri ku?" manik hitam pekat itu rasanya tak enak untuk di pandang.

"Nona muda masih di periksa tuan" Rimba tak kuasa menahan sesak akibat aura pekat yang di keluar Alister.

RUBYDonde viven las historias. Descúbrelo ahora