Bab 14 √

19.6K 1.2K 204
                                    

Selama dua hari belakangan ini, Ruby merasa di awasi. Firasat nya pun mengatakan jika itu bukanlah hal yang baik.

Tidak ingin terjadi sesuatu yang membahayakan, Ruby tanpa pikir panjang memberi tau Alister akan perasaan nya.

Dua hari belakangan ini pun Ruby tak berani keluar rumah. Entahlah Ruby merasa jika ia keluar maka hati nya semakin tak tenang.

Contoh nya seperti sekarang. Keringat dingin membasahi pelipis Ruby saat Alister membawa nya keluar rumah dengan membawa koper besar bersama puluhan bodyguard.

Alister mengusap pelipis Ruby seraya menggeleng, "jangan mikirin yang enggak-enggak sayang, selagi ada papa kamu aman"

Ruby mengangguk pelan, menyelusup kan wajah nya di dada bidang Alister dengan tangan yang memeluk leher Alister kuat. Dalam hati anak itu terus mengucapkan berbagai doa.

"Sesuai perkataan saya kemarin, laksanakan segera" Mereka mengangguk kompak, kemudian Alister bersama Ruby di gendongan nya berjalan menuju taman belakang.

Alister melirik para maid memberi isyarat. Saat semua maid mengangguk, Alister bersama Satria di belakangnya melangkah sedikit cepat menghampiri sebuah mobil yang menyerupai taksi.

Pintu taksi terbuka secara otomatis. Satria menduduki kursi pengemudi dan Alister bersama Ruby di belakang. Satria segera menjalankan mobil sambil melirik pergelangan tangannya.

"Papa..."

"It's okey baby, don't worry"

Dor!

Dalam hitungan detik, terdengar bunyi ledakan besar di mansion megah Alister.

Ruby memejamkan matanya mendengar ledakan dashyat itu. Beruntung telinga nya lebih dulu di tutup oleh kedua tangan Alister sehingga bunyi ledakan itu tidak terlalu memekakkan.

Mata tajam Alister menatap lurus jalanan di depan. Sesuai rencana, tidak ada korban atas ledakan itu. Untuk kerugian? Alister tak terlalu memikirkan.

"Wait for my revenge bastard" Dari kejadian ini, Alister lebih mengkhawatirkan keselamatan Ruby. Alister bukan orang yang bodoh untuk tidak mengetahui motif di balik semua ini.

Tidak cukup dengan istrinya, sekarang ingin anak nya? apakah ini yang di maksud dengan iri hati?

~oOo~

Delapan jam perjalanan, Alister dan Ruby sudah tiba di salah satu negara Asia. Menurut Alister, di negara ini sangat memungkin aman. Namun bukan berarti Alister mengungkapkan jati dirinya bersama sang anak dengan cuma-cuma.

Ketat nya keamanan di bandara membuat siapapun tidak dapat melihat Alister dan Ruby dengan jelas. Pakaian yang di kenakan Alister dan Ruby pun sangatlah tertutup.

Di dalam pelukan Alister, Ruby tampak melamun. Setelah kesekian lama, jiwa Ruby kembali ke asal negaranya.

Tentu dia senang. Namun kenyataan membuat nya tertampar. Dunia nyata dan dunia novel itu berbeda walaupun sama-sama dunia. Sangat tidak memungkinkan Ruby dapat menemukan keluarga nya.

Asik melamun Ruby di kagetkan dengan cubitan gemas di area kedua pipinya.

"Papa!!" Pekik Ruby melepas paksa tangan Alister di pipinya itu. Alister terkekeh geli.

"Siapa suruh melamun hm?" Tanya Alister beralih mengusap rambut Ruby.

"Emang ga boleh?"

RUBYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang