Bab 26 √

11.7K 766 22
                                    

Sore ini, Ruby mengajak Alister untuk membawanya jalan-jalan. Awalnya Alister tak setuju namun dengan bujuk rayuan anak itu Alister akhirnya luluh.

Sambil menunggu Alister yang masih bersiap-siap, Ruby menatap Olivia dan Rosa yang tengah memasak. Anak itu duduk di meja bar.

"Bunda Rosa, anak bunda dimana?" Tanya Ruby saat Rosa akan mengambil sendok.

"Masih di spanyol sayang. Sama oma nya" ujar Rosa menatap Ruby dengan senyuman lembutnya.

Ruby mengangguk paham. Mata biru laut nya melihat Olivia dan Rosa memasak. Begitu cekatan dan terlihat ahli.

"Baby" Ruby menoleh kebelakang. Terlihat Alister dengan pakaian kemeja nya melangkah mendekati Ruby.

Ruby tersenyum kecil, Ruby merentangkan tangan nya, tentu di sambut baik oleh Alister. Bibir pria itu mengecup pelipis sang anak, kemudian ia menatap kedua istri adiknya yang fokus memasak.

"Saya dan Ruby akan makan di luar, jika sekertaris saya datang katakan padanya untuk meletakkan map itu di meja kerja saya"

"Iya bang" sahut Olivia mengangguk. Alister pun melangkah pergi dengan Ruby di gendongan nya.

"Papa, nanti beli martabak lagi ya?"

"Iya"

"Em ke pasar malam juga ya?"

"Iya"

Ruby tersenyum senang. Dengan riang ia mengecup pipi Alister kemudian memeluk leher pria itu.

Keduanya pun memasuki mobil.

~oOo~

Banyak makanan yang telah di beli, semua itu keinginan Ruby. Alister tak bisa membatah apapun yang anak nya itu minta, sangat di sayangkan wajah semangat dan binar di mata anaknya itu hilang dalam sekejap.

Taman besar yang di jadikan pasar malam kali ini di penuhi ribuan orang. Perasaan Alister tiba-tiba saja menjadi cemas saat memasuki area pasar malam.

Tak menyadari kecemasan Alister, Ruby berseru semangat. "Papa ayo main itu" Ruby menunjuk ayunan raksasa atau biasa di sebut kora-kora.

Alister menggeleng pertanda tak setuju. Wahana seperti itu sangat tak cocok untuk Ruby. Selain membuat pusing, pemainan itu membuat orang teriak-teriak. Jelas itu sangat menganggu.

"Kamu ga bisa main itu sayang" tidak ingatkah anak itu jika dia tidak bisa bermain dengan wahana seperti itu?

"Naik itu aja" Ruby menunjuk bianglala yang terlihat menyenangkan. Kali ini Alister mengangguk, pria itu berjalan pelan menuju wahana satu itu.

Setelah membeli tiket, Alister dan Ruby akhirnya menaiki bianglala. Ruby tersenyum senang, "papa langit nya cantik banget!" Kata anak itu antusias. Akhirnya ia kembali melihat pemandangan seperti ini.

Alister tersenyum, mengusap rambut Ruby seraya berkata, "iya cantik tapi lebih cantik putri papa" mendengar itu Ruby tersenyum malu namun tak ayal ia mengangguk.

"Iya dong, Ruby kan emang cantik!" Kata nya penuh percaya diri. Alister terkekeh pelan, "iya putri papa emang cantik seperti bulan"

"Mas lihat deh, bulan nya cantik banget" manik biru laut wanita itu menatap bulan di atas sana dengan binar. Alister berjalan mendekati sang istri dan memeluk nya dari belakang.

"Kamu lebih cantik"

"Mas bisa aja" sahut Aruna seraya tersenyum manis. Alister berdehem sembari menghirup dalam leher istrinya.

"Besar nanti anak kita pasti cantik banget kayak bulan" wanita itu memegang tangan Alister kemudian menggerakkan nya untuk mengusap perutnya.

"Yes, she is beautiful just like you"

RUBYWhere stories live. Discover now