Bab 24 √

16.4K 1K 12
                                    

"Sini biar aku yang gendong"

Mata Ruby mengerjab seraya memandang sepupunya itu aneh. Cukup lama ia terdiam, menatap lamat punggung Cakra.

"Ayo!" Ruby mengerjab pelan, sedikit kaget dengan perkataan Cakra barusan. Ruby pun mengulurkan tangan nya, memeluk leher Cakra.

"Ga bakalan jatuh kan?" Cicit anak itu pelan. Dahi Cakra mengerut, apa Ruby baru saja meremehkan nya? Tapi tak apa, kali ini Cakra menerima tanggapan sepupunya itu karena Ruby belum pernah ia gendong.

Dengan enteng nya Cakra menggendong tubuh gempal Ruby. Tentu saja gampang karena tubuh Cakra cukup tergolong tinggi dan berisi untuk anak seusianya.

Cakra dan ruby, keduanya selisih 6 tahun.

Cakra membawa Ruby menuju ruang keluarga. Sebelumnya, Ruby mengeluh bosan dan meminta Cakra untuk membawanya keluar kamar. Di tambah tak ada Alister di sisinya.

Alister berserta kedua adiknya berkata memiliki urusan mendadak di kantor. Olivia dan Rosa pamit untuk membeli barang di luar. Jadi mereka menitipkan Ruby kepada Cakra.

Sesampainya di ruang keluarga, Cakra mendudukkan Ruby dan dirinya di sofa panjang yang berhadapan dengan televisi.

"Cari film nya yang seru!"

Menurut, Cakra pun mencari film yang enak di tonton.

"Nonton kartun?"

Ruby mengangguk saja. Di siang hari seperti ini, kebanyakan hanya kartun yang tayang. Ingin meminta Cakra untuk menyetel Drakor pun rasanya tak mungkin. Mereka belum di izinkan oleh Alister karena faktor usia. Dan, menonton Drakor itu enaknya di malam hari.

Bisa tebak apa yang di pilih oleh Cakra? tepat, kartun dua botak itu tentunya.

Ruby merebahkan dirinya dengan kepala yang berada di pangku Cakra. Ia hanya menatap layar tv itu dalam diam.

"Mereka SD nya kapan ya?" Celetuk Cakra merasa heran sekaligus jengah melihat kartun satu ini.

Ruby diam saja malas menanggapi. Cakra mendengus ketika tak mendapatkan jawaban dari Ruby, jari jemari nya pun memilih untuk memainkan rambut panjang Ruby.

Selama setengah jam mereka saling diam, netra Ruby melirik Cakra yang sedang menajamkan mata. Ruby mendengus pelan, ia di landa bosan sekarang. Ingin mengajak Cakra berjalan-jalan namun apakah Cakra mau? secara kan para orang dewasa itu sempat mewanti-wanti keduanya agar tidak keluar rumah. Apalagi Ruby baru saja sembuh.

Tangan Ruby terangkat, menyentuh permukaan wajah Cakra. Sangat halus, apalagi hidung bak perosotan itu. Mata Cakra yang semula nya terpejam pun terbuka.

"Hm, kenapa?" Tanya Cakra dengan suara yang sedikit serak. Hum, apakah Cakra tertidur tadi? batin Ruby merasa bersalah.

"Em engga deh. Engga jadi. Tidur lagi aja" ujar Ruby seraya cengengesan. Tangan Cakra kembali mengusap rambut Ruby, kemudian ia bersuara.

"Mau apa?" Cakra memang peka namun sayangnya anak itu agak menyebalkan menurut Ruby.

"Em jalan-jalan?" katanya dengan suara pelan. "Ruby bosan" sekilas Ruby dapat melihat wajah itu mengerut sebelum mengangguk pelan.

"Ayo!" Ruby tersenyum lebar lantaran senang. Ruby pun bangkit dengan tangan merentang. Cakra beranjak, berjongkok di bawah sofa dan membuat Ruby langsung saja memeluk leher Cakra.

RUBYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang