Bab 36 √

8.1K 639 204
                                    

"Sial! Sial! mengapa dia masih hidup?" Mata indah hazel itu berkilat dingin, meremas kuat benda di tangannya.

Sang asisten hanya bisa terdiam kaku di belakang tubuh sang tuan, dan mendengar dengan baik apa saja ucapan yang terlontar dari mulut tuan nya.

Ketukan meja pun terdengar, tampak pria itu mengetuk-ngetuk jari jemari nya di atas meja sembari memikirkan sesuatu pada otak licik nya.

"Tak ku sangka, ayah dan anak itu memiliki ikatan batin yang kuat dan...aku membencinya" tuturnya dingin.

"Jika begitu, Vanza! kali ini kau tak boleh gagal untuk membunuh anak itu agar aku dapat melihat wajah menderitanya. Aku membenci musuh yang bahagia" tintanya seraya menyeringai.

Jika seorang musuh bahagia, apa kalian akan ikut bahagia?

Jika itu dirinya tentu saja ia menjawab tidak! ia sendiri menderita mengapa musuhnya tidak? bukankah itu sangat tidak adil?!

~oOo~

"Tuan ini laporan tentang kronologis kecelakaan tuan Alister dan nona muda Ruby serta Tuan Rimba" karena pangkat Rimba lebih tinggi darinya, sudah seharusnya memanggil pria itu dengan tuan walaupun orangnya telah tiada.

Andrian mengambil map dan barang bukti itu, "kau boleh pergi" perintahnya membuka map. Bodyguard itu pun mengangguk segera pergi setelah berpamitan.

Andrian mengecek bukti-bukti yang tertera, tak membutuhkan waktu lama wajahnya langsung menggelap bersamaan dengan aura yang dapat mencekik orang.

"Ternyata manusia seperti mu masih hidup he?" Dengan senyum penuh makna, Andrian menghubungi seseorang. Setelahnya berjalan menuju brankar dimana putra sulungnya di tempatkan.

"Hilang satu musuh bukan berarti musuh yang lain juga ikut menghilang. Apapun demi putra-putra papa, sekalipun harus mengorbankan nyawa papa, yang terpenting kalian harus selamat dan bahagia" tutur pria itu memandang wajah damai putranya intens.

"Kamu kebanggaan papa, Alister. Kamu kebanggaan adik-adik mu, dan jangan lupakan kamu juga kebanggaan putri mu. Jangan pergi disaat kami nya belum siap, kali ini papa ingin egois. Papa tidak ingin kamu pergi sama seperti ibu mu. Kamu ingat? kamu masih punya putri yang masih membutuhkan peran mu.

Istirahat lah sebentar namun jangan terlalu lama. Papa tidak tega melihat wajah murung cucu perempuan papa, dia selalu menangis dan tidak mau makan. Dan untuk masalah satu ini biar papa yang urus, Arbi ternyata belum jera dengan hadiah papa"

Sudah tau dimana sifat Alister berasal? tentu saja dari sang ayah, sosok tegas namun penyayang. Rela berkorban demi keselamatan keluarganya. Itulah sosok Andrian yang menurun pada Alister.

"Maafkan, papa" lirih Andrian ketika mengingat masa lalu.

Andrian menatap wajah damai putra nya sebentar. Setelah musnah nya sosok Lean, muncullah sosok Arbi- musuh bebuyutan Alister dulu.

Arbi, dia menjabat sebagai musuh Alister sejak sekolah menengah ke atas. Arbi, dulu nya terkenal sebagai siswa yang baik dan berprestasi. Namun karena munculnya Alister sebagai siswa pindahan luar negeri, sifat buruk Arbi mulai muncul.

Pangkat, ketenaran, jabatan yang ia punya berpindah pada Alister saat kenaikan kelas. Hal itu membuat Arbi marah, teman-teman nya pun bahkan terang-terangan ingin berteman dengan Alister.

Dan kebetulan, ayah Arbi adalah musuh Andrian di dunia bisnis. Arbi yang mengetahuinya segera mengadu pada sang ayah, namun selama dua tahun tidak ada hasil apapun yang di terima. Ayah nya malah mendapatkan masalah terus menerus. Puncaknya, ketika memasuki kuliah dan satu jurusan dengan Alister, Arbi mendapatkan kejutan tak terduga yakni mendapatkan kabar jika sang ayah meninggal karena serangan jantung.

RUBYOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz