BW16

589 73 17
                                    

Sebulan sudah Nunew bekerja sebagai sekretaris Zee.

Ketika hari mulai sore dan hampir tiba waktunya pulang, tiba2 ada yang mengetuk pintu kantor Zee.

Nunew segera bangkit dari duduknya dan membukakan pintu.
Nunew tersenyum ketika melihat Selene di sana yang tersenyum padanya.

Nunew tahu kalau Selene akan datang hari itu karena Selene dan Zee akan pergi menghadiri sebuah pesta pernikahan salah satu kolega Zee.

"Ahh Apa kabar New?" ujar Selene dan memeluk Nunew.
Nunew pun membalas pelukan Selene.
Selene pun masuk dan menatap pada Zee.

"Phi sudah siap?" tanya Selene.

Zee pun menatap Selene dan mengangguk.

"Hmm. Sebentar lagi." ujar Zee sambil masuk ke dalam kamar yang tersedia disana.

Nunew menatap Selene yang terlihat cantik dengan gaun putihnya.
Tak lama Zee pun keluar dan sudah mengganti pakaiannya dengan setelan jas berwarna senada dengan Selene.

'Mereka terlihat sangat serasi. Hia terlihat begitu tampan dan Phi Selene terlihat begitu cantik.' batin Nunew dan menatap mereka dengan sedih.

Zee berjalan dan mengelus rambut Nunew.

"Hia pergi dulu. Nhu hati2 nanti ketika pulang, na. Kalau sempat Hia akan menemui Nunew di rumah Nhu, ok?" ujar Zee dan Nunew pun mengangguk.

Zee kembali mengelus rambut Nunew lalu berjalan menghampiri Selene dan memberikan lengannya.
Selene pun melingkarkan tangannya di lengan Zee.

"Sampai jumpa lagi, New. Kami pergi dulu." ujar Selene dan Nunew pun mengangguk pelan.
Zee dan Selene menatap Nunew sambil tersenyum lalu keluar dari kantor dan menutup pintunya.

Seketika pintu itu tertutup Nunew pun terduduk lemas di sofa kantor Zee dan menyandarkan kepalanya di sandaran sofa itu lalu memejamkan matanya.

Tak terasa airmata Nunew menetes.
Nunew benar2 tidak rela melihat Zee dan Selene.

'Apakah aku egois yang tidak rela melihat Hia menggandeng orang lain? Apakah aku tidak bisa rela seperti Phi Selene yang bisa rela demi cintanya pada Hia?' batin Nunew.

Nunew menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan menangis lebih keras.

'Apa aku bisa kuat melihat lagi dan lagi kemesraan Hia dengan Phi Selene? Apa aku harus menyerah saja dan pergi dari Hia? Apa Hia akan bahagia jika aku pergi? Apa yang harus aku lakukan agar perasaanku bisa rela dan tenang walau aku melihat Hia bersama Phi Selene?' pikir Nunew lagi.

Setelah beberapa saat akhirnya Nunew pun pulang kerumahnya.
.
.
.

Waktu menunjukkan hampir tengah malam ketika Nunew terbangun karena ketukan di pintu kamar apartemennya.

Dengan berat Nunew pun bangkiyt lalu keluar dari kamarnya dan berjalan sedikit sempoyongan menuju pintu depan.
Nunew mengintip dari lubang pintu dan membelalakkan matanya melihat siapa yang mengetuk pintunya.

Nunew segera membuka pintu dan berdiri di sana Zee dengan senyumannya.

"Apa Hia mengganggu, Nhu?" tanya Zee.

Nunew mengedip2kan matanya agar normal kembali.

"Tidak Hia. Ayo masuk. Ada apa Hia kemari?" ujar Nunew dan meninggalkan Zee dengan pintu yang terbuka lebar.

Zee pun memasuki kamar apartemen Nunew dan menutup pintunya.

"Hia hanya rindu padamu, Nhu." ujar Zee dan Nunew menghentikan langkahnya dan berbalik melihat Zee yang berjalan menghampirinya.

Mata Zee terus menatap Nunew hingga Zee tepat dihadapan Nunew dan tiba2 Zee memeluk pinggang Nunew dan menempatkan dagunya di bahu Nunew.

"Hia kenapa?" tanya Nunew setelah melihat di raut wajah Zee yang terlihat sangat lelah.

"Tidak apa2, Hia hanya sedikit lelah setelah tadi di pesta Hia berdiri terus." gumamnya dengan pelan.

Nunew mengusap2 punggung Zee dan Zee pun mencium leher Nunew dan memejamkan matanya.

"Lalu kenapa Hia kemari bukannya pulang dan beristirahat?" ujar Nunew masih terus mengusap punggung Zee.

Zee menegakkan badannya dan berdiri tegak lalu menatap wajah Nunew.

"Hia ingin bertemu kamu, Nhu. Bolehkah Hia menginap disini? Hia akan tidur di sofa." ujar Zee sambil melihat sofa disampingnya dan kembali menatap Nunew.

Nunew pun tersenyum lalu mengangguk.

"Khop khun na." ujar Zee dan berjalan ke sofa dan terduduk disana.
Setelah Zee terduduk tangannya melambai pada Nunew agar Nunew mendekat padanya.

Nunew yang sedari tadi hanya berdiri dan menatap Zee pun akhirnya berjalan dan duduk disamping Zee.

Tiba2 Zee menempatkan kepalanya di pangkuan Nunew dan menarik tangannya agar memeluk dadanya.

Nunew pun kembali tersenyum.

"Istirahatlah Hia." gumam Nunew dan mengusap rambut Zee.

Tangan Zee terus mengusap2 tangan Nunew yang berada di dadanya sambil memejamkan matanya.
Hingga tak lama kemudian Zee pun tertidur dengan lelap.

Setelah Nunew melihat Zee yang sudah terlelap, perlahan Nunew mengangkat kepala Zee dan menempatkannya di sofa.
Nunew lalu berjalan menuju kamarnya dan mengambil selimut serta bantal dan kembali ke ruang tamu.

Perlahan Nunew mengangkat kepala Zee dan menyimpan bantal di bawah kepala Zee lalu menyelimutinya.

Nunew terduduk di bawah dekat kepala Zee dan menatap wajahnya yang tenang.
Perlahan Nunew mengusap kening Zee dan membelai pipi Zee.

"Nunew sangat sayang dan cinta pada Hia. Tapi Nunew tidak yakin apakah Nhu bisa bertahan terus bersama Hia jika Hia masih bersama orang lain. Maafkan Nhu yang egois dan tidak mau berkorban demi Hia seperti yang Phi Selene lakukan demi Hia." ujar Nunew.

Dan tanpa Nunew sadar airmata kembali mengalir di pipi putih Nunew.
Nunew menunduk di dekat wajah Zee sambil terisak pelan.

Setelah beberapa saat Nunew pun kembali berdiri dan mencium kening Zee lalu berjalan kembali ke kamarnya.

Malam itu susah sekali untuk Nunew memejamkan matanya.
Pikirannya penuh dengan Zee dan hatinya yang berkecambuk antara cinta dan sakit melihat Zee orang yang dia cintai terbagi dengan orang lain.














Bersambung.

𝘽𝙚𝙨𝙩 𝙒𝙞𝙨𝙝𝙚𝙨 21+⛔ (ZeeNunew) (024) Where stories live. Discover now