BW23

637 72 27
                                    

Zee tiba dirumahnya hampir tengah malam dan segera membaringkan badannya di sofa ruang keluarga.

"Ahh. Lelahnya." ujar Zee sambil memejamkan matanya.

Tak lama Zee membuka kembali matanya dan menatap langit2.

"Dimana kamu, Nhu?" ujar Zee.

5 tahun sudah Nunew menghilang dan hingga hari ini Zee masih juga belum menemukan jejak dimana Nunew berada.

Setiap hari kegiatan Zee hanya bekerja dan setelahnya Zee akan menghubungi anak2 buahnya yang Zee khususkan mencari Nunew dan merundingkan apa lagi yang akan mereka lakukan keesokan harinya hingga hampir tengah malam.

"Apa kabarmu Zee?" ujar seseorang dari dalam rumah Zee yang membuat Zee bangun dan melihat asal suara itu.

"Pho?" ujar Zee.

Zee segera berdiri dan memberikan wai pada Pho.

"Apa yang Pho lakukan disini?" tanya Zee.

"Pho ingin bertemu anak Pho. Pho merindukanmu Zee." ujar Pho dan Zee pun tersenyum.

Zee lalu melangkahkan kakinya dengan cepat dan memeluk ayahnya itu dan Pho pun memeluk Zee dan mengusap rambut Zee.

Setelah sekian lama akhirnya Zee mendapatkan juga pelukan.
Zee merasa begitu lelah dan bingung harus bagaimana lagi dia mencari Nunew, namun tidak ada satupun yang bisa Zee ajak bicara.
Akhirnya Zee pun meneteskan airmata di bahu ayahnya.

"Pho, tolong Zee. Zee lelah dan bingung harus bagaimana lagi mencari Nunew. Zee bingung, Pho." isak Zee dan Pho pun menghela nafas panjang dan memeluk Zee semakin erat.
.

Setelah beberapa saat, Zee dan Pho pun duduk saling berhadapan.
Pho melihat pada anaknya itu.
Wajah anaknya itu tidak segagah dulu dan juga badannya yang sedikit lebih kurus dengan kantung mata yang terlihat jelas.

"Kau belum menyerah, Zee?" tanya Pho dan Zee pun menatap ayahnya.

"Selelah dan sesusah apapun, Zee tidak akan pernah menyerah mencari Nunew, Pho." ujar Zee pelan.

"Bagus." ujar Pho sambil tersenyum dan Zee pun akhirnya tersenyum.

"Pho.... Apa Mae mau memaafkan Zee?" ujar Zee pelan.

"Zee, sekejam2nya Maemu dia tetap seorang ibu. Dia sering menangis mengingatmu, nak." ujar Pho dan Zee kembali menundukkan kepalanya dan kembali menangis pelan.

"Sampaikan maaf Zee pada Mae, Pho. Zee sayang pada Mae namun Zee juga tidak mau kehilangan Nunew, Pho. Zee sebenarnya tidak bisa memilih diantara kalian tapi Pho... Nunew yang menderita karena cinta Zee.. Dan sekarang Mae dan Pho yang menderita karena cinta Zee. Zee harus bagaimana, Pho? Zee bingung." isak Zee.

"Kau katakan itu sendiri pada Maemu, nak." ujar Pho sambil tersenyum dan Zee pun mengangkat kepalanya menatap Pho.

Pho mengarahkan kepalanya ke satu arah dan Zee mengikuti arahan kepala Pho.

"Mae.." ujar Zee dengan isakan yang semakin keras.

Zee melihat Maenya berdiri sambil menangis.
Tak lama Mae tersenyum dan membuka tangannya lebar.

Zee segera berlari dan memeluk Maenya.

"Mae, maafkan Zee, maafkan Zee, Mae." isaknya.

Mae tersenyum sambil menangis lalu memeluk erat Zee dan mengusap punggung Zee.

"Mae rindu padamu, sayang." ujar Mae dan Zee membenamkan wajahnya di bahu Mae.

"Mae... Mae.." isak Zee.

"Anakku, sayangku.." isak Mae.

Pho melihat Zee dan Mae sambil tersenyum dan ketika Mae melihat pada Pho, Pho pun menganggukkan kepalanya.

Setelah beberapa lama, Zee duduk disamping Mae dan Mae memeluk bahu Zee lalu Zee menyandarkan kepalanya di bahu Mae dan merangkul pinggang Mae.

"Zee, kenapa kau sampai seperti ini, sayang? Mae bukan tidak menyetujui hubunganmu dengan Nunew, tapi... Mae tidak tega melihatmu seperti ini, sayang." ujar Mae dan membelai pipi Zee dan meneteskan airmatanya.

"Mae, Zee tidak bisa menyerah sekarang. Zee harus menemukan Nunew, Zee perlu Nunew ada di samping Zee, Mae." ujar Zee dan kembali terisak.

"Baiklah, baiklah. Pho akan membantumu, Zee." ujar Pho dan Zee segera mengangkat kepalanya dan menatap Pho sambil tersenyum.

Tak lama Zee pun menatap Mae dan Mae pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Zee menundukkan kepalanya dan menghela nafas lega lalu kembali menangis.

Namun kali ini tangis lega dan bahagia yang Zee keluarkan.

Zee lalu menjatuhkan badannya dan bersujud pada Pho dan Mae.

"Terima kasih Pho, Mae." isak Zee dan Mae pun memegang bahu Zee dan mengangkatnya perlahan.

"Jangan begini, Zee. Bangunlah." ujar Mae sambil tersenyum.

Zee pun kembali duduk di samping Mae dan kembali merangkul pinggang Mae.

"Sekarang kau mandilah dan tidurlah yang benar. Mae dan Pho sekarang ada di belakangmu, sayang. Jadi kau tenanglah." ujar Mae dan dibalas anggukkan oleh Zee.

Betapa lega dan senangnya hati Zee mendengar itu dari kedua orangtuanya.

'Nunew, kau benar. Masih ada cara lain jika kita mau berusaha.' ujar Zee dalam hati.

Mae merangkul pinggang Zee dan mengantarnya ke dalam kamar.
Lalu Zee membuka jasnya dibantu oleh Mae lalu Zee membaringkan badannya dan Mae lalu menyelimuti Zee dan duduk di kepala Zee lalu mengelus kening Zee sambil tersenyum.

"Kau tidak akan mandi dulu, sayang?" tanya Mae dan Zee menggelengkan kepalanya.

"Zee sangat lelah dan ingin istirahat, Mae." ujar Zee.

"Kalau begitu tidurlah, sayang. Mae akan menemanimu hingga kau tertidur." ujar Mae dan Zee lalu membalikkan badannya dan menaruh kepalanya di pangkuan Mae dan memeluk pinggang Mae.

Mae terus mengelus rambut Zee hingga Zee merasa begitu tenang dan akhirnya Zee dapat tertidur dengan lelap.

Setelah melihat Zee yang terlelap, Mae mengangkat kepala Zee dari pangkuannya lalu menaruhnya di atas bantal dan mengecup keningnya lalu berjalan keluar dari kamar dan menatap Zee kembali ketika Mae membuka pintu.

Di depan pintu Pho sudah menunggu Mae.

"Dia tertidur?" ujar Pho dan Mae pun mengangguk.

"Ayo kita bicara di kamar." ujar Mae dan Pho pun merangkul pinggang Mae dan berjalan bersama menuju kamar di samping kamar Zee.













Bersambung.

Kemana ayo Nunew kira2?
Kalau ada yang benar besok Phi publish 4 chapter.

Kemana ayo Nunew kira2?Kalau ada yang benar besok Phi publish 4 chapter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

😁😁😁

𝘽𝙚𝙨𝙩 𝙒𝙞𝙨𝙝𝙚𝙨 21+⛔ (ZeeNunew) (024) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang