BW26

634 59 7
                                    

Nunew tetap terdiam dan memandang Zee.

"Maksud Bos apa? Kau sudah memutuskan tunanganmu?" ujar Net.

Zee yang masih menatap Nunew dengan tangannya yang menggapai ke depanpun akhirnya menurunkan tangannya setelah melihat Nunew yang tidak bergeming.
Zee lalu menatap Net.

"Khap. Setelah kepergian Nunew, aku memutuskan pertunanganku dan juga memutuskan hubunganku dengan kedua orangtuaku." ujar Zee dan Net maupun Nunew membelalakkan matanya.

"Benarkah? Kau melakukan itu demi Nunew?" ujar Net dan segera menatap Nunew yang masih terdiam menatap Zee dengan airmata yang masih mengalir.

"Kau tidak berbohongkan, Bos." ujar Net dan kembali melihat Zee.

"Untuk apa aku berbohong. Ceritanya panjang, karena itu aku mohon Nhu, dengarkan penjelasan Hia, sekali ini lagi." ujar Zee dengan memelas pada Nunew.

Net yang menyadari Nunew yang tidak juga menjawab Zee akhirnya menatap Nunew.

"New, kau tidak apa2?" tanya Net dan memegang kedua lengan Nunew yang berada di depan dada Nunew.
Namun entah mengapa Nunew masih juga terdiam.

"Net, kumohon, bisakah kita bicara? Akan kujelaskan semuanya, akan aku buktikan pada Nunew kalau aku kali ini serius akan melakukan apapun untuk kebahagiaannya." ujar Zee.

"Tapi..." gumam Net kembali melihat Nunew.

Tiba2 Nunew membalikkan badannya dan berjalan.

"New, kau mau kemana?" tanya Net sedikit berteriak dan Zee yang menghela nafasnya melihat Nunew yang berjalan menjauh.

"Pulang." ujar Nunew.

Lalu Net menatap Zee.

"Bos, bisakah Bos berikan dia sedikit waktu untuk memikirkan ini? Ini terlalu cepat untuk Nunew. Aku akan menemani dan membicarakannya dengan Nunew. Ok na?" ujar Net.

Namun tanpa mendengarkan jawaban Zee, Net segera berlari dan mengejar Nunew.

Zee melemaskan badannya dan menunduk lalu memejamkan matanya.

"Apa tidak ada maaf lagi darimu, Nhu. Apakah sekarang kau sudah membenciku begitu dalam?" ujar Zee pelan.

Zee terdiam dengan posisi yang sama beberapa saat hingga anak buah Pho mendekatinya dan memegang lengan Zee lalu membawanya kembali masuk ke dalam mobil.

"Tuan, lebih baik tuan tenangkan diri dulu. Bagaimana kalau kita mencari hotel untuk tuan beristirahat?" ujar pria itu dan Zee menatapnya lalu mengangguk pelan.
.
.

Sementara Net yang dapat menyusul Nunew berjalan di samping Nunew sambil sesekali menatap wajah Nunew.

Setelah sampai di rumah mereka Nunew segera masuk kedalam kamarnya dan tak beberapa lama Nunew keluar kembali dengan handuk di bahunya.

"Net aku mandi duluan, yah." ujar Nunew dan Net yang terduduk di sofa pun mengangguk.

Nunew lalu masuk ke dalam kamar mandi sementara Net menyandarkan badannya di sofa dan mendengakkan kepalanya menatap langit2 rumah.

"Mengapa Nunew seperti ini? Apa yang harus kulakukan? Apa aku tanyakan saja padanya?" gumam Net pelan.

Sementara di kamar mandi, di bawah guyuran shower Nunew memegang tembok di depannya dan menunduk lalu menangis.

"Kenapa Hia harus kembali? Kenapa Hia tidak bisa membiarkan aku tenang?" gumam Nunew.

Tak berselang lama Nunew pun keluar dari kamar mandi dan berjalan lalu duduk di sofa di depan Net sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.

Net pun terus menatap Nunew.

"Net, jangan menatapku seperti itu, aku tidak apa2." ujar Nunew pelan, namun matanya tidak menatap Net.

"Kau tidak baik2 saja, New. Itu terlihat jelas diwajahmu." ujar Net dan mendekat pada Nunew lalu mengambil kedua tangannya dan menggenggamnya.

"Apa perasaanmu terhadap Bos Zee sekarang? Dan jangan membohongiku. Terlebih jangan membohongi dirimu sendiri." ujar Net pelan dan Nunew pun menatap Net namun bibir Nunew mengatup lalu Net segera memeluknya dan Nunew pun menangis keras di pelukan Net.

"Tidak apa2 New. Tidak apa2. Apapun keputusanmu, aku akan tetap menemanimu dan menjadi kakakmu." ujar Net pelan di telinga Nunew.

"Aku masih mencintai Hia, Net. Tapi Nunew takut kejadian yang sama akan terjadi lagi di kemudian hari. New tidak mau merasakan sakit itu lagi, Net." isak Nunew dan Net pun menghela nafas panjang sambil membelai rambut Nunew di dadanya.

"New, kau tidak usah memaksakan diri untuk menerima dia lagi jika kau benar2 tidak mau kembali. Kau pikirkan dengan baik keputusanmu dan jangan merasa terpaksa dengan apapun keputusanmu. Biar hatimu yang menentukan pilihanmu, New." ujar Net.

"Dengar New. Aku akan bicara dengan Bos Zee agar memberimu waktu lagi. Ok na." ujar Net dan memegang kedua pipi Nunew.
Nunew pun akhirnya mengangguk.

"Sudah sekarang kau tidurlah. Jangan terlalu dipikirkan. Semuanya pasti ada jalannya." ujar Net dan Nunew pun kembali mengangguk.

Net dan Nunew pun berdiri lalu masuk ke dalam kamar masing2.
Nunew menaiki tempat tidurnya dan menyelimuti badannya hingga dadanya lalu menatap langit2 kamar dan melamun sampai entah berapa lama hingga dia tertidur.

Sementara Zee di dalam kamar hotel sama sekali tidak dapat memejamkan matanya.
Pikirannya melayang pada Nunew yang tidak mau menerimanya kembali.

Tak lama kemudian ponsel Zee pun berbunyi dan Zee segera mengambil ponsel itu dan tersenyum setelah melihat siapa nama yang tertera di layar.

"Pho, sawadikhap." ujar Zee.

"Sawadikhap, Zee." ujar Pho.

"Ada apa Pho menelepon Zee malam2 begini, Pho? Pho belum tidur?"

"Bagaimana Pho bisa tidur, sedang kau tidak memberi Pho kabarmu."

"Maafkan Zee Pho. Zee baik2 saja."

"Pho tahu itu, bagaimana urusanmu dengan Nunew? Apa kau sudah menemukannya?" tanya Pho.

Zee pun terdiam dan tidak tahu akan berkata apa pada Phonya itu.

"Zee, Zee.." ujar Pho yang heran karena tidak ada jawaban dari Zee.

"Khap, Pho. Pho, Nunew belum mau menerima Zee kembali. Apa yang harus Zee lakukan Pho?" ujar Zee dengan suara yang menahan airmatanya dan sepertinya Pho pun mendengar suara Zee yang seperti itu.

"Zee, dengarkan Pho, na! Zee kau sebagai seorang laki2 sejati harus bertanggung jawab dengan semua kelakuanmu. Jangan menyerah atau berputus asa. Kejar terus semua cita2 dan cintamu, nak. Pho dan Mae disini hanya bisa memberimu semangat dan restu agar semua best wishesmu terwujud. Namun ingat nak, semua itu tetap harus ada perjuangannya." ujar Pho.

Dan akhirnya Zee tersenyum dan terduduk mendengarkan nasihat Pho nya itu.

"Khap Pho. Pho benar, Zee tidak akan menyerah atau berputus asa. Seperti juga yang Nunew bilang pasti ada banyak jalan agar kita dapat mewujudkan keinginan terbaik kita selama kita mau berjuang. Terima kasih, Pho, Zee beruntung bisa mempunyai orangtua seperti Pho dan Mae." ujar Zee.

"Kami juga bersyukur mempunyai anak seperti kamu, Zee. Sekarang tidurlah agar besok kau dapat tenaga untuk mengejar cintamu itu." ujar Pho dan Zee pun kembali tersenyum.

"Khap Pho. Selamat malam."
















Bersambung.

𝘽𝙚𝙨𝙩 𝙒𝙞𝙨𝙝𝙚𝙨 21+⛔ (ZeeNunew) (024) Where stories live. Discover now