BW25

603 69 10
                                    

Pagi harinya, Pho segera mengerahkan anak2 buahnya untuk mencari Nunew.
Zee menyerahkan foto dan ciri2 Nunew pada anak2 buah Pho.

Hingga satu Minggu kemudian.

"Tuan maaf mengganggu, saya sudah menemukan di mana tuan Nunew berada, dia berada di kota Sukhothai bersama temannya bernama Net Siraphop." ujar orang itu dan Pho pun tersenyum dan segera menghubungi Zee anaknya yang berada di kantor.

"Khap Pho?"

"Zee, Pho sudah berhasil menemukan kekasihmu. Kemarilah dan kita bicarakan disini."

"Benarkah? Baik, Zee segera kesana sekarang Pho." ujar Zee dan menutup sambungan teleponnya.

Tak lama kemudian Zee datang dan Pho pun menyerahkan berkas2 dimana Nunew berada dengan beberapa foto didalamnya.

Zee meneteskan airmata melihat foto2 Nunew walau dalam foto2 itu tidak terlalu jelas, namun Zee tahu, sosok itu yang dia rindukan selama ini.

"Zee, besok kau berangkatlah. Biar urusan kantor akan Pho atasi sementara." ujar Pho sambil menepuk bahu Zee.

"Zee akan pergi sekarang juga, Pho." ujar Zee.

"Jangan sekarang, Zee. Persiapkan dulu dirimu, jangan tergesa2." ujar Pho lagi dan Zee pun dengan terpaksa menyetujui Pho walau dalam hatinya ingin sekali berlari detik itu juga.
.
.

Keesokan harinya pagi2 sekali, Zee dan salah satu anak buah Pho pun segera berangkat ke kota dimana Nunew berada.
Hingga hampir tengah hari mereka baru sampai di tujuan mereka.

Jantung Zee terasa sesak ketika melihat sosok yang sangat dia rindukan ada di depan matanya.

Zee melihat Nunew yang sedang mengangkat sebuah dus dan memasuki sebuah toko.
Nunew terlihat lebih kurus dalam pandangan Zee.
Tak terasa airmata pun jatuh di pipi Zee ketika dia melihat betapa Nunew lelah mengangkat berdus dus barang di bahunya.

Ingin sekali Zee berlari dan menemuinya sekarang juga, namun banyaknya orang2 yang keluar masuk toko itu menghentikan keinginan Zee.

Zee terus menatap Nunew dari dalam mobilnya.
Tak lama kemudian Zee melihat lagi seseorang yang dia kenali.

"Net?" gumam Zee pelan ketika melihat Net yang keluar dari toko itu membawakan kresek2 belanjaan seorang pelanggan wanita.

'Ternyata selama ini, Nunew bersama Net?' batin Zee.

Hingga akhirnya malam pun tiba dan para pelanggan toko itu semakin berkurang.
Mata Zee tidak pernah lepas dari sosok Nunew.

Zee melihat semua kegiatan Nunew seharian itu.
Hingga akhirnya Nunew keluar bersama Net dan menutup toko itu.

Zee pun segera keluar dari mobil dan berlari mendekati Nunew dan Net.

Net merangkul bahu Nunew, Zee melihat mereka tertawa dan tiba2 Net mencium pelipis Nunew.
Terlihat Nunew mendengakkan kepalanya sambil tersenyum.

"Nhu." teriak Zee dan berhenti berjalan tak jauh dari Nunew dan Net.

Net segera membalikkan kepalanya melihat sumber suara itu, namun Nunew hanya terdiam membatu.

Nunew mengenali suara itu, suara yang tidak ingin lagi didengarnya.
Suara yang dulu menyiksanya, suara yang dulu dia rindukan setiap hari.

"Bos Zee?" ujar Net pelan.

Jantung Nunew serasa jatuh ketika Net menyebutkan nama itu.
Net segera menatap wajah Nunew yang masih dalam rangkulan Net.

Dan tiba2 Nunew berlari meninggalkan Net dan Zee.

"New."

"Nhu." teriak Net dan Zee bersamaan.

Net dan Zee pun segera berlari mengejar Nunew yang dengan cepat menggerakkan kakinya.
Zee dapat mendahului Net di depannya, pandangan Zee hanya pada sosok Nunew yang semakin dekat dengannya.

"Bos Zee tunggu dulu. Berhenti." teriak Net, namun Zee menghiraukan panggilan Net dan terus mengejar Nunew, hingga akhirnya Zee dapat memegang lengan Nunew dan menariknya.

"Nhu, tunggu dulu." teriak Zee.

"Lepaskan aku." teriak Nunew.

Namun Zee tidak melepaskan pegangan tangannya, malah Zee menarik Nunew ke dalam pelukkannya dan menahan tubuh Nunew.

"Lepaskan, lepaskan aku, Hia. Nhu mohon." isak Nunew.

Nunew menangis dan berontak berusaha melepaskan pelukan Zee, namun tenaga Zee lebih besar darinya dan dapat menahan rontaan Nunew.

"Nhu, tolong dengarkan Hia dulu. Nhu, Hia mohon dengarkan Hia." ujar Zee pelan.

Tak lama kemudian tiba2 bahu Zee tertarik kebelakang dan sebuah tangan memukul pipi Zee.

"Lepaskan dia, bajingan." teriak Net.

Zee melepaskan pelukannya dan terjatuh ke aspal di bawahnya.

Net lalu menghampiri Zee dan meremas kerah Zee sambil berjongkok.

"Jangan ganggu lagi Nunew, bajingan. Pulanglah kau pada tunanganmu dan tinggalkan Nunew sendiri. Kau sudah cukup membuatnya menderita." teriak Net dan Zee menatap Net yang benar2 marah padanya.

Zee hanya mendengakkan kepalanya menatap Net dengan airmata yang mulai mengalir di pipinya.

Lalu Zee membalikkan wajahnya dan melihat Nunew yang menangis dan memejamkan matanya.
Nunew menggenggam kedua tangannya di depan dadanya.

"Nhu, maafkan Hia. Tolong beri Hia satu kesempatan lagi, dengarkan Hia, na?" ujar Zee dengan nada yang memohon.

Net melepaskan remasan tangannya di kerah Zee dengan kasar lalu berdiri dan berjalan menghampiri Nunew lalu memeluknya.

"Tidak apa2 New. Aku akan melindungimu." ujar Net.

Zee melihat itu dan menundukkan kepalanya.

'Apakah aku ancaman untuk Nunew hingga Net harus berbicara seperti itu? Tidak aku harus meyakinkan Nunew kalau aku sudah berubah, aku tidak akan pernah menyakitinya lagi.' pikir Zee.

"Nhu, dengarkan Hia." ujar Zee dan berusaha berdiri.

Zee menatap Nunew dan Net pun melepaskan pelukkannya dari Nunew dan akhirnya Nunew menatap wajah Zee di depannya.

"Nhu, Hia sudah melepaskan semuanya demi kamu. Hia sudah berjuang dan berusaha demi kita dan Hia berhasil Nhu. Mulai sekarang Hia akan selalu mendahulukan Nunew, Hia akan selalu berusaha membahagiakan Nunew...... Hia mohon, kembalilah pada Hia, na?" ujar Zee dan menggampaikan tangannya pada Nunew sambil menangis.

"Hia rindu padamu, Nhu. Kembalilah, na?" gumam Zee lagi.

















Bersambung.

𝘽𝙚𝙨𝙩 𝙒𝙞𝙨𝙝𝙚𝙨 21+⛔ (ZeeNunew) (024) حيث تعيش القصص. اكتشف الآن