BW34

692 62 4
                                    

Pagi2 sekali Zee sudah membuka matanya, namun Zee tidak beranjak dari tempat tidurnya, dia hanya menatap Nunew di pelukkannya sambil tersenyum dan menyentuh2 wajah Nunew pelan dengan jarinya.

Tak lama kemudian Nunew pun mengguliat dan membuka matanya.
Nunew tersenyum ketika melihat Zee yang tersenyum padanya.

"Selamat pagi, sayang." ujar Zee pelan.

"Selamat pagi, Hia." balas Nunew dan telentang lalu merenggangkan badannya.

Zee tersenyum melihatnya lalu bangun dan kembali menjatuhkan badannya di atas badan Nunew.
Zee memeluk pundak Nunew, lalu mencium dagu Nunew.

Nunew pun memegang pundak Zee dan menaikkan sedikit kepalanya dan mencium bibir Zee.

"Hia, hari ini Nunew harus pulang ke rumah Net. Nunew ijin pada Net hanya 2 hari saja. Jadi hari ini Nhu harus pulang." ujar Nunew pelan dan Zee menundukkan kepalanya.

"Nhu, ini rumah Nhu sekarang. Kau mau pulang lagi ke mana?" ujar Zee dengan nada yang sedih.

"Hia. Ini rumah Hia. Nhu belum bisa menyebut rumah ini rumah Nhu." ujar Nunew.

"Lagipula Nunew tidak enak pada Net jika begitu saja meninggalkan dia." ujar Nunew dan mengepalkan tangannya dan menempelkannya ke pipi Zee di atasnya.

"Net.. Net.. Net.. Apa kau hanya memikirkan dia? Bagaimana dengan aku?" ujar Zee.

"Hia.. Nhu berhutang banyak pada Net. Nhu tidak bisa mengabaikan Net." ujar Nunew dan sebenarnya Zee juga mengerti tapi Zee masih tidak rela berpisah dengan Nunew.

"Hia bisa berkunjung setiap minggu kan? Maafkan Nhu na Hia." ujar Nunew lagi dan memeluk leher Zee.

"Baiklah. Hia sudah berjanji akan mengikuti apa maumu." ujar Zee dan bangkit dari tubuh Nunew dan duduk di sampingnya.

Nunew pun ikut bangkit dan duduk di samping Zee.
Nunew lalu mencium pipi Zee.

"Nhu mandi dulu. Perjalanan ke sana jauh, Nhu harus segera berangkat." ujar Nunew dan keluar dari selimut lalu berjalan ke kamar mandi dan Zee hanya menatap punggung Nunew lalu menundukkan kepalanya.

Setelah beberapa lama Nunew pun keluar dari kamar mandi dengan mengenakan bathrob dan mengusap2 rambutnya yang basah dengan handuk kering.

"Hia cepatlah mandi, nanti Hia terlambat ke kantor." ujar Nunew.

"Tidak apa2. Hia pemilik kantor itu jadi terserah Hia." ujar Zee.

"Hahh sudah Nhu bilang Hia harus benar2 melaksanakan tanggung jawab Hia sebagai atasan. Bagaimana Hia mengharapkan para bawahan untuk mengikuti peraturan jika bosnya saja begini." ujar Nunew sambil mempoutkan bibirnya.

Zee melihat Nunew lalu tersenyum.

"Ah ah.. Baiklah. Apapun katamu, sayang." ujar Zee dan Nunew pun tersenyum kembali.

Zee keluar dari selimutnya dan berjalan ke kamar mandi dan melewati Nunew.
Dan ketika Zee tepat di samping Nunew, Zee memeluk pinggang Nunew dan mencium bibirnya.
.
.

"Selamat pagi, sayang." teriak Mae ketika melihat Zee dan Nunew yang baru masuk ke ruang makan.

Nunew pun memberikan wai pada Mae dan Pho.

"Sawadikhap Mae." ujar Nunew.

"Ayo cepat kita sarapan bersama." ujar Mae dan duduk di samping Pho.

Zee dan Nunew pun duduk bersebelahan dengan Zee.
Mereka pun makan dengan santai.

"Mae, Pho. Nunew mau pamit akan kembali ke Sukhothai hari ini." ujar Nunew dan Mae membelalakkan matanya.

"Kau tidak akan tinggal di rumah Zee? Mengapa kau akan kembali ke sana, New?" tanya Mae.

"New masih punya pekerjaan yang harus New kerjakan Mae. Dan juga New tidak bisa meninggalkan Net sendiri di sana." ujar Nunew dan Mae kembali menunduk.

"Tidak bisakah kau bilang pada temanmu itu kalau kau keluar dan akan bersama suamimu ini?" ujar Mae.

Ucapan Mae membuat Zee dan Nunew membelalakkan matanya.
Dan Zee pun menatap Nunew begitupun sebaliknya.
Akhirnya Nunew kembali menunduk dan tersenyum.

"Hia bukan suami Nunew, Mae." ujar Nunew pelan dan Zee menunduk.

"Iya tapi dia calon suamimu kan? Kalau begitu cepatlah kalian menikah dan tinggal bersama. Mae tidak percaya pada hubungan jarak jauh." ujar Mae tanpa memperhatikan wajah kedua anak muda didepannya yang sudah salah tingkah.

"Au na.. Zee kau sebagai alpha seharusnya bergerak cepat agar kau tidak kehilangan calonmu." ujar Mae dan Nunew juga Zee kembali membelalakkan matanya menatap Mae.

"Mae.. Apa yang Mae katakan itu?" teriak Zee salah tingkah dengan perkataan Maenya itu dan Nunew hanya tersenyum malu.

"Tapi Mae benarkan? Kau suami dan Nunew akan menjadi istrimu, ya kan?" ujar Mae dan Zee hanya menatap pada Nunew yang semakin menunduk.

"Mae, Nunew juga akan menjadi suamiku bukan istriku." ujar Zee pelan.

"Tidak bisa. Nunew harus menjadi istrimu. Dia harus kau urus dengan baik. Dia harus menjadi ratumu." ujar Mae dan Nunew tersenyum lebih lebar dan Zee melihat itu.

"Mae, Nunew suami Zee, tapi Zee akan mengurusnya dengan baik. Zee akan menyediakan semua yang Nunew butuhkan, lahir dan batinnya." ujar Zee dan Nunew pun membelalakkan matanya menatap Zee.

"Kalian ini ribut soal ini di depan Nunew. Lihat dia sudah seperti akan mengubur dirinya sendiri karena malu." ujar Pho sedikit tertawa dan akhirnya Mae dan Zee pun tertawa sementara Nunew seperti yang Pho katakan ingin sekali mengubur dirinya sendiri karena malu.

"Nunew permisi dulu, Pho, Mae, Hia. New harus mengejar kereta." ujar Nunew.

"Zee kenapa tidak kau antarkan dia? Biar kantor Pho akan tangani hari ini." ujar Pho dan Zee pun tersenyum lebar dan mengangguk.

"Tidak perlu Pho. Hia akan lelah jika pulang pergi ke Sukhothai. New bisa pulang sendiri." ujar Nunew.

"Nhu, Hia akan mengantarkanmu selamat sampai tujuanmu. Hia yang membawamu kemari jadi Hia juga yang akan mengembalikanmu ke sana sampai kau aku ambil dan tidak akan kukembalikan ke sana." ujar Zee dan Nunew pun tersenyum lalu mengangguk.

Akhirnya mereka berdua pamit pada Pho dan Mae dan merubah perjalanan mereka menjadi naik pesawat terbang.

Sesampainya disana mereka berbincang dengan Net dan menceritakan semua yang terjadi pada Net dan setelah hari menjelang sore, Zee pun dengan terpaksa pamit pada Net dan Nunew.

Nunew dan Net mengantarkan Zee sampai taksi yang akan membawa Zee ke bandara.
Zee melihat Nunew dengan sedih sambil memegang pintu taksi.

Lalu tiba2 Zee berjalan kembali pada Nunew dan memeluknya lalu memandang wajahnya dan mencium bibir Nunew.

Dan dengan berat Zee kembali ke taksi dan Zee terus menatap Nunew hingga Nunew dan Net pun tidak terlihat lagi.

















Bersambung.

𝘽𝙚𝙨𝙩 𝙒𝙞𝙨𝙝𝙚𝙨 21+⛔ (ZeeNunew) (024) Место, где живут истории. Откройте их для себя