Gadis itu hanya diam tapi tangannya meraba perut rata miliknya dengan gemetar
Mata indah itu berkaca-kaca, hidungnya pun memerah dengan desakan air mata yang keluar sangat menyakitkan baginya.
Kiara memang gadis bodoh yang mudah ditipu, tapi bukan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sepasang kekasih menikmati pemandangan cahaya yang di suguhkan oleh gemerlap lampu di tengah malam. Tangan Angkasa tak barang sebentar berpindahkan tempat dari pinggang ramping kekasihnya.
Raga bisa saling memeluk menghangatkan dinginnya malam, tapi bagaimana jika pikiran salah satunya berkelana jauh tak menetap bersama raga. Starla mendongak menatap Angkasa yang sedari tadi sibuk dalam lamunannya.
"Sebenernya apa yang ganggu pikiran kamu?" tanyanya gadis itu mengusap pelan rahang Angkasa.
"Hm? Gak ada sayang." jawabnya dengan tenang.
"Kamu bohongin aku." ungkap Starla.
"Siapa yang bohongin kamu, aku beneran gapapa. Aku cuma kepikiran kerjaan yang Papa kasih." bohongnya dengan handal.
Starla memilih mengangguk meski pun ia tau Angkasa tengah berbohong, jelas ia tau pekerjaan tak akan sampai membuat mood kekasihnya kacau. Ini lebih dari pekerjaan!
"Maaf ya jadi kebawa-bawa gini, padahal kita lagi liburan." ucapnya sembari mengusap lembut surai halus Starla.
"Eung.. gapapa, kalo kamu ada apa-apa harus cerita ke aku ya. Jangan disimpen sendiri." pintanya terselip harap bahwa Angkasa mau terbuka padanya.
Anak kedua Aditama itu mengangguk dengan senyum lembut menenangkan.
Sial, gadis sebaik Starla harus bersanding dengan dirinya yang brengsek. Tapi apapun yang terjadi Angkasa bersumpah tak akan melepaskan wanitanya.
....
Musim hujan belum masuk dalam predaran Indonesia, tapi rupanya bening kristal jatuh deras membasahi sebagian bumi. Pagi yang dingin tak serta membuat seorang gadis terusik dari tidurnya, atau lebih tepatnya dari pingsannya.
Tergeletak tak berdaya, keringat dingin membasahi tubuh Kiara dengan suhu tinggi. Anak itu jatuh sakit setelah kemarin lari di tengah hujan deras, anak yang lahir premature rentan sakit karna memiliki pertahanan yang bisa di bilang lemah.
Pintu di ketuk beberapa kali oleh seorang pekerja wanita dirumah Aditama. Pagi sudah datang tapi nona mudanya belum bergabung untuk sarapan.
Tak mendapati jawaban wanita itu mencoba memutar knop pintu barang kali pintu di depannya itu tak terkunci. Benar saja pintu bisa di buka dengan mudahnya, baru melangkah ia sudah mendapati tubuh yang tergeletak di atas karpet berbulu disamping ranjang.
"Nona.. Non Kiara.." panggilnya beberapa kali menepuk pundak kecil tersebut. Tangannya yang menyentuh tubuh Kiara terasa panas, segera wanita itu menempelkan tangannya di kening nonanya. Benar Kiara demam tinggi.
Kepala pelayang itu segera meminta temannya untuk ikut membantu memindahkan Kiara ke atas ranjang. Dengan cekatan ia segera menghubungi dokter pribadi keluarga untuk memeriksa Kiara.
