Stupid Girl ! -10

8.1K 316 6
                                    

Senja hanya terdiam menatap keindahan taman dengan sorot kosong, lamunannya terus mengusik kejadian semalam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Senja hanya terdiam menatap keindahan taman dengan sorot kosong, lamunannya terus mengusik kejadian semalam. Saat ia ikut serta mengantar Langit dan Kiara menuju rumah sakit, ada perasaan kosong dan kian perih melihat bagaimana kasih sayang abangnya tercurahkan pada Kiara seorang.

Senja, juga ingin.

Senja bisa bersaing dengan Kiara dihadapan semua manusia, tapi akan selalu kalah dihadapan Langit.

Gadis bersurai panjang itu sangat bisa atau bahkan akan selalu mendapatkan kasih sayang yang luar biasa dari kedua orang tuanya, tapi tetap saja itu tidak menggantikan ruang kosong yang ia ingin terisi oleh perhatian kedua abangnya.

Langit sibuk dengan dunianya yang selalu tentang Kiara, sedangkan Angkasa? Pemuda itu sering pergi dari rumah membuat komunikasi dengan kaluarganya sendiri terbatas.

Salah kah Senja merasa iri terhadap Kiara?

...

Pagi sudah datang tak membuat Langit beranjak dari tempatnya semalam, tepat disisi brangkar adik bungsunya.

Semalam Kiara langsung dilarikan ke rumah sakit lantaran memiliki beberapa luka beserta pendarahan. Langit kalang-kabut bukan main, adiknya tengah hamil muda dan anak itu mendapatkan siksaan dari orang tuanya. Wajah manis Kiara memar terlihat sangat menyedihkan, terasa pedih bagi Langit. Putra pertama Aditama itu lagi-lagi merasa gagal menjaga adiknya. Beruntung janin Kiara masih bisa di selamatkan.

Meski kehamilan Kiara adalah kesalahan. Namun, bukan berarti sengaja melenyapkan adalah tindakan yang benar. Lagi pula Langit ingat saat informasi yang ia dapatkan bahwa Kiara pernah dipaksa untuk menggugurkan janinnya oleh si brengsek itu, berakhir dengan Kiara yang kabur ketakutan. Itu artinya sedikit banyak Kiara ingin mempertahan janinnya.

Sialan, umpat pria itu saat mengingat fakta yang beberapa waktu lalu menghantam perasaannya.

Langit merasa tak berguna sebagai seorang kakak.

Lenguhan kecil menarik atensi Langit, gadis itu mengerjao beberapa kali menyesuaikan cahaya yang terasa menusuk kedalam retinanya.

"Adek, mana yang sakit?" tanya Langit saat mendapatkan raut kesakitan dari wajah pucat Kiara.

Yang ditanya menggeleng pelan, ia kesusahan mengelurkan suara tenggorokannya terasa kering. Belum lagi tubuhnya terasa tak nyaman lantaran dibeberapa bagian terasa nyeri.

"Ini minum dulu." seolah paham Langit menyodorkan segelas air mineral.

"Kalo ada yang sakit bilang ya.." pintanya meletakkan kembali gelas diatas meja kemudian tangannya mengusap lembut pelipis Kiara.

Anak itu memilih terpejam, perasaan sakit berbondong-bondong menyeruak hatinya. Kenapa takdir tak membuatnya mati saja? Bukankah selama ini ia hidup tak di inginkan? Ia juga merasa tak berguna, jadi bukankah lebih baik mati saja?

Stupid Girl !Where stories live. Discover now