Pagi ini Kiara duduk di dekat kolam ikan milik Kenz, di hadapannya ada meja kecil dengan laptop menyala yang menampilkan keberadaan Kenz di dalam sana. Pemuda itu sedang sibuk dengan berbagai kertas yang tidak di ketahui Kiara kegunannya apa.
"Kenn.." panggil Kiara saat Kenz malah sibuk dengan kegiataannya
"Hm?"
"Kenn udah makan?" tanya anak itu pelan.
Pemuda di balik layar itu mengangkat wajah, kaca mata terbingkai indah di pangkal hidungnya.
"Jam berapa ini Cil, di sini udah jam sepuluh malem. Gue udah makan tadi sore." jawab Kenz kembali membaca kertas di hadapannya.
"Wah di sana udah malem?! Kia gak tau.." pekik anak itu kagum, ia tak pernah tau bagaimana Amerika, tak tau pula jika perbedaaan waktu sangat jauh.
Mendengar seru-an Kiara, Kenz berinisiatif mengangkat laptop miliknya untuk ia perlihatkan langit malam dari balkon kamarnya.
"Udah malem Cil, mana dingin pula." celetuk Kenz.
"Wah! Bagus sekali tempat tinggal Kenn.. seru.. seru.." sangking takjubnya melihat lampu gerlap malam dari gedung-gedung besar Kiara bertepuk tangan.
"Kenn.. Siapa aja yang tinggal di sana?" meski Kiara sudah tau, anak itu memilih bertanya lagi. Di lihat dari kamar Kenz rumah di sana pasti sangat besar.
Kenz kembali duduk di meja belajar, "Kan udah di kasih tau sebelum gue kesini bakal tinggal sama siapa. Ngapain nanya lagi?"
"Kia kan mau tanya aja, rumah di sana pasti besar ya Kenn?"
"Gak sebesar rumah Indo, biasa aja. Cuma kamar gue emang paling gede dari pada kamar Paman Jack sama Bibi Carina."
Kiara mengangguk paham, "Paman Jack sama Bibi Carina itu suami istri ya Kenn?" tanya Kiara penasaran.
"Hm, mereka salah satu kepercayaan Ayah di sini. Mangkanya gue tinggal sama mereka. Punya anak cowok satu, umurnya dua puluh lima taun, namanya Samuel. Apa lagi yang pengen lu tanyain?" pernyataan Kenz mengundang kekehan kecil Kiara.
"Ngapain ketawa?"
Kiara menggeleng, tangannya menyelipkan rambut pada telinga untuk mengurangi kegugupan yang tiba-tiba datang. Bagaimana tidak, Kenz di balik layar sangat terlihat segar dan tampan. Kiara suka!
"Gimana bayi, nakal gak hari ini?" tanya Kenz menatap fokus pada layar panggilan tersebut.
"Bayi sehat, sehat sekali! Tadi Kia makan banyak. Bunda masakin Kia makanan sehat, tumis bayam sama di campur ayam gitu. Kata Bunda bayam banyak manfaatnya buat Kia."
Kenz tersenyum kecil melihat binar ceria dari wajah manis Kiara. Anak itu terlihat semakin berisi.
"Baguslah.."
Kiara mengangguk, tangannya sibuk memasukan buah anggur merah sehingga pipinya membulat sempurna.
"Jangan makan anggur banyak-banyak."
"Kenapa?"
"Wine itu fermentasi dari anggur merah, ntar lu mabuk."
Jemari Kiara yang memegang anggur kontan terdiam melayang saat mendengar ucapan Kenz.
"Kenn.. beneran? Kia udah makan banyak loh, gimana ini!?" tanya anak itu heboh, yang ia tau perempuan hamil tidak boleh mengonsumsi minuman yang dapat membuat mabuk. Lalu bagaimana dengan dirinya?
"Tapi bo'ong.."
Kenz dengan santainya menjawab seolah ucapannya tak mengandung ke khawatiran pada Kiara.
YOU ARE READING
Stupid Girl !
Teen FictionGadis itu hanya diam tapi tangannya meraba perut rata miliknya dengan gemetar Mata indah itu berkaca-kaca, hidungnya pun memerah dengan desakan air mata yang keluar sangat menyakitkan baginya. Kiara memang gadis bodoh yang mudah ditipu, tapi bukan...
