Stupid Girl ! -11

7K 296 20
                                    

Pemeriksaan sudah dilakukan, bahkan Kiara sudah diberikan obat hormonal untuk mempertahankan kehamilan anak itu.

Langit berpesan pada Kenz dan Kenzy untuk jangan melontarkan banyak pertanyaan pada adiknya, ia sendiri yang akan menjawab rasa penasaran mereka. Tapi sebelum itu Langit meminta kedua remaja kembar tersebut untuk menemani Kiara sebentar dirumah sakit lantaran ia harus pulang terlebih dahulu.

Banyak permasalahan rumit yang berkabut dalam pikiran Langit, membuat pria 28 tahun itu kewalahan menghadapi banyak hal.
Sebelum benar-benar pulang Langit melangkah menuju salah satu ruangan dokter yang tak lain adalah temannya.

Pria itu masuk setelah mendapatkan jawaban dari balik pintu yang bertulis Dr. Tama.

"Jadi apa yang ingin kau tanya kan?" ucap dokter Tama membuka obrolan.

"Santai saja jangan terlalu formal." ucap Langit mencairkan suasana yang mana mendapatkan kekehan dari dokter tersebut.

"Jadi?"

Langit masih terdiam beberapa detik bingung menyusun kalimat yang benar.

"Anak yang lahir dari hubungan incest.. apa dia akan cacat?" akhirnya pertanyaan itu berhasil terucap.

Meski merasa heran atas pertanyaan pria dihadapannya itu dokter Tama tetap menjawab secara professional.

"Risiko akibat hubungan sedarah.. ada beberapa kemungkinan terburuk yang dapat terjadi pada keturunan dari hubungan sedarah, yaitu Anak berisiko tinggi terlahir dengan kelainan genetik. Gangguan mental dan disabilitas intelektual. Bisa juga seperti Albinisme, Fibrosis kistik, dan Hemofilia." terangnya cukup menghantam kesadaran Langit.

Bagaimana ini? Fakta yang lebih buruk tertimpa padanya lagi. Bagaimana ia harus mengambil tindakan, haruskah ia membiarkan Kiara melahirkan bayi itu? Ataukah ia memberi pengertian untuk menggugurkan janin tersebut? Tapi mengingat respon Kiara setelah mengetahui kandungannya bisa terselamatkan sudah cukup menjawab bahwa anak itu merasa mulai bisa menerima kehamilannya.

"Siapa yang ngalamin kasus ini?" suara dokter Tama memecahkan lamunan Langit.

Langit menatap lamat dokter dihadapannya "Kerabat gue." jawabnya pelan.

"Menurut lu dia harus ngelahirin anaknya apa milih buat gugurin kandungan itu?" lanjutnya bertanya.

"Semua janin yang udah hidup dalam rahim perempuan berhak buat dilahirin, cuma dalam kasus ini beda..
Menurut gue sebagai seorang dokter yang paham gimana resiko yang bakalan terjadi, gue saranin sih mending digugurin aja. Ya.. meskipun gue tau itu adalah tindakan gak bener, tapi mau gimana lagi dari pada itu bayi lahir cacat? Belum lagi resiko penyakit lainnya. Intinya kasian tu anak yang lahir dari hubungan incest." jawabnya dengan jelas sekaligus memberi saran pada temannya tersebut.

Setelah mendapatkan jawaban Langit langsung pamit untuk segera pulang, tak lupa ia berterimakasih atas jawaban dan saran dokter Tama.

Kepalanya terasa akan pecah.

...

Pukul 18: 43 wib Langit baru saja memasuki rumahnya, hari sudah berganti malam. Tubuhnya terasa sangat lengket lantaran tak sempat membersihkan diri sejak kepulangannya dari luar kota kemarin.

Baru saja ia akan menaiki anak tangga, suara Alvin menghentikan langkahnya.

"Baru pulang kamu?" lontarnya dingin entah bagaimana bisa pria tua itu sudah berdiri disana.

"Iya Pah, aku ke atas dulu."

"Kamu itu jangan pilih kasih, adek kamu bukan cuma anak bodoh itu. Sesekali luangkan waktu buat Senja, dia sedih karna kamu pilih kasih." kalimat itu sukses menghentikan langkah Langit.

Stupid Girl !Where stories live. Discover now