Stupid Girl ! -13

6.7K 305 24
                                    

Setelah dirawat selama tiga hari akhirnya Kiara bisa menginjakkan kaki di kediamannya. Rasanya ia tak sabar untuk tidur kamarnya sendiri.

Langit menuntun Kiara dengan pelan masuk kedalam. Kondisi adiknya memang sudah cukup baik tapi dokter menyarankan untuk tidak melakukan aktifitas berlebih. Baru saja keduanya sampai diruang tamu ternyata di sana sudah ada semua anggota keluarganya dengan posisi Angkasa yang menunduk dalam.

Suasana tegang itu sangat kental terasa, terlebih saat raut wajah Alvin penuh amarah menatap Angkasa.

"Apa yang kamu lakukan Angkasa! Apa gak cukup anak bodoh itu yang mempermalukan keluarga kita!" tudingnya keras saat melihat kedatangan anak yang sangat ia benci.

Angkasa yang belum mengetahui tentang kehamilan Kiara hanya menatap bingung.

"Anak itu hamil dan sekarang kau menghamili anak orang lain! Apa kalian hidup hanya untuk membuatku malu hah!?"

"Jawab!" teriaknya lagi dengan menarik kasar kerah baju Angkasa.

Di antara teriakan keras papanya, pemuda itu hanya fokus pada kalimat 'Anak itu hamil' siapa? Siapa yang tengah hamil? Kiara? Jadi dugaannya benar jika anak bodoh itu tengah hamil. Sialnya keluarganya sudah tau mengenai kehamilan anak itu?

"Sialan!" maki Alvin meninggalkan mereka semua, kepalanya terasa akan meledak saat itu juga. Pertama fakta anak prematur itu tengah hamil yang entah dengan siapa, kedua Angkasa datang meminta restu menikahi kekasihnya lantaran tengah mengandung bayi mereka. Rasanya ia benar-benar akan gila.

Langit? Putra sulung itu meminta Kiara untuk menuju kamarnya, berkata untuk istirahat dan jangan menghiraukan teriakan papanya. Setelah memastikan anak itu benar-benar pergi, kakinya melangkah mendekati adik laki-lakinya.

.

'Bug!'
.

Suara hantaman membuat Kaina dan Senja yang masih berada diruang tengah itu memekik terkejut lantaran melihat Langit menerjang Angkasa dengan pukulan kuat pada wajah pemuda tersebut. Ia sudah menahan berhari-hari rasa marahnya karna adiknya masih berada diluar Negri.

"Ap__"

.

'Bug!'

.

"Brengsek!"

"Bajingan!"

Langit tak memberi Angkasa kesempatan membuka suara. Makian itu terus pria itu lontarkan bersamaan dengan tangan yang tak berhenti memukul adiknya sendiri. Kecewa dan amarah menguasai dirinya.

Kaina yang melihat perkelahian kedua putranya berteriak histeris memanggil pekerja laki-laki yang berada di sana untuk melerai keduanya. Kini kedua saudara kandung itu saling baku hantam.

"Behenti! Berhenti!"

"Langit Angkasa cukup!"

"Sudah cukup!" teriakan itu menjadi pertanda kedua saudara itu berhenti saling meninju.

"Apa yang kalian lakukan hah! Jangan menambah masalah!" marah Kaina menatap kedua putranya.

"Bang Langit yang mulai duluan." dengus Angkasa dengan nafas tersegal. Wajah pemuda itu sudah babak belur oleh pukulan kuat dari abangnya, Langit tidak main-main mengerahkan kekuatannya memukul Angkasa.

"Kamu Langit, dateng-dateng main pukul aja. Selesai-in baik-baik kan bisa!"

"Brengsek!" makinya lagi pada Angkasa menghiraukan teguran dari Kaina. Langit melangkah menaiki anak tangga, emosinya membeludak saat melihat Angkasa serangkaian fakta membuat amarahnya tersulut begitu saja.

Stupid Girl !Where stories live. Discover now