Stupid Girl ! -32

6.3K 332 18
                                    

"Jadi.. kenapa?"

Kenz menimbang-nimbang bagaimana menyampaikan poin utama tanpa membawa terkait kejadian wine itu pada kedua orang tuanya yang kini menatapnya serius.

"Ini tentang Kiara."

"Kenapa sama Kiara?" tanya Nabila langsung penasaran.

Kenz berdeham dan merubah posisinya duduk, tiba-tiba atmosfer di ruang kerja ayahnya itu berubah.

"Aku rasa Kiara butuh dokter psikolog buat meredakan traumanya."

"Trauma? Trauma gimana maksudnya ini?" tanya Nabila tak paham. Mungkinkah sebab tekanan yang di berikan oleh keluarga Aditama?

"Jadi gini, pagi tadi Kiara mimpi buruk sampe nangis. Aku gak tau apa yang dia mimpi-in tapi kayaknya ini tentang trauma dia dari pelecehan."

"Pelecehan?!" pekik kedua orang tua itu kaget.

Sial, kedua orang tuanya belum mengetahui fakta ini dan yang lebih parahnya mereka tidak akan menduga siapa pria yang melecehkan Kiara.

"Ini maksud kamu Kiara hamil karna dilecehkan gitu? Siapa orangnya?" tanya Nabila menggebu-gebu. Meski ia tau Kiara anak yang polos setidaknya sempat terbesit anak itu memiliki pacar, karna hamil lalu ditinggalkan.

"Bunda, bukan ini poin yang mau aku bahas."

"Tapi kita harus bahas masalah ini dulu biar paham apa yang terjadi pagi tadi sama Kiara." Gibran mengemukakan pendapatnya.

Nabila mengangguk, "Iya Kenz bener kata Ayah kamu. Kamu tau gimana kronologinya?" Nabila mencoba mengulik lebih dalam barangkali Kiara sudah menceritakan kejadian naas tersebut.

Mendapat gelengan pelan dari putranya kedua orang tua itu menghela nafas. Gibran merasa ia harus segera memerintahkan anak buahnya untuk mencari tau informasi lengkap tentang menantunya.

"Kiara gak ada cerita gimana kronologi kejadian itu, sebenernya aku juga gak nanya gimana karna takut ganggu psikis dia. Jadi aku cuma nyimpulin kalo dia punya trauma sama hal seksualitas." terang Kenz tanpa menyangkut siapa pelaku biadab itu. Ia belum yakin kedua orang tuanya akan menerima anak siapa yang tengah Kiara kandung. 

"Tunggu dulu, ini kamu yakin banget sama trauma Kiara. Apa yang ngebuat kamu seyakin ini?" tanya Nabila.

"Pagi tadi Kiara ngigau, terus teriak juga sambil nangis waktu aku paksa dia buat bangun, dia-nya malah gak mau aku deketin." jelas Kenz yang terdengar kurang masuk akal di otak pasangan suami istri itu.

Oke, itu memang tanda dari mimpi buruk tapi apa yang memicu mimpi buruk itu datang? Sedangkan selama Kiara berada disini tidak ada kejadian anak itu bermimpi buruk.

"Setau Bunda, Kiara gak pernah mimpi buruk selama tinggal di sini. Sekarang kenapa tiba-tiba kamu bilang Kiara mimpi buruk karna punya trauma. Harusnya kalo selama ini dia punya trauma dia bakalan ngalamin mimpi buruk itu juga di rumah ini. Kamu jangan asal berspekulasi gitu dong. Bikin khawatir aja." Nabila dibuat bingung sendiri dengan apa yang disampaikan oleh Kenz.

Gibran mengangguk membenarkan ucapan istrinya, "Kecuali ada yang mendasari trauma dia muncul lagi."

Ada jeda di antara mereka, sibuk dengan pikiran masing-masing. Kenz memutar otak bagaimana menjelaskan hal ini kepada orang tuanya. Ia yakin betul jika Kiara memiliki trauma atas pelecehan yang dilakukan saudaranya sendiri.

"Selama ini Ayah liat, Kiara gak pernah menunjukan trauma apapun. Tapi dari cerita yang kamu sampaikan Ayah paham satu hal." ibu dan anak itu menunggu kelanjutan dari ucapan Gibran.

"Kamu ngapain Kiara sampe dia bereaksi kayak gitu?"

Kenz tersedak ludahnya sendiri, pertanyaan macam apa itu? Juga tatapan penuh selidik yang terpancar dari mata ayahnya membuat tubuhnya kaku.

Stupid Girl !Where stories live. Discover now