Stupid Girl ! -38

9K 455 100
                                    

Langit masuk kedalam rumah yang hampir dua bulan ini tidak ia kunjungi. Kemeja maroon pria itu terlihat kusut, begitu pula dengan rambut yang mulai pajang dari biasanya.

Saat masuk kedalam rumah hawa hangat langsung menyelimuti tubuhnya dari kedinginan, tadi saat ia berkendara kaca mobil ia biarkan terbuka lebar dengan kecepatan tinggi membuat semua udara malam masuk menerpa tubuhnya.

"Langit!" suara antusias itu menahan langkah Langit, terlihat Kaina yang tengah memangku majalah di ruang tengah menatapnya dengan raut bahagia.

"Ya ampun, Sayang. Akhirnya kamu pulang juga, Mama kangen banget. Ini udah hampir dua bulan kamu gak pulang kerumah." ucap Kaina langsung memeluk tubuh putra pertamanya.

Memang sejak Kiara menikah, Langit pergi bagaikan bayang-bayang yang musnah. Entah apa yang membuat anak sulung Aditama itu menghilang.

"Iya Mah, aku sibuk banget sama kerjaan." ucap Langit pelan sembari mengusap punggung ibunya.

Kaina bisa menyadari tubuh Langit yang terasa lebih kurus dari terakhir ia lihat, wanita itu menarik diri dan mentap wajah putranya yang terlihat lesu.

"Mama tau kamu sibuk kerja, tapi apa iya harus gak pulang kerumah? Perusahaan itu punya Papa kamu, gak usah terlalu keras."

Senyum kecil Langit terbit, "Mama mau aku gak profesional?"

"Bukan gitu maksud Mama, tapi ini kamu bener-bener gak pulang kerumah lho nak. Kenapa? Apa yang buat kamu mengindari kami?" tanya wanita itu menuntut, ia pernah datang mengunjungi kantor suaminya untuk bertemu dengan Langit, sayangnya saat itu putranya tak ada di kantor dan itu berulang kali terjadi.

"Ada banyak banget kerjaan aku di luar kota Mah. Aku sebagai manager ya mau gak mau harus turun langsung ke lapangan buat ninjau para pekerja." Langit mengusap sisi pundak Kaina saat menyadari wanita itu tidak percaya dengan alibinya.

"Aku gak menghindari kalian kok Mah, buat apa juga aku ngelakuin itu. Yang penting sekarang aku udah pulang kan?"

"Iya tapi kamu janji jangan ngilang-ngilang lagi. Kamu udah dewasa harusnya tau gimana caranya ngabarin keluarga." tuntut wanita itu yang hanya mendapat anggukan kecil dari Langit.

"Aku ke kamar dulu ya, Mah. Capek banget mau istirahat." tanpa menunggu respon Kaina pria itu melenggang pergi menaiki tangga.

Kaina menatap sendu tubuh Langit yang semakin jauh hilang di balik lekungan tangga. Bukannya ia tak paham mengapa Langit bersikap seperti itu, hanya saja apakah harus putranya pergi hanya karna sudah tidak ada Kiara lagi di rumah ini?

Di rumah ini hanya Langit yang menyayangi Kiara, hanya dia yang paling peduli pada anak prematur itu. Maka tidak menutup kemungkinan Langit merasa tak perlu lagi tinggal di rumah ini. Karna Kaina tau sejak putranya menjabat sebagai manager, anak itu selalu ingin pergi dari rumah dan hidup sendiri. Satu-satunya yang menahan kepergiannya adalah Kiara.

"Langit pulang?" suara Alvin membuat Kaina terperanjat kecil.

"Iya Langit pulang, tapi udah naik mau istirahat katanya." jawab Kaina.

Alvin menghela napas lelah, hilang satu anak bodoh kini ia harus dihadapkan dengan perubahan putra pertamanya. Anak sulung kebanggaannya beberapa kali berpapasan dengannya di kantor tapi itu tidak cukup membuat mereka terlibat obrolan sebagaimana ayah dan anak.

"Gapapa ya.. Besok kita ngobrol sama Langit. Malam ini biarin dia istirahat dulu." bujuk Kaina seolah tau bahwa suaminya ingin menemui Langit.

Alvin hanya mengangguk kecil, tangannya membawa Kaina untuk ikut memasuki kamar mereka. Ini sudah sangat larut, Kaina harus banyak istirahat sebulum tubuhnya kelelahan.

Stupid Girl !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang