Stupid Girl ! -27

6.2K 253 22
                                    

Setelah perbincangan malam itu Kenz banyak terdiam. Tidak, lebih tepatnya bingung bagaimana harus bersikap. Ada bagian dalam dirinya yang merasa tak nyaman.

Pengantin remaja itu telah kembali ke rumah Gibran pada pagi hari selepas sarapan. Terhitung ini sudah lima hari mereka menyandang status baru. Nabila yang kini melihat putra-nya melamun mulai bertanya-tanya, apa kiranya yang membuat anak itu terlihat tidak tenang.

"Kenz, kenapa?" Nabila meletakkan secangkir coklat hangat di atas meja sebelah putranya, turut duduk di seberang meja bundar tersebut.

"Bunda, kok tiba-tiba nyampe sini aja sih." gerutu pemuda itu enggan menjawab pertanyaan ibunya.

"Loh? Kamu ini gimana tadi bilangnya pengen coklat hangat, udah dibuatin malah ngegerutu. Mana lagi ngelamun pengantin baru, kenapa sih, Bang?"

"Gak ada, Bunda." elak Kenz, mana mungkin ia berterus terang mengenai Kiara semalam.

"Jangan bilang kalian tengkar, masa udah jadi pengantin baru masih gak akur sih?"

"Enggak, Bunda cantik. Kita mah damai-damai aja." Kenz meraih mug coklat dan menghisap cairan manis bercampur pahit yang pas.

"Terus kenapa ngelamum sambil ngeliatin kolam ikan? Kamu udah mirip bapak-bapak dikejar rentenir tau, Bang."

"Oh! Atau tadi malem kamu main iya-iya sama Kiara mangkanya jadi snewen gini." celetukan Nabila membuat Kenz tersedak, tenggorokannya sangat perih.

Bunda gak bener!

"Loh beneran, Bang? Sampe kaget gini.." ejek Nabila sembari menepuk dada putranya pelan. Jangan lupakan senyuman wanita itu terlihat aneh dimata Kenz.

"Enggak, Bunda. mana ada kayak gitu! Orang lagi mikirin uang kompensasi enaknya di apain."

Nabila mencubit pelan lengan keras Kenz, "Kamu ini yang dipikirin kompensasi terus, sesekali pikirin jalannya kamu dapet kompensasi itu. Kalo gak ada Kiara kamu juga gak bakal dapet harta cuma-cuma dari Ayah."

Nah benar kata orang, perempuan itu suka sekali mengungkit, apalagi kebaikan suaminya sendiri.

Dari pintu kaca tengah Kiara keluar sembari menenteng buku lebar bergambar bayi, buku panduan itu adalah sekian dari hadiah yang diberikan Nabila untuk ia pelajari.

"Bunda.." panggil Kiara berdiri diambang pintu.

"Kenapa, Sayang?" tanya wanita itu menatap hangat Kiara.

Sebelum menjawab anak itu menoleh kedalam, "Ada tamu, kata Enzy tukang kebaya."

Kenz mengernyit saat mendengar kata aneh dari ucapan Kiara, "Tukang?"

Kiara mengangguk yakin, Kenzy sendiri yang mengatakan hal itu tidak mungkin teman sekaligus adik iparnya itu berbohong. Kiara sendiri melihat dua orang wanita yang datang membawa koper yang berisikan kebaya cantik.

Nabila tersenyum lebar, Kenzy memang selalu berucap tanpa harus mencari istilah yang lebih spesifik dan lucunya Kiara ikut-ikutan.

"Itu lho Bang, orang dari butik. Bunda minta mereka bawa kebaya buat acara wisuda kalian besok. Lupa kalo besok waktunya wisudaan?"

"Lah aku pake kebaya juga, Bund?" sekali lagi cubitan itu mendarat pada paha Kenz.

"Ya enggak lah. Kalo kamu mah gampang, kan punya banyak kemeja batik, pilih aja salah satunya." Nabila segera bangkit dan menggandeng lengan kurus menantunya untuk ikut bersamanya melihat kebaya yang ia siapkan untuk kedua putrinya.

Kenz yang meihat itu hanya mendengus malas, dasar pilih kasih, mentang-mentang anak ceweknya udah dua yang cowok dilupain.

Kira-kira seperti itu lah Kenz menggerutu dalam hati.

Stupid Girl !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang