13. Hai Janu, We're in love

26 11 0
                                    

"Mau main kemana lagi hari ini?" Renjanu duduk di hadapan Anjani

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mau main kemana lagi hari ini?" Renjanu duduk di hadapan Anjani. Gadis itu tengah mengemasi barang-barangnya untuk pulang.

Setelah kembali ternyata Anjani telah menjadi seorang mahasiswi ekonomi. Entahlah bagaimana dia bisa memilih jurusan ini. Padahal ekonomi adalah mata pelajaran yang paling ia hindari saat masih SMA.

"Kangen bakso Pak Agus." Anjani menatap sendu pada buku yang ia masukkan ke dalam tasnya.

Renjanu diam sejenak. Bukan hal sulit membawa Anjani membeli bakso milik Pak Agus. Namun, Renjanu tidak bisa membawa Anjani kembali ke sekolahnya. Ada hal yang membuat Anjani sulit untuk menapakkan kaki di tempat itu lagi. Renjanu tau, pasti Anjani sangat merindukan makanan favoritnya itu.

Larut dalam pikirannya sendiri, Renjanu terdiam seperti patung yang mempunyai sorot mata teduh pada Anjani. Sedangkan gadis itu mengernyit kebingungan. Bukankah Renjanu hanya perlu membawanya membeli bakso Pak Agus? Mengapa lelaki itu berpikir sangat lama? Atau Pak Agus sudah tidak menjual bakso kesukaannya?

Anjani tidak tau pasti apa yang membuat Renjanu berpikir hingga terdiam seperti itu. Ia mengayunkan tangannya di depan wajah Renjanu. Niatnya ingin membuat lelaki itu tersadar dari lamunannya.

"Janu?" panggil Anjani dengan suara lirih. "Ayo makan nasi goreng gila aja!" ajaknya dengan tangan yang terus mengibas di depan muka lelaki itu.

Kesadarannya kembali pulih. Renjanu menatap Anjani dengan tatapan penuh tanya. "Mau makan apa tadi?"

"Nasi goreng gila," jawab Anjani dengan senyum hingga matanya ikut menyipit.

Renjanu mengangguk dengan semangat. "Mau tau ngga kenapa namanya bisa nasi goreng gila?" Renjanu melontarkan sebuah teka-teki sembari berjalan menuju tempat parkir kampus.

"Emm," Anjani memanyunkan bibirnya, memikirkan jawaban untuk kuis sore Renjanu. "Karena rasanya enak sampe bikin gila?" Tebakan Anjani mendapat respon gelengan dari Renjanu, pertanda bahwa jawabannya salah.

"Karena banyak toppingnya?" Seharusnya jawaban Anjani benar kali ini. Namun, Renjanu masih memberikan gelengan kepala.

Anjani mengernyitkan dahinya. Ia terus memikirkan jawaban sampai tak sadar bahwa dirinya telah berada di depan Renjanu.

Tangan Renjanu dengan telaten memakaikan helm ke kepala Anjani. "Biar unik aja," jawabnya dengan kekehan geli. Ia mencubit pelan hidung Anjani.

Gadis itu menghela napas kecewa. "Ihh, emang boleh jawabannya gitu?" Matanya nyalang menatap tajam Renjanu.

"Boleh, kemarin Janu tanya ke penjualnya jawabannya gitu." Ia memakaikan jaketnya ke pundak Anjani. "Dipakek biar ngga dingin," ujarnya sembari menepuk pelan kepala Anjani yang telah tertutup helm.

Masih tidak terima dengan jawaban Renjanu, gadis itu memberikan tatapan sengit penuh permusuhan pada Renjanu. Ia memakai jaket lelaki itu dengan kasar. Mulutnya terus mengomel yang Renjanu sendiri tak tau apa yang gadis itu gerutukan hingga mulutnya bergerak seperti seekor kelinci sedang makan.

Hai Janu || Enerwon ||Where stories live. Discover now