Bagian 53

3.3K 277 14
                                    

Selamat menikmati kisah Sulthan dan Disa.

Pastikan kalian downlaod KBM aplikasi buat baca murah serial on going *abu abu merah jambu* sekuel cerita ini. malam ini tayang 5 bab langsung.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Bagian 53

Suara Bang Sultan yang memanggil namaku sekali belum mampu meyakinkanku. Apakah aku berhalusinasi mendengarnya memanggilku menggunakan nada suara yang tidak pernah kudengar sebelumnya? Aku harus memastikan jika pendengaranku memang benar. Aku tidak boleh berbalik sebelum yakin jika pendengaranku tidak mengalami masalah. Namun hingga beberapa detik berlalu tak ada panggilan berulang kudengar.

“Disa..”

Ternyata aku tidak salah dengar. Apakah ini saatnya aku berbalik?

“Disaaa…..”

“Ya bang?,”jawabku refleks berbalik.

“Kamu ngambil hampir  bagian selimut milikku,”ucapnya masih dengan suara pelan.

Apa? Selimut? Refleks aku melihat posisi selimut dan memang benar hampir semua terpakai untukku, padahal selimut ini sangat besar ukurannya.

“Ma-maaf Bang… Disa ngantuk,”jawabku lalu mulai mengatur bagiannya kemudian kembali ke posisi semula. Sungguh entah kenapa aku merasa jika apa yang sedang aku lakukan sangat amat canggung. Aku bisa merasakan itu. Keberadaan Bang Sultan, aromanya membuat dadaku tak berhenti berdetak dengan kecepatan maksimum. Jika begini aku tidak yakin bisa tidur maximal padahal besok pagi harus bisa cepat ke bandara.

Ya Tuhan. Jantungku. Bayangan erotis peristiwa saat Bang Sultan mencium dan meraba…. Membuaku meringis. Bisa-bisanya dalam keadaan seperti ini isi otaku tidak singkron.

Satu domba.

Dua domba

Tiga domba

Empat domba

Lima domba

Enam domba

Tujuh domba

…..

Kurasa perhitungan hewan ini cukup efektif karena mataku ingin sekali menutup. Aku… terlalu lelah.

Samar-samar aku mendengar suara. Namun posisiku yang sangat nyaman membuatku tak mau membuka mata. Jam berapa sekarang? Ah… aku masih ingin tidur. Badanku remuk. Sudah beberapa hari sejak aku bisa tidur nyenyak seperti ini. Rasanya nyaman. Apalagi aku merasakan rambutku di elus. Ah…. Aku jadi ingin ti….dur. apa? Elus? Rambutku di elus?

Aku lalu membuka mata. Yang terjadi kemudian adalah sesuatu yang membuatku tidak akan mau menampakkan wajah. Ke-kenapa aku bisa berada dalam posisi ini?

“A-aku… ke-kenapa bisa naik di-diatas ba-badan A-bang?,”tanyaku dengan mulut terbuka

“Coba kamu ingat-ingat.”

“Tidak. Tidak mungkin. Ini kenapa aku bisa ada di sini?”protesku dengan menguncang tempat aku duduk, seolah ingin memastikan posisiku yang sangat memalukan.

Lalu kulihat Bang Sultan menutup wajahnya, seolah terlalu lelah untuk berucap.

“Seharusnya kamu turun, bukan malah asik bergoyang-goyang diatasku, apa isi kepalamu hanya tentang ini?”

Sontak aku turun dan merapaikan bajuku. Kenapa otakku jadi sering koslet begini sih?

“Sembarangan. Ya Namanya saja mimpi, Bang. Disa mana sadar?”belaku sewot

“Intinya kamu merampas jam tidurku satu jam. Harusnya aku masih bisa tidur nyenyak,”jelasnya sembari membuka lemari dan mengambil salah satu setelan baju dinas yang akan dia kenakan.

Jodoh Beda UsiaWhere stories live. Discover now