Bagian 48

3K 276 16
                                    

Tersedia di display google malam ini pukul 22.00.
Bab terdiri dari 185 bab plus tambahan 7ribu kata +8 extra Part. Jadi baik buku maupun google ada tambahan kata namun tidak ada tambahan bab.

Cetaknya ready seharga 250k (1138 halaman)

🌿🌿🌿🌿🌿

Bagian 48

Aku mencebik kemudian mengeluar senyuman menggoda saat mendengarnya mengatakan ingin main satu putaran. Akhirnya kembali ku ambil permainan itu lalu kami duduk saling berhadapan.

"Gimana cara mainnya?"

"Gampang kok Bang. Cukup Abang lempar dadu lalu melangkah sesuai hasil jumlah dadu. Tiap akhir perhentian ada keterangan kok,"jelasku dengan mata berninar-binar. Sejauh ini aku tidak pernah kalah main ular tangga.

"Kalau sampai finis yang kalah harus menuruti apapun perintah yang menang ya?"

"Iya Bang."

"Baik kalau gitu, kita mulai."

Kurasa ini adalah pengalaman tergila yang kulakukan karena bermain ular tangga dini hari bersama Bang Sultan. namun yang tidak dia tahu aku sangat mahir memainkan permainan ini. Aku bisa memprediksi berapa besaran tenaga yang kukeluarkan agar dadu itu mengeluarkan angka yang kuinginkan. Saat ditengah permainan aku sempat turun selangkah dan sesuai instruksi wajib membuka atasan. Ajaib bagaimana pria di hadapanku bisa fokus pada permainan namun mengacuhkan pemandangan menarik di depannya.

Menjelang akhir Bang Sultan turun beberapa tangga hingga menyebabkan dia harus membuka celana dan juga bajunya. Ya... bagaimanapun aku adalah manusia. Melihat tubuh pria di depanku rasanya kepalaku pusing. Rasa ingin mengulurkan tangan dan meraba begitu menyiksa.

Sebenarnya ingin sekali aku teriak di depan wajahnya "Hei kamu kanebo beton... apa dadaku tidak membuatmu setidaknya sedikit saja meneteskan air liur? Aku bisa-bisa kehabisan kesabaran jika seperti ini. Namun setelah itu ada yang membuatku kegirangan.

Memasuki babak akhir kembali bang Sultan turun lewat tangga menurun panjang hingga menyebabkan dia memajukan tubuhnya lalu mencium leherku. Ya perintah pada instruksi kolom itu, jika yang sampai pada kotak ini dimohon mencium leher pasangan. Namun anehnya meski aku memimpin, para dadu-daduku tidak pernah mencapai angka yang kuinginkan. Mau tahu apa yang kukejar? Aku mengejar tangga ke delapan tujuh agar saat turun tangga lalu kemudian yang memimpin permainan berhak melakukan apapun padaku.

Aku sengaja memajukan wajah dan tubuhku. Berharap dia akan melakukan sesuatu atas inisiatifnya. Namun mau tahu apa yang terjadi? Dia malah hanya diam dan hanya melihatku tanpa ekspresi meski beberapa kali sempat menelan ludah. Gugupkah dia?

"Cepetan Bang, biar lanjut lagi permainannya."kataku santai lalu mencoba menutup mataku menunggu apapun yang akan dia lakukan. Namun hingga aku menutup mata selama puluhan detik tak ada satupun sentuhan yang kuterima. Karena sentuhan tak kunjung kuterima segera aku membuka mata, dan melihatnya masih menekuri permainan. Sebenarnya pria ini kenapa sih? Apakah benar dia mengalami orientasi sesksual? Disfungsi? Ada apa sebenarnya? Atau karena sudah terlalu lama? Performa? Aku sering mempelajari hal ini di kelas dan. Bahkan aku sempat ingin memiliki profesi sebagai seorang seksiolog setelah nanti selesai mengambil sekolah spesialisku.

"Bang... abang dengar gak sih? Ini Disa terserah mau diapain. Cepetan."

"Serius terserah?"pungkasnya pelan

"Iya." Hahahaha. Kira-kira apa yang akan dia lakukan? Kok jadi deg-degan ya?

Kembali ku tutup mata dan menunggu apapun yang akan aku terima. Namun ada yang aneh pada diriku. Sentuhan itu akhirnya mengenaiku. Tangannya menyentuhku. Di area yang tak pernah ku sangka menjadi pilihannya diantara semua area yang harusnya bisa dengan mudah dia sentuh. Aku tidak bohong. Dadaku tergolong besar, warna kulitku kuning langsat. Bodyku proporsional. Namun efek dari tangannya yang mengelus kepalaku sebanyak empat kali entah kenapa membuat jantungku berdebar. Awalnya pelan namun intensitasnya berubah saat aku membuka mata.

Jodoh Beda UsiaWhere stories live. Discover now