Bagi yang mau baca cerita ini sampe habis, silahkan chat admin Ruri. Akses baca pake Link G-drive setelah transaksi.
Wa admin Ruri : +62 821-1931-4695
(Setelah payment, kalian akan di kasih link akses. Setelahnya silahkan baca cerita ini sampe habis. Promo pembelian 100k bisa baca beberapa cerita hanya 24 jam, namun kalian bisa baca hingga 30 hari ke depan, manfaatkan)======
Bagian 74
Subuh hari saat aku membuka mata ini kali pertama aku bisa melihat wajah Bang Sultan tertidur lelap. Wajahnya menampakkan bahagia yang teramat sangat. Kuulurkan tangan dan membelainya. Bibirnya yang mengecup dan membelaiku hampir setiap malam. Pipinya yang selalu menempel pada pipiku, dan dagu yang tak jarang mengenai wajahku. Dan tangannya yang selalu membelai rambutku hingga aku tertidur.
Aku bergegas ke kamar mandi. Semalam meski tertidur hanya lima jam, namun mau tak mau aku harus bangun. Hari senin adalah hari yang Panjang, ada banyak tugas dan kegiatan yang harus aku lakukan. Maka setelah mandi dan mengeringkan rambut aku kembali memeriksa laporan yang harus kuserahkan. Di tengah kesibukanku, secara tiba-tiba sebuah kecupan hinggap di bahuku. Aku memang belum mengenakan pakaian, maka saat ciuman itu naik ke telinga aku segera berdiri dan menghentikannya.
“Bang ini udah mau jam enam, jam tujuh kita harus hadir upacara”
“Iya, siapa bilang gak ada upacara, upacara jam 07,15. Sekarang masih 05.20. masih ada waktu.”tuturny datar dan berusaha meraihku dalam pelukannya.
“Bang… Disa udah mandi, bisa kita tunda, please.”
“Hhmmm..”jawabnya dengan sebelah tangan terulur padaku. Sontak aku berjalan mundur.
“Bang… Disa paling gak suka mandi dua kali.”
“Ya makanya mandinya harusnya sekali aja, lagipula kenapa kamu masih pake handuk?”
“Loh? Bukannya habis mandi memang pake handuk?,”ujarku berusaha menghindar.
“Maksudku, selama ini kan kerjaanmu selalu menggodaku, kan? Jadi ku anggap kamu pakai handuk begini karena niat mau menggodaku,”tuturnya ringan dan memutus jarak diantara kami. Dan tak perlu kuberitahu apa yang terjadi selanjutnya, karena aku baru keluar kamar jam tujuh setelah mandi yang kedua kali.
Seperti biasa hari senin adalah waktunya upacara. Aku selalu suka bagaiamana Bang Sultan tampak memukau dan seolah dia mengatakan inilah tempatku seharusnya. Betapa sangat beruntung wanita yang memilikinya. Sepanjang pagi hingga siang aku mengerjakan semua tugasku sebagai Ketua Persit. Masuk pukul dua belas siang saatnya aku bertugas di rumah sakit seperti biasa.
Di tengah tugas, kembali pesan dari pria bernama Rahman masuk. Aku kembali menuturkan permohonan maaf dan berjanji padanya jika enam hari lagi saat hari liburku tiba aku akan mendatanginya secepat yang aku bisa. Kali ini aku harus menyempatkan waktuku mau tidak mau. Entah alasan apa, namun aku tahu jika minggu depan Bang Sultan sibuk, dia pasti akan ke Palu , aku bisa memakai alasan ingin mengenang masa kecilku dengan mengunjungi tempat itu.
Malam harinya saat aku pulang dari rumah sakit, ternyata ada sukuran kecil-kecilan di aula mini. Aku sempat dengar jika para ibu PERSIT dan para prajurit akan sering mengadakan makan bersama sebelum acara lepas sambut pimpinan baru dilakukan. Jadi aku segera bergabung bersama mereka dan mengikuti acara dengan suka cita.

YOU ARE READING
Jodoh Beda Usia
RomanceWarning! Bacaan untuk dewasa 18+ Bagaimana jika pria dingin berhati batu kelak akan jatuh cinta pada gadis kecil yang dia selamatkan dan ditampung sementara tinggal di rumahnya? Sultan Panembahan seorang perwira tinggi militer membawa pulang seorang...