Part 18

468 20 6
                                    

Sampainya di rumah sakit, Jeslyn langsung dibawa ke IGD dan mendapat penanganan dokter. Miranda yang menunggu di luar ruangan, tak hentinya menangis dalam pelukan Richard.

"Jeslyn pasti masih bisa diselamatkan," ucap Richard, mencoba menenangkan sang istri meskipun dirinya juga dilanda kegelisahan mendalam.

"Iya, Pa. Tapi, aku takut dia kenapa-kenapa. Pasti pikirannya sangat kacau sampai dia berani menyayat pergelangannya," balas Miranda di sela tangisnya. "Mereka sangat keterlaluan, begitu pun dengan Devon."

"Kamu juga pasti tidak akan menyangka dengan apa yang dikatakan Jonathan tadi, perihal Jeslyn." Ucapan Richard terdengar sendu, membuat Miranda langsung mengurai pelukan.

Perempuan itu menatap suaminya serius. "Jonathan mengatakan apa?"

Richard mengembuskan napas lelah. Menatap ke kursi tunggu, lalu membawa Miranda duduk di sana.

"Jadi, kenapa selama ini dia sangat membeci Jeslyn, karena dia menganggap Jeslyn bukan anak kandungnya, bukan darah dagingnya, dan menuduh Jeslyn anak dari kekasih Wina."

Miranda mengernyit, masih belum paham.

"Jonathan mengatakan padaku bahwa pernikahannya dengan Wina adalah paksaan dari orang tua mereka. Dan Wina masih menjalin hubungan dengan kekasihnya. Dan menurut Jonathan, Jeslyn hasil dari buah cinta Wina dengan kekasihnya."

"Astaga." Miranda ternganga, terkejut mendengarnya. Wina tidak pernah cerita jika pernikahannya dengan Jonathan adalah hasil dari perjodohan. "Jadi itu alasan kenapa Jonathan sangat membenci Jeslyn selama ini?"

Richard mengangguk. Sedangkan Miranda geleng-geleng, masih tak percaya rasanya.

"Dalam pernikahannya, Jonathan dan Wina pasti sudah pernah melakukan hubungan badan. Dan Jeslyn lahir dua tahun setelah pernikahan mereka. Masih ada kemungkinan Jeslyn anak Jonathan." Miranda masih meyakinkan diri jika Jeslyn benar-benar darah daging Jonathan.

"Entahlah." Richard mengedikkan kedua bahu. "Kita pun tidak tahu kebenarannya. Kita juga tidak tahu permasalahan rumah tangga mereka terlalu dalam. Kita hanya bisa menilai dari luar saja, Sayang. Karena masalah rumah tangga dari setiap pasangan, pasti memiliki privasi dan tidak ada seorang pun yang tahu, kecuali pasangan itu yang menjalaninya bukan?"

"Iya, aku paham." Miranda terisak. Semakin pusing memikirkan nasib Jeslyn.

Seolah gadis itu terlempar ke sana-sini statusnya sebagai anak. Dan yang tahu semua kebenaran adalah Wina. Apakah dulu perempuan itu masih menjalin hubungan dengan kekasihnya setelah menikah dengan Jonathan, atau itu hanya kebohongan Jonathan saja yang mencari alasan atas ketidaksukaannya kepada Wina. Sayangnya, perempuan itu telah meninggal sekarang. Dan Miranda tidak bisa memastikan apakah ucapan Jonathan benar atau mengada-ada. Ia tidak bisa mempercayai dari satu pihak saja, sedangkan keduanya sama-sama bermasalah.

"Kasihan Jeslyn harus menanggung keegoisan mereka, Pa. Tapi, aku sangat yakin kalau Jeslyn anak kandung Jonathan," lanjut Miranda, mendapat anggukan dari Richard.

"Aku pun berpikir seperti itu. Dan aku mempertanyakan kepada Jonathan, kenapa tidak melakukan tes DNA jika meragukan Jeslyn sebagai anaknya."

"Lalu?"

"Dia tidak menjawab, justru mengusirku."

"Maaf, keluarga pasien?" Seorang dokter yang keluar dari ruang IGD, mengagetkan Richard dan Miranda yang sedang tertunduk lesu.

Keduanya langsung mengangkat kepala dan beranjak berdiri.

"Iya, Dok," jawab Miranda sembari melangkah cepat mendekat. "Bagaimana kondisi anak kami?

IMPOSSIBLE (REVISI)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ