3 - Meet & Reason

42.5K 3.1K 82
                                    

chapter ini lebih dari 2k word~ enjoy~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

chapter ini lebih dari 2k word~ enjoy~

***

2 hari kemudian..

Pagi indah Ziel terusik oleh suara gedoran pintu Panti asuhan yang begitu berisik. Melirik jam dinding, sekarang waktu menunjukkan tepat pukul 06.00 pagi.

Suara ribut itu berasal dari Hendrick dan antek-anteknya, siapa lagi kalau bukan keempat anaknya, Leo dan para bodyguard. Hendrick membawa mereka semua untuk berjaga-jaga dari musuh yang mengintai. Dia adalah pengusaha sukses sudah dipastikan banyak yang mengincar nyawanya, maka dari itu daripada terjadi hal yang tidak diinginkan, ia memboyong banyak bodyguard.

Melihat jika yang datang adalah Hendrick, Sinta langsung menyuruh mereka semua untuk masuk, kemarin Leo sudah membuat janji dengannya untuk pertemuan hari ini. Setelah duduk, mereka langsung mendiskusikan mengenai rencana adopsi.

Kembali pada Ziel, remaja manis itu menggerutu, orang gila mana yang berkunjung di waktu sepagi ini?!

Ziel beranjak dari tempat tidurnya, melangkahkan kaki keluar kamar dan menuju kamar mandi untuk mencuci muka bahkan remaja manis itu tidak lupa untuk menyikat gigi. Sangat tidak lucu jika ia marah-marah dengan muka bantal dan mulut bau jigong, iyuuuh menjijikan.

Ziel hanya membasuh muka dan menyikat gigi, maklum jika mandi ia akan menghabiskan waktu selama 1 jam penuh karena dirinya harus konser terlebih dahulu.

Fyi, lagu favorit Ziel berjudul "Galau" yang dinyanyikan oleh grup band Indonesia beranggotakan lima orang.

Menurut Ziel, penampilan adalah nomor satu, maka dari itu untuk memaki pun dirinya harus tetap tampan paripurna. Setelah memastikan penampilannya layak untuk dilihat, walaupun masih memakai piyama, Ziel segera menuju ke depan ingin melihat tersangka yang membuat keributan tadi.

tap

tap

Mendengar suara langkah kaki, mereka yang ada di ruang depan menghentikan diskusi itu dan mengganti topik obrolan. Mereka sengaja belum memberi tau Ziel atas perintah Hendrick, Ayah empat on the way lima anak itu ingin dirinya sendiri yang mengatakan hal tersebut kepada Ziel.

Sesampainya di ruang depan, Ziel berniat mengintip dan bisa dirinya lihat ruangan itu dipenuhi oleh orang-orang tampan berbeda usia.

Waw, apakah mereka pangeran tampan berkuda putih? Tampan sekali, Ziel jadi insecure. Lenyap sudah kepercayaan diri remaja manis itu.

Kegiatan mengintip itu terhenti karena Sinta memanggil Ziel untuk mendekat. Ternyata sedari awal kegiatan mengintipnya sudah diketahui, bagaimana tidak posisinya saja bersandar pada dinding bagian depan bukan belakang, emang agak lain Ziel ini.

"El kenapa berdiri disitu? Sini nak, duduk di samping Bunta." Sinta melambaikan tangannya, menyuruh Ziel untuk ikut bergabung.

Sambil cengengesan Ziel berjalan menuju sofa, begitu sampai remaja manis itu langsung duduk dan memeluk Sinta, menyembunyikan wajahnya yang memerah malu.

Ziel Alexander DominicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang