20 - Peter

20.2K 1.7K 76
                                    

Tara makjrengg, double up (つ▀¯▀)つmenghibur malam senin kalian yang suram~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tara makjrengg, double up (つ▀¯▀)つ
menghibur malam senin kalian yang suram~

enjoy~


***

"Siapa?"

Mendengar suara berat yang asing di telinganya, Ziel menoleh dan mengernyitkan dahi, menatap bingung sekaligus takjub. Melihat sekeliling, memastikan apakah dirinya yang sedang di ajak berbicara dan terpaku karena lelaki di hadapannya ini terlihat sangat tampan.

"Siapa?" Ulang lelaki itu sambil melihat Ziel dari atas ke bawah, tatapan menelisik.

"Lo nanya gue?"

Lelaki itu mengangguk, menunggu jawaban dari bocah asing yang tiba-tiba saja menampakkan diri di Mansion megah ini.

"Ouuuuu~ kenalin, gue Ziel Kanagara!" Ucap Ziel sambil mengulurkan tangan, mengajak untuk berkenalan.

Lelaki itu mengabaikan uluran tangan Ziel dan hanya diam menatap empunya, membuat Ziel merasa kesal, "Sombong banget si anjir, sambut woi tangan gue!"

Tanpa babibu Ziel menarik tangan lelaki itu membuat tangan keduanya sekarang bertautan.

"Nah gini kan enak, btw nama lo siapa om?" Ucapnya, mengakrabkan diri.

Sudut bibir lelaki itu berkedut, om? Yang benar saja. Empunya mendengus dan menarik kembali tangannya.

"Tuan muda." Tristan datang dan menyapa lelaki yang namanya masih belum diketahui oleh Ziel itu.

Sapaan Tristan hanya dibalas anggukan membuat Ziel lagi-lagi mendengus sebal.

"Idih punya mulut tuh dipake! Masa di sapa kaga dibales! Sombong amat!"

Tristan melototkan mata, "Tuan kecil, ini adalah tuan muda Peter."

"Peter? Ariel Peterpan?"

Pertanyaan Ziel membuat Tristan sweatdrop, "Tuan kecil, tuan Peter adalah kerabat tuan Hendrick tepatnya keponakannya."

"Oh keponakan daddy?" Tanya Ziel sambil memiringkan kepala.

"Namanya siapa tadi?"

"Tuan Peter, tuan kecil."

"Om Peter, salam kenal ya! Tantan, mana camilannya?"

"Ini Tuan kecil." Ucap Tristan sembari meletakkan beberapa camilan seperti susu, cookies, roti dan biskuit ke atas meja.

"Wah banyak banget, makasih ya Tantan~ Gue mau lanjut nonton dulu."

Ziel kembali menghadap layar tv dan memfokuskan diri untuk menonton, mengabaikan eksistensi dua orang yang saat ini masih menatap dirinya.

Cukup lama menatap Ziel, Peter pun memutuskan untuk pergi dan menuju ke kamarnya yang berada di lantai 2. Tak hanya Peter, di Mansion ini semua anggota Dominic memiliki kamarnya masing-masing. Hal yang sama juga berlaku di Mansion anggota keluarga yang lain.

Ziel Alexander DominicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang