49 - Hurt

12.1K 1.6K 404
                                    

Selamat malam╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat malam╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・

ayo emosi🏴

enjoy~

***

Seminggu berlalu yang berarti masa skorsing Cyra telah selesai dan sudah kembali bersekolah. Sedari tadi senyuman tak luntur dari wajah perempuan itu karena mengingat hari ini ia dan ketiga temannya akan melakukan rencana yang sudah mereka susun dari 1 minggu yang lalu.

Keempatnya sedang duduk di koridor, memperhatikan Ziel yang baru saja datang memasuki area sekolah bersama Zergan dan Jargas, diikuti oleh Tristan, Arkan, dan Felix.

"Ck! Wajahnya benar-benar menyebalkan, memuakkan!" Ujar Cyra.

"Sebentar lagi senyuman itu akan tergantikan oleh sebuah tangisan haha!" Ujar Giselle sambil tertawa keras, membuat ketiga lainnya juga ikut tertawa.

"Ayo kembali ke kelas nanti kita ikuti ke mana saja bocah itu pergi, saat ada kesempatan langsung eksekusi saja!"

.....

Kegiatan belajar mengajar berjalan seperti biasa dan Ziel sendiri tak memiliki firasat untuk hal buruk yang akan terjadi.

Bel istirahat pertama berbunyi dan Ziel sedang menuju kantin bersama dengan antek-anteknya, siapa lagi kalau bukan Ruby, Kimberly, Danielle, Dion, Arga, Zelo dan Ravas. Mereka berjalan beriringan seperti anak ayam.

Sesampainya di kantin bungsu Dominic itu langsung memisahkan diri, berlalu menuju meja lain yang telah dihuni oleh kedua kakak dan teman-temannya, seperti biasa untuk makan bersama.

"Kakak!"

"Kemari." Zergan menepuk kursi kosong di sebelahnya, meminta sang adik untuk duduk di sana.

"Oki doki~"

Setelah Ziel duduk, Zergan langsung meraih kotak bekal milik Ziel dan membukanya. Menu bekal istirahat pertama hari ini adalah brownies, cookies dan 1 kotak susu berukuran besar, seperti biasa isinya pasti sesuai request dari Ziel.

Bungsu Dominic itu melihat ke arah piring Zergan yang berisikan spaghetti bolognese membuat si kecil ngiler ingin mencicipinya.

"Mau?" Tawar Zergan yang mengikuti arah pandang sang adik.

"Hehehe, boleh?" Tanya Ziel cengengesan, malu karena sudah tertangkap basah melihat.

"Tentu, buka mulut."

"Aaaaaaaaaa~" Ziel membuka mulut sambil bersuara membuat mereka merasa gemas.

"Bersiap, pesawat akan segera meluncur."

"Ayey kapten!"

Zergan menyuapi Ziel dengan satu tangan menyanggah dagu si kecil, memastikan jika makanan itu tak akan terjatuh.

Ziel Alexander DominicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang