28 - Again

17.8K 1.6K 78
                                    

alo selamat malming 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

alo selamat malming 

╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・

enjoy~

***


Theine keluar dari kamar mandi dengan menggunakan bathrobe warna hitam, ia berjalan ke arah tempat tidur untuk melihat sang adik. Ziel sendiri ternyata sudah tidur dengan posisi yang berantakan, terlentang, kedua tangan dan kakinya terbuka lebar, selimut yang tadi Theine pasang pun sudah berpindah dan menggantung di ujung kasur.

Ia mengambil gambar Ziel lalu berlalu menuju ke walk in closet untuk berganti pakaian, celana hitam panjang dan sweatshirt warna hitam menjadi pilihannya. Kemudian menuju dressing table, mengeringkan rambut dan memakai parfum dengan aroma citrus-woody.

Setelah memastikan penampilannya sempurna, Theine menuju ke ruang sebelah yakni ruang kerja, menyelesaikan pekerjaan sembari menunggu si kecil bangun.

tok

tok

Baru saja duduk, Theine mendengar suara ketukan dari luar, ia kembali bangkit dan membuka pintu kamar, terlihat Zergan yang masih memakai seragam sekolah berdiri di depan pintu dengan wajah datar.

"Mana adikku?"

"Tidur." Theine menatap Zergan dengan tak kalah datarnya.

Zergan melirik jam tangannya, pukul 16.00, "Bukankah terlalu lama untuk tidur siang?"

"Zainka baru saja tidur."

Zergan mengangguk paham, tanpa berkata-kata, remaja tampan itu berlalu menuju kamarnya. Theine menatap heran sang adik, hanya itu saja, pikirnya.

Ia kembali masuk, menutup dan mengunci pintu kamar, menuju ke meja kerja dan memulai kegiatannya yakni mengurus berkas yang jika ia tanda tangani akan menghasilkan pundi-pundi kertas bernominal fantastis.

.

.

.

Tidak terasa 1 jam telah berlalu, Ziel terbangun dari tidurnya, dengan mata yang masih terpejam, tangannya bergerak meraba ke sebelah, memastikan ada atau tidaknya orang yang ikut berbaring, ternyata nihil.

Perlahan ia membuka mata dan menguap lebar, merenggangkan tubuhnya lalu duduk dengan wajah bantal dengan rambut yang acak, khas orang bangun tidur. Ziel melirik ke arah nakas mencari air, namun ia tak menemukannya. Remaja manis itu memutuskan untuk turun dari kasur dan mencari sang kakak.

Ziel yang masih mengantuk menjadi tidak fokus, saat akan turun kakinya tertahan oleh selimut membuatnya oleng dan jatuh dengan wajah menyentuh lantai, bahkan suara jatuhnya terdengar begitu keras dan kuat.

Bruk

1

2

3

Ziel Alexander DominicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang