11 - Talk

27.1K 2K 63
                                    

alo, Ziei balik lagi ╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

alo, Ziei balik lagi ╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:

ada yang kangen tidaaa? kalo engga ya udah sih wir, ga pren kita. Bersyandaaa~

Enjoy~

***

Hendrick bersama keempat putranya memutuskan untuk menginap di Panti selama 1 minggu. Leo tidak ikut karena sebagai sekretaris, ia harus mengurus perusahaan menggantikan sang tuan besar yang saat ini ingin menghabiskan waktu bersama si bungsu. Begitu pula dengan Theine dan Damian yang memutuskan untuk melakukan pekerjaan jarak jauh, menyerahkan tugas perusahaan kepada masing-masing tangan kanan mereka, sekretaris Theine bernama Yibo dan sekretaris Damian bernama Arlo. Untuk William, karena ia adalah seorang dokter, tentunya ia tetap pergi ke rumah sakit untuk memeriksa pasien dan malamnya akan pulang ke Panti. Terakhir, Zergan yang tadinya tidak pernah meliburkan diri, saat ini malah izin untuk 1 minggu lamanya.

Semua demi Ziel. 2 minggu lagi Ziel akan meninggalkan Panti, selama 1 minggu ini mereka ingin melakukan pendekatan kepada si bungsu dan 1 minggu lagi yang tersisa biarlah menjadi waktu untuk Ziel merasakan momen terakhir bersama Sinta, Karina dan semua penghuni Panti.

Pendekatan yang Hendrick maksud adalah agar Ziel terbiasa dengan kehadiran mereka, keluarga baru si bungsu. Pria dewasa itu tak ingin Ziel merasa canggung dan sungkan. Ia ingin bungsunya itu merasa nyaman dan tidak tertekan.

.

.

.

Suasana pagi di Panti hari ini sedikit berbeda karena kehadiran keluarga Dominic, anak-anak yang biasanya akan bermain dengan Ziel mengurungkan niatnya karena remaja manis itu sedang dimonopoli oleh calon keluarganya. Terutama oleh Theine.

Kakak sulungnya itu terus menempeli dirinya seperti benalu, tentu saja hal itu membuat Ziel merasa risih. Ia merasa deja vu, teringat dengan Tristan yang selama 2 minggu belakang selalu mengikuti dirinya, hilang Tristan, muncullah Theine.

Tunggu..

Kakak sulungnya? Apakah secara tidak sadar ia sudah menerima mereka semua?

Jika ditanya seperti itu, maka Ziel belum bisa mengatakan iya. Ia merasa senang karena perhatian yang ditujukan kepadanya, tapi mengenai adopsi itu, ia sama sekali belum mendengar hal tersebut terucap langsung dari mulut calon keluarganya. Membuat Ziel semakin bingung, sebenarnya mereka berniat mengadopsinya atau tidak?

tak!

"Aduh!" Keluh Ziel.

Terlalu larut berpikir membuat Ziel tidak sengaja menabrak pintu kamarnya, pagi ini jidat mulusnya harus berciuman dengan sebuah pintu, menyebalkan sekali.

"Pintu asyu! Udah tau gue mau lewat, ngapa lo ga minggir sih?!"

Ziel terus memaki pintu itu dan tidak menyadari kehadiran Karina yang sejak tadi melihat dan mendengar umpatannya.

Ziel Alexander DominicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang