23 - Forgive

20.4K 1.6K 50
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tara makjrenggg eaak ╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・


Ku kembali lagi membawa double up~


enjoy~


***


"Apa perusahaan kalian sudah bangkrut?"

Theine dan Damian kompak menoleh, mendapati sang daddy yang saat ini berdiri di ujung tangga menatap keduanya.

"Bagaimana kondisi Zainka-ku?" Tanya Theine to the point.

"Jauh dari kata baik." Bohong Hendrick kepada keduanya.

"Ck! Kenapa tidak dibawa ke rumah sakit saja?!" Ucap Damian.

"Daddy tau apa yang terbaik untuk adik kalian. Tidak perlu repot-repot mengurusnya, lebih baik kalian segera meminta maaf. Gunakan cara yang baik dan tidak memaksa, jika bungsuku kembali menangis, daddy hancurkan perusahaan kalian." Ucap Hendrick panjang lebar dan penuh ancaman.

"Kekanakan sekali." Balas Damian sambil mendengus.

"Berkacalah."

"Dad." Ucap Theine.

"Demam biasa, hanya perlu istirahat dan minum obat." Jawab Hendrick.

"Hm." Theine kembali melihat pada benda persegi yang ada di hadapannya, entah apa yang lelaki itu kerjakan, terlihat fokus sekali.

"Bagaimana dengan kabar orang itu dad?" Tanya Damian mengenai seseorang yang waktu itu mengawasi Ziel di Panti Asuhan.

"Belum ditemukan."

"Tidak becus! Lambat sekali, apakah orang-orang kita sudah menjadi lemah?!"

"Bukan kita tapi pihak sana yang terlalu baik dalam menutupi identitas. Keberadaan mereka sulit untuk di deteksi."

"Kalau begitu bukankah mereka sama bahayanya dengan kita?"

"Hm, setara."

Ketiganya larut dalam pemikiran masing-masing. Selama ini tidak ada satu pun orang yang berhasil lolos dari tangan mereka. Melihat orang ini yang terlampau baik dalam bergerak membuat sisi kewaspadaan mereka meningkat drastis.

Tak akan jadi masalah jika yang diincar adalah mereka dan bukan si bungsu. Siapa sebenarnya orang itu? Kenapa harus bungsu Dominic yang menjadi sasaran? Hendrick sempat curiga jika ini merupakan ulah dari Esmeralda, namun sampai hari ini tidak ada satu pun bukti jika wanita itu adalah pelakunya.

Satu hal yang membuat Hendrick bingung adalah pergerakan orang ini terasa sangat lambat dan terus-menerus hanya mengawasi bungsunya dari jauh. Hendrick tidak pernah mengharapkannya namun jika orang itu benar-benar ingin melakukan suatu hal yang buruk kepada permata Dominic, kenapa tidak dilakukan kemarin saat mereka para Dominic tidak ada di dekat Ziel?

Ziel Alexander DominicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang