44 - Sulking

12.6K 1.7K 305
                                    

Selamat malam ╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・enjoy~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat malam ╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・
enjoy~

***

Sepulang sekolah Ziel langsung menuju ke kamar, energinya terasa habis tak bersisa ditambah mood yang buruk membuatnya tak ingin melakukan apa pun selain tidur. Tadi daddynya meminta untuk berganti pakaian terlebih dulu setelah itu baru boleh tidur namun tak ia lakukan, setelah menutup pintu kamar Ziel langsung merebahkan diri dan tertidur pulas.

Di lantai bawah tepatnya ruang depan, Hendrick duduk di sana menunggu kepulangan Zergan dan Jargas, pria itu ingin meminta penjelasan mengenai perubahan sikap bungsunya.

tap

tap

Hendrick menoleh ke sumber suara terlihat Zergan dan Jargas berjalan berdampingan, lalu melirik jam yang saat ini menunjukkan tepat pukul 17.00, sangat sore dan jauh dari jam pulang sekolah.

"Dari mana?"

Keduanya kompak menoleh dan mendapati sang daddy sedang duduk di sofa, menatap lurus ke arah mereka.

"Sekolah."

"Baru pulang sekarang?"

"Rapat OSIS dad."

"Ada apa?" Tanya Zergan, ingat ia paling tak suka berbasa-basi.

"Apa yang kalian lakukan pada bungsunya daddy?"

Zergan dan Jargas kompak menoleh seperti yang mereka duga, si kecil pasti merajuk.

"Istirahat pertama kami lupa mengajak adek untuk makan bersama."

Hendrick menghela napas, "Kalian melewatkan waktu istirahat pertama?"

"Hm, tadi jam segitu digunakan untuk rapat sebentar terus dilanjutkan pulang sekolah."

"Lain kali jangan diulangi, patuhi jam istirahat dan makan."

Hendrick berdiri, menepuk pelan surai keduanya dan berlalu ke lantai atas untuk melihat bungsunya.

ceklek

Hendrick masuk dan langsung disuguhkan pemandangan Ziel yang tidur tengkurap, masih memakai seragam sekolah lengkap.

Pria itu berjalan mendekat, membalik posisi sang anak dan melepaskan ikat pinggang yang masih dikenakan oleh si kecil agar tak merasa sesak.

"Nakal, bukankah tadi daddy bilang untuk berganti pakaian, hm?"

Tangan besarnya mengelus lembut surai halus si kecil. Pria itu lagi-lagi dibuat merasa beruntung oleh takdir baik yang mempertemukannya dengan makhluk kecil dan menggemaskan di hadapannya ini. Siapa sangka hidup keluarga mereka yang selalu monoton dan abu-abu saat ini menjadi sangat berwarna karena kehadiran bungsunya.

Ziel Alexander DominicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang