35 - Sorry

17.9K 1.5K 199
                                    

Selamat sore ╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat sore ╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・

Enjoy~


***


Pagi-pagi sekali Hendrick sudah berdiri di depan pintu kamar milik Mattheo, ingin mengambil kembali bungsunya yang sedari kemarin sudah di monopoli oleh istri dari kakaknya ini, Stevanya.

tok

tok

Mattheo yang memang sudah bangun menautkan alis, siapa yang mencarinya di waktu sepagi ini? Dengan cepat ia menuju pintu, takut suara ketukan membuat si kecil terganggu dan bangun.

ceklek

"Hendrick?"

"Mana bayiku?"

"Tidur."

"Kembalikan padaku."

Mattheo menghela napas, ia kira ada urusan penting apa, pria itu mempersilahkan sang adik untuk masuk dan membawa Ziel yang masih tertidur pulas. Untung saja hari ini bungsu Dominic ini tidak terbangun seperti dua hari kemarin.

Stevanya yang merasakan adanya gerakan seketika terbangun dan melihat Ziel yang sudah ada dalam gendongan Hendrick.

"Berbaikanlah, tadi baby mengigau dan menyebut namamu." Ucap Stevanya.

"Hm, terima kasih sudah menjaga bayiku." Setelahnya Hendrick keluar dan menuju ke kamarnya.

ceklek

Hendrick meletakkan Ziel di atas kasur lalu mengamati wajah sang anak yang tertidur pulas, pria itu tersenyum sambil mengelus dan mencium surai si kecil.

"Maafkan daddy."

Setelahnya Hendrick menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, membiarkan Ziel tertidur pulas menyusuri alam mimpi.

10 menit Hendrick menyelesaikan kegiatan mandinya, lalu berjalan menuju walk in closet, setelah rapi dan wangi ia menuju tempat tidur untuk membangunkan Ziel.

"Wake up, baby."

Ziel tampak tidak terganggu, tak menunjukkan tanda-tanda akan bangun, Hendrick masih berusaha membangunkan bungsunya ini namun nihil. Tak kehabisan akal, pria dewasa itu menggendong Ziel dan membawanya mendekati jendela.

Hendrick menyibakkan jendela dan sinar matahari yang masuk ke dalam langsung mengenai Ziel, membuat si kecil merasa terganggu. Melihat bungsunya yang mulai membuka mata, ia memutuskan untuk kembali ke tempat tidur dan mengambil air di nakas sebelahnya.

Ziel yang ingin mengucek mata dihentikan oleh Hendrick, si kecil mendongak ingin melihat siapa orang yang ada di hadapannya ini.

"Huh?"

"Selamat pagi bungsuku."

"Daddy....?"

"Hm, daddy di sini."

Ziel Alexander DominicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang