26. Askara Bhumi Laksamana

7K 695 40
                                    

Typo tandai!
Vote dulu sebelum membaca!!









"Psstt ssttt Jo"  panggil seorang perempuan cantik disamping kanan joandra dengan berbisik

"Joan" bisiknya sekali lagi

Joan menoleh, mengangkat sebelah alisnya tanda bertanya 'ada apa?'

"Tuh.." Tunjuk Perempuan itu ke arah remaja kecil disamping kiri joan menggunakan dagunya "Dia.. kenapa?" Sambungnya masih berbisik pelan

"Kenapa han?" Tanya Nares penasaran, btw ia berada di barisan belakang joan.

Sekarang mereka lagi mengadakan upacara bendera sebagai rutinitas wajib di hari senin

"Itu si kara kenapa dah? Gue liat-liat kayak sakit" jawab perempuan yang diketahui bernama Hana

Yang menjadi omongan hanya diam, askara mendengar semua bisikan mereka, tapi ia terlalu enggan untuk menoleh, selain karena kepalanya yang pusing, perut kara juga terasa nyeri dan dia juga merasa sedikit mual. Ah, ia lupa tadi pagi tidak sempat sarapan karena asik mengaduk-aduk makanannya. Pantas saja.

"Masih kuat gak?, kalau gak kuat ke UKS aja, gue anter" bisik joan sedikit menggeser tubuhnya ke arah kara agar bisa didengar.

Kara mengangguk tanda masih kuat, ia tau bisikan itu ditujukan untuknya

Upacara tetap berlangsung sampai barisan dibubarkan, semua murid berhamburan menuju kelas dan juga kantin. Sekolah memberikan istirahat sekitar 15 menit setelah upacara sebelum masuk pembelajaran. Jadi para murid bebas mau kemanapun setelah upacara, tapi hanya dalam waktu 15 menit.

Askara memilih menuju toilet, perutnya semakin menjadi. Mungkin juga efek ia tidak sempat makan semalam, terakhir kali ia makan kemaren, saat makan siang sekitar jam dua.

Sshh

Ringisan kecil lolos dari bibir mungil bocah pendek yang kini berjongkok didalam toilet meremas perutnya

Kara lupa, ia punya magh!

Kara merongoh saku celananya, ada sebungkus roti coklat disana, memilih keluar toilet berjalan pelan melewati gudang dan beberapa ruangan tempat penyimpanan alat olahraga menuju belakang sekolah, ia tidak ingin masuk kelas hari ini, kepalanya pusing dan perutnya juga sakit.

Kalaupun ia ke kelas, kara tidak yakin bisa mengikuti pelajaran, jadilan ia disini, belakang sekolah yang sejuk. tapi kara lupa akan satu hal, yang mana nanti mungkin menjadi malapetaka sendiri untuknya.

Susana sejuk dan menenangkan menyambut kedatangan kara saat ia menginjakkan kaki di disini, rumput hijau yang digunting rapi dan beberapa bunga serta pepohonan rindang turut menghiasi belakang sekolah, mirip seperti taman.Ternyata disini sangat terawat, kara pikir disini kotor, tapi ternyata ia salah besar.

Matanya melihat beberapa kursi dan sofa yang sudah sedikit usang tapi bersih tersusun rapi dengan meja kecil ditengahnya. Terletak di sudut didekat tembok pagar pembatas yang sedikit terlindung dari cahaya matahari. Sepertinya tempat ini memang sengaja dirawat dan dibersihkan.

Kara berjalan pelan menuju salah satu sofa mendudukkan diri dan segera memakan roti miliknya kala merasakan perut yang semakin nyeri. Tadi kara juga sempat mampir sebentar di kantin untuk membeli susu sebagai minumannya.

Setelah memakan roti dan minum susu kara merebahkan tubuhnya mumpung ada bantal sofa usang itu disini, jujur perutnya masih sakit. Jadi kara memutuskan ingin tidur

Brak bruk

"Lo bisa santai aja gak buka pintunya?"

"Yaelah gue udah gak sabar tidur"

Askara Bhumi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang