11. Askara Bhumi

2.8K 215 7
                                    

Typo tandai!
Vote dulu sebelum membaca!!



Sepulang sekolah dewa dan gara pergi ke kelas kara terlebih dahulu, menunggu anak itu keluar dari kelas, saat kara baru saja sampai didepan kelas, bocah pendek nan manis juga imut itupun ditarik pelan menuju parkiran sekolah oleh gara

Sesampainya diparkiran, gara langsung menoleh ke arah kara dan menatap dalam netra coklat terang milik kara yang hanya diam dan tidak merespon apapun "Ayo ikut kakak, nanti dirumah akan kami jelaskan semuanya " ucap gara pelan

Kara hanya mengangguk pelan "tapi.. apakah daddy kakak tidak marah?" lirihan pelan juga terkesan sedikit ada nada takut di setiap lenggalan ucapan kara membuat dewa juga gara tertegun, apalagi mendengar kata "daddy kakak" yang kara sematkan,semua itu berhasil membuat membuat mereka merasakan sesak luar biasa seperti ada yang meremat kuat dada mereka.

"Kak?" Panggil kara menyadarkan dewa dan gara yang dari tadi tidak merespon ucapannya, kara takutnya mereka kesurupan mendadak karena mereka hanya diam menatap dirinya dengan tatapan yang sukit diartikan

Dewa lebih dulu sadar "ah ya, daddy lagi tidak ada dirumah, jadi kamu tenang saja oke?" Tanyanya seolah meyakinkan kara bahwa semua akan baik-baik saja

"Oke"

。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。


Di ruang tamu megah kediaman laksamana terdapat 4 orang pemuda berbeda usia yang saling menatap satu sama lain seolah sedang melakukan telepati lewat tatapan

" Bang, kak apa yang ingin kalian katakan pada kara? " Kara yang lebih dulu buka suara,menggaruk pipinya yang tidak gatal karena bingung sebab dia tidak pandai membaca arti dari tatapan mereka

Aksa menatap manik coklat terang kara lekat-lekat " Sebelumnya abang minta maaf, kara boleh marah sama abang setelah ini, but please don't ever leave me again, cukup mommy sama bunda aja, kara jangan " ujar aksa sendu bahkan sedikit berkaca-kaca?

Kara tidak mengerti apa maksud orang didepannya ini berbicara seperti itu, alis kara menyatu dengan dahi yang mengerut "maksudnya?"

Gara menyerahkan selembar kertas rumah sakit kearah kara, kara hanya menatap bingung kertas itu dan mendongak sedikit untuk melihat gara "kertas? Untuk apa?"

"Baca sampai habis" jawab dewa

Walaupun masih heran dan bingung kara tetap membaca kertas itu sampai habis, tapi tunggu..
Seketika mata kara membelalak kaget melihat isi kertas yang dia baca, bahkan tangan nya sampai gemetar saking kagetnya

Kara melihat mereka secara bergantian "b-bang k-kak in-i b-bohong kan?" Rasanya dunia kara sedang dipermainkan semesta dengan begitu hebatnya. Bagaimana bisa?! Itu adalah pertanyaan yang sejak tadi ada dikepalanya

" Kakak tau kamu akan sulit untuk percaya, tapi ini adalah kenyataannya kara, tes DNA itu membuktikan semuanya," gara memegang kedua bahu kara dan menekannya sedikit agar kara menatap dirinya, gara sangat serius kali ini, dia awalnya juga tidak menyangka,tapi bukti menepis segalanya "kamu.. adalah adik yang kami cari selama ini, Askara Bhumi Laksamana" tambah gara lebih pelan sambil melepas cengkraman tangannya pada bahu kara

Bibir kara terasa kelu, otaknya tidak bisa berpikir dengan baik, fakta macam apa ini? Sungguh kara tidak pernah mengharapkan semua ini, air mata mengalir deras dipipinya,tapi tidak ada isakan yang keluar, kara menggigit bibirnya kuat-kuat untuk menahan isakan dengan kepala yang tentunduk dalam,dadanya tiba-tiba merasakan sesak yang luar biasa, dulu kara pikir omongan orang-orang bahwa ia adalah anak haram itu bohong, tetapi sekarang dia percaya bahwa omongan orang-orang tentangnya itu benar, dia lahir dari sebuah kesalahan, apakah ibunya seorang perebut suami orang? Tidak. Ibunya wanita baik-baik, lalu apa? Bagaimana bisa dia lahir menjadi anak dari seorang pria yang sudah mempunyai keluarga? Pikiran itu memenuhi isi kepala kara, membuatnya tidak bisa berbafas dengan benar

Dewa sedari tadi hanya diam, dia tidak tau harus melakukan apa, fakta tadi sudah disampaikan oleh kedua saudaranya, setelah 15 menit keempat pemuda berbeda usia itu hanya diam,sibuk dengan pikiran masing-masing, cuma dewa yang sedari tadi memperhatikan kara yang menunduk, tapi ada yang aneh, napas kara terdengar sedikit mengi membuat dewa sedikit khawatir, tapi kekhawatiran itu memuncak saat kara mulai meremat dadanya dan memukul-mukulnya dengan pelan

Dewa memegang bahu kara pelan seperti yang gara lakukan tadi " kara, hei denger kakak?!" Ujarnya panik apalahi mendengar napas kara yang pendek dan sedikit memberat

Aksa dan gara tersadar dari pikiran mereka dan mendekat kearah kara "a-adek denger kakak?, hei nafas yang benar, jangan panik oke?" Gara juga ikut-ikutan bertanya

Kara mendengar semua itu tapi rasanya dia sudah tidak punya tenaga untuk menjawab, udara disekitarnya seakan menjauh tak membiarkan kara untuk menghirupnya barang sejenak, kara mendongak dengan pandangan sayunya "hhaahh hhhh ugh k-kak s-se-sek hhaahh" air mata yang sedari dari turun, kembali membasahi pipi berisi kara, sungguh sesak ini sangat menyiksanya

" DEWA,GARA BAWA KARA KESINI CEPAT, KITA KERUMAH SAKIT SEKARANG!!" aksa berteriak dari luar karena sejak dia mendekat karena nada panik dewa tadi, dia langsung berlari keluar untuk menyiapkan mobil, dia masih bisa berpikir jernih, kara harus dibawa kerumah sakit sekarang, karena dirumahnya tidak ada oksigen atau obat semprot bentuk inhaler

Dewa menggendong kara ala bridal style menuju mobil dengan sedikit berlari, dia sangat panik, bahkan tidak sadar dia juga menangis karena takut yang menggerogoti hati

Saat sampai dalam mobil, aksa yang menyetir dengan dewa yang menyenderkan kepala kara didada bidangnya dan gara yang duduk sambil menangis disamping kara mereka bertiga duduk dikursi penumpang, dahi dan rambut kara penuh dengan keringat dingin

" A-adek dadanya jangan dipukul, nanti tambah sakit hiks, please bukan ini yang kakak inginkan" gara menjauhkan tangan kara dan menggenggam erat tangan mungil itu untuk menyalurkan betapa khawatirnya dia saat ini

Kara hanya menatap gara sayu,tenaga nya sudah terkuras habis yang tersisa hanya lemas dan sesak yang tak kunjung hilang  "k-ka-kak ma-af " gumam kara sangat pelan

"Hei kenapa minta maaf?" Tanya dewa yang mendengar gumaman kara, dewa usap pipi kara pelan dengan sebelah tangan, sedangkan tangan yang lain menyanggah tubuh kara yang bersandar didadanya

" Ka-kare-na haahh ka-ra u-dah bu-buat hhh ke-keluar-ga ha-ncur"

Walaupun kara berucap terbata-bata tapi dewa tau apa maksud ucapan kara, dewa dekap erat tubuh ringkih kara "ng-ngak si-siapa yang bilang adek penghancur, bagi kakak adek adalah anugerah dari tuhan yang dititipkan mommy untuk kakak jaga dengan sepenuh hati, jangan pernah berpikir begitu lagi, ka-kakak sakit mendengarnya" mungkin ini adalah pertama kalinya dewa mengucapkan kaliamat terpanjang dalam hidupnya, dia tidak peduli lagi dengan image nya yang jarang ngomong panjanglebar, kali ini yang terpenting adalah adiknya, adik kecilnya.

Kara menggeleng dengan air mata yang mengalir deras "eng-enggak hhhh haaah ka-kara ugh ma-"

" Udah, jangan ngomong lagi, napas yang bener adek, berhenti ngomong yang gak bener" dewa tidak tahan mendengar omongan kara yang udah ngelantur kemana-mana

Sekitar 25 menit diperjalanan menuju rumah sakit,akhirnya mereka sampai dengan kara yang kini sudah digendong oleh aksa karena dia yang pertama keluar dari mobil, kara sudah tidak sanggup lagi mempertahankan kesadarannya, tidak sanggup lagi melawan sesak yang sejak tadi berperang dengannya, akhirnya kara kalah dengan semua itu, tapi sebelum gelap menghampiri, dia sempat mengucapkan sesuatu yang membuat ketiga pemuda bersaudara itu menegang seketika

"I-ibu, ka-ra..."







.

.









Halo, gimana? Suka gak? Sumpah aku gak tau alurnya akan dibawa kemana, tapi akan usahakan nanti tidak melenceng dari yang awal, next part akan dijelasin siapa bunda dan mommy itu ya,, mereka orang yang berbeda, dan alasan kenapa kara tinggal sama bunda/ibu, maaf kalau gak sesuai ekspektasi kalian

Hari ini aku lagi seneng hehe, akhirnya aku keterima di ptn impian jalur utbk, kalian ada yang sama? (Curhat dikit)

Jangan lupa vote, thanks yang sudah vote part sebelumnya, bagi yang belum jangan lupa vote ya, terimakasih lopeyu all

Seeyou

__Esa.

Askara Bhumi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang