Typo tandai!
Saat ini, kara dan kean berada di rooftop. Karena guru mata pelajaran dikelas mereka masih ada pertemuan dengan kepala sekolah, tugas memang tidak ditinggalkan mengingat kelas mereka belum ada belajar dengan guru yang bersangkutan. Perkenalan diri saja belum.
Dua remaja itu sedang duduk santai di sofa usang yang ada disana sambil menikmati sekaleng soda, Ah tidak soda itu hanya milik kean, kara hanya minum susu kotak rasa pisang yang merupakan minuman favoritnya,apalagi ini di traktir oleh kean. btw kara sekarang lagi rebahan dengan paha kean yang ia jadikan sebagai bantal dan sesekali meminum susu kotak pemberian kean
" Tadi kenapa lama banget di toilet?" tiba-tiba kean berceletuk tanpa melihat kearah kara
Kara mendongak melihat kean yang menatap lurus kedepan " Emm kean nanya kara? " Tanyanya dengan polos, padahal jelas-jelas disini hanya ada mereka berdua
Kara kalo udah ngantuk memang bahasanya jadi manis, tiba-tiba manggil diri sendiri pake nama bukan gue-lo, manggil kean dengan abang. Tapi kadang-kadang juga gitu sih walau gak ngantuk. SSK aja (suka-suka kara).
Kean berusaha sabar mengingat kara itu memang kadang polos nyerempet linglung yang tampak seperti orang bego. Tapi dia pintar makanya bisa dapat beasiswa
Kalo kata kean mah " kara tuh pintar di pembelajaran aja, coba tanya dia ayam apa telur dulu yang ada didunia, tuh bocah ga bakalan tau " Padahal aslinya kean juga gatau ,hadehh kean.
Kean menoleh kearah kara yang sedang menatapnya dengan polos " Kan disini cuma ada kita berdua askara, masa gue tanya setan kan ga mungkin " jawab kean tersenyum paksa
" Tadi itu...
Flashback on!
Disisi kara, anak itu sudah selesai memenuhi panggilan alam mendadaknya, tapi tanpa sengaja kara malah menyenggol pria paruh baya yang kebetulan juga akan keluar toilet
" Maaf pak, saya tidak sengaja " ujar kara sambil menunduk merasa bersalah.
Pria baru baya itu hanya diam sambil memandangi kara yang tak kunjung mengangkat wajah. Karena tidak mendapat jawaban kara mendongak untuk melihat wajah orang yang dia tabrak
Degg
Gimana tidak terkejut, didepan kara ada pemilik sekolah yang baru seminggu ini dia tempati, jangan sampai dia dikeluarkan gara-gara menabrak pemilik sekolah
" Maaf saya tidak sengaja pak " ulang kara pelan, takut banget dia.
" Tak apa, kau tidak apa kan? " Tanya pria paruh baya yang kara ketahui sebagai pemilik sekolah
" Eh iya pak, saya- "
" Panggil om saja. Emm.. " potong pria tersebut karena kara memanggil nya pak, entah kenapa dia sangat ingin mendekatkan diri pada anak yang baru saja dia temui ini. Tapi ucapannya terpaksa terpotong karena tidak mengetahui nama anak yang sekarang sedang menatapnya dengan tatapan teduh sekaligus menenangkan
Kara yang peka akan raut bingung di wajah pria paruh baya itu langsung memperkenalkan diri " Kara, salam kenal pa-, eh om, sekali lagi saya minta maaf om"
" Ah ya, om juga minta maaf ya kara, nama om Mahesa Daksh. kalau gitu om permisi dulu ya, semoga kita bisa ketemu di lain waktu.." Mahesa berucap tulus dengan senyuman kecil yang terpatri diwajahnya.
Kara balas tersenyum lembut ke arah punggung tagap mahesa yang perlahan hilang tertelan jarak,entah kenapa dia merasakan perasaan hangat yang menjalar didadanya saat pria tersebut tersenyum kearahnya
" Iya om hesa, semoga ketemu lagi " gumam kara saat Mahesa sudah hilang dari pandangan. Kara tersenyum kecil, mood nya naik gara-gara pertemuan singkat dengan Mahesa tadi.
Kara berjalan santai dan tenang untuk kembali ke kantin
Flashback off
"Ohhh pantesan lama, gue sampai nunggu 15 menit " ujar kean setelah mendengar cerita kara mengenai kejadian di kantin tadi, dengan tatapan yang masih lurus kedepan
" Hu 'um, sowry ya bang ke- " tak sempat melanjutkan ucapan nya kara sudah menutup mata dan tertidur pulas,Tadi dia bercerita dengan susu kotak yang sesekali dia minum, jadi ngantuk dia tuh,maklum kan masih bocah. Tapi gara-gara kara menyematkan kata 'bang' sebelum nama kean yang hanya tersebut setengah, dia malah seperti mengumpat yang bikin kean salah paham. Kean hendak menegur tapi urung melihat bocah itu yang telah tertidur pulas dengan dengkuran halus yang terdengar
Kean menunduk untuk melihat wajah damai kara yang tertidur " Udah tidur aja, emang bocah dah " ucap kean pelan agar tidak membangunkan sang teman yang sudah ia anggap adiknya sendiri.
'kalo lagi tidur gini lucu nya nampah' batin kean sambil mengusap rambut kara yang menutupi matanya
。◕‿◕。
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu, tapi kara baru saja keluar dari kelas, disini tinggal dia sendiri sebab kean tadi sudah pulang terlebih dahulu, katanya dia sudah di jemput, kara mah iya iya aja. Kara memilih telat keluar untuk menghindari berdesakkan, takut bengek. Kan ga lucu.
Setelah mengambil sepedanya di parkiran sepeda kara bergegas pulang dan berganti baju untuk pergi ke cafe tempat nya bekerja. Kara kerja sebagai pelayan cafe. Kerja part time di cafe itulah yang menunjang hidupnya selama 3 tahun ini.
Dipertengahan jalan tidak sengaja kara melihat anak kecil berumur sekitar 7 tahunan bermain bola di taman dengan ayahnya. Tak jauh dari ayah dan anak itu ada wanita muda yang kara tebak ibu dari anak kecil tersebut duduk di atas karpet kecil yang digelar diatas rumput dengan berbagai cemilan sebagai temannya. Sepertinya mereka sedang piknik kecil-kecilan di taman.
Lama melamun sambil melihat ke arah keluarga kecil yang tampak bahagia itu, kara sampai tak sadar telah menghabiskan sekitar 5 menit berhenti disana.
" HUWAAA hiks AYAH SAKIT! "
Tangisan keras anak kecil tadi menyadarkan lamunan kara. Kara melihat ternyata anak kecil tersebut terjatuh dan kemungkinan lutut nya luka,terlihat dari ayah dan ibunya yang mencoba meniup lututnya
Ah, kara jadi memikirkan seandainya dia masih punya ibu, mungkin dia tidak akan merasa kesepian seperti ini, walaupun keluarganya tak pernah ada laki-laki yang disebut sebagai ayah tapi dia cukup bahagia dulu.
Tuhkan, kara jadi rindu ibu.
Tidak mau berlarut dalam kesedihan, kara segera pergi melanjutkan perjalanan pulang lalu pergi ke cafe untuk bekerja.
.
.
Halow gimana dengan part ini? Boleh saran dan kritik di kolom komentar ya, maaf jika ada kesamaan nama tokoh atau alur cerita,itu hanya kebetulan, cerita ini murni dari otak kecil aku
jangan lupa vote
Vote kalian penyemangatku
Seeyou
__Esa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Askara Bhumi
Short StoryKara, atau Askara Bhumi adalah bocah pendek nan polos yang terkesan manis juga imut dengan pipi yang sedikit besisi ditubuh mungilnya. Bocah yang baru menginjak usia 13 tahun itu hidup seorang diri dirumah peninggalan sang ibu sejak 3 tahun lalu, ka...