Typo tandai!
Vote dulu sebelum membaca!!Saat ini kara berada dalam sebuah kamar bernuansa biru laut dengan berbagai karakter hewan laut menghiasi isi kamar yang tampak luas dilengkapi kasuk king size dan nakas kecil dengan lampu tidur yang ada diatasnya, selain itu ada juga lemari kaca besar dengan berbagai minimatur berbagai jenis karakter khusus anak laki-laki dan berbagai macam mainan anak lainnya, tidak lupa meja belajar dengan lemari khusus buku disebelahnya. Kamar luas itu juga dilengkapi dengan walk in closet dengan bermacam jenis pakaian anak laki-laki, sepertinya kamar ini memang khusus dibuatkan untuk kara, didalam walk in closet terdapat pula meja dengan berbagai perlengkapan yang mungkin dibutuhkan oleh pemilik kamar, madhava sudah mempersiapkan semua yang mungkin anaknya perlukan, tidak ada yang terlupa sekecil apapun.
Kara berbaring terlentang diatas kasur dikamar barunya sambil menatap langit-langit dengan pikiran yang melayang kemana-mana. yap anak itu melamun "ibu, kara tau pasti ada alasan ibu melakukan ini semua, walau begitu kara masih sayang ibu, ibu yang selama ini ada sama kara, ibu.. udah ketemu sama mo-mommy kara ya? Mommy itu cantik ya bu? Sama kayak ibu,cantik. Tadi kara gak sengaja liat di ruang keluarga foto mommy, nanti datang ke mimpi kara ya bu, ajak mommy juga" gumam kara pelan "kara rindu.. kalian" tambahnya lalu pergi menjemput mimpi, berharap orang yang ia rindukan datang menemuinya, kara memang tidak pernah ketemu mommy, tapi rasanya kara rindu saat ia mendengar cerita jayden waktu dirumah sakit pagi tadi
。◕‿◕。。◕‿◕。。◕‿◕。
Pagi ini kara terbangun dengan muka bantalnya dan berjalan pelan menuju kamar mandi untuk mandi terlebih dahulu, sekitar 20 menit kara keluar dari walk in closet lengkap dengan seragam sekolahnya, kemaren supir pribadi madhava pergi ke rumah lama kara untuk menjeput seragam sekolahnya, jadi kara sudah bisa kesekolah hari iniAnak itu berhenti sebentar didepan cermin full body disudut kamar, berkaca sebentar untuk melihat penampilannya "gak nyangka ternyata gue bagian dari keluarga yang katanya sangat berpengaruh, gimana caranya ya gue jelasin ke sahabat-sahabat gue? Terserah lah pikiran nanti aja, jadi kangen rumah lama padahal belum genap 2 hari ninggalin rumah tapi rasanya udah kangen aja.. rasanya ada yang kurang" kara menghela nafas pelan, mungkin ia belum terbiasa, semoga waktu bisa membiasakan nya " kangen orang-orang sumatera juga, kangen rumah disana walau disana gue gak diterima layaknya manusia biasa, tapi disana juga banyak yang anggap gue keluarga, kangen om Raja dan Radit tante sintia juga, kakek nenek dan teman-teman, kenapa tiba-tiba gue jadi sedih gini sih!" Ucap kara menghapus air mata yang tiba-tiba keluar lalu jatuh ke pipi
Tok tok tok
"Dek, udah bangun belum" suara seseorang yang kara kenal menyapa dari balik pintu, kara tau siapa pemilik suara itu
"Sudah kak, sebentar ini kara lagi pake sepatu, kakak langsung masuk aja"
Klick
Pintu terbuka menampilkam wajah tampan dewa yang sudah lengkap dengan seragamnya, dewa tersenyum tipis melihat adik kecilnya
" Sudah, ayo kak" ajak kara menggandeng dewa dan menyeretnya keluar kamar, untung saja dewa tidak menyadari ada sedikit jejak air mata dipipinya
Dewa terkekeh, mengusap rambuk kara pelan dan membuatnya rambut yang sudah tertata tadi kusut kembali walau tidak parah, kara menatap sinis dewa "kak, ini tadi kara udah sisir rapi tau!! Kok diberantakin lagi!" Cemberutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Askara Bhumi
Short StoryKara, atau Askara Bhumi adalah bocah pendek nan polos yang terkesan manis juga imut dengan pipi yang sedikit besisi ditubuh mungilnya. Bocah yang baru menginjak usia 13 tahun itu hidup seorang diri dirumah peninggalan sang ibu sejak 3 tahun lalu, ka...