42 | Kembang Api (6)

10.8K 1.7K 141
                                    

<<<>>>

Di saat yang bersamaan, kondisi Carrie semakin memburuk. Ia merasakan pandangannya mulai berkabut dan pendengarannya menjauh. Sementara jantungnya berusaha memompa darah secepat mungkin untuk mengompensasi kekurangan cairan.

Sora dengan sigap menangkap tubuh Carrie yang kini tak mampu lagi mempertahankan posisinya. Arvin yang menyadari ada sesuatu yang salah pada Carrie, segera berhenti memukuli Galant. Membuat pemuda itu sejenak bisa mengambil napas dan merasakan sensasi ngilu luar biasa akibat luka lebam dan berdarah di beberapa bagian tubuhnya.

Rei yang terlepas dari pergulatan Arvin-Galant, dengan ngos-ngosan menghampiri Carrie dan membantu Sora. Dua jari tangannya secara otomatis mendeteksi denyut nadi radialis di pergelangan tangan Carrie.

"A-apa yang terjadi? Tekanan darahnya di bawah 80," tukas Rei sambil memindahkan jarinya ke ujung leher Carrie. Tak ada yang menjawab. Mereka sebenarnya masih sedikit terkejut bagaimana Rei bisa memperkirakan tekanan darah hanya dengan meraba denyut nadi. Namun yang lebih penting sekarang adalah membawa Carrie ke tempat yang lebih kondusif, yakni ke dalam aula, untuk mendapat bantuan dari para guru.

Sementara Lucy dan kawan-kawannya sedikit cemas melihat kondisi Carrie yang dibopong ke dalam aula. Bukan mengkhawatirkan kondisi gadis itu, melainkan memberikan diuretik dosis berlebihan pada Carrie adalah ide "brilian" mereka.

Arvin segera menyadari gelagat tersebut. "Aku tahu, ini semua ulah kalian, kan?" tegurnya pada ketujuh anak bertampang ragam. Dan Arvin memilih Nico, satu-satunya anak yang tersenyum licik untuk dijadikan alasan untuk membentak. "Jawab!" teriak Arvin dengan nada tinggi.

Tanpa menurunkan sudut bibirnya, Nico berkata, "Kalau iya, memangnya kenapa?!"

Arvin mengerahkan seluruh sisa kemarahannya pada kedua tangan. Dan inilah saat yang paling Nico tunggu-tunggu.

Senandung lagu jazz klasik dari dalam aula seketika terhenti. Para pemain live music dan seluruh audiens dibuat terpana oleh kedipan lampu-lampu aula yang mati-menyala karena tersapu gelombang listrik yang amat besar, disertai dengan percikan cas elektron dari lampu-lampu tersebut.

Tak ada yang menyadari dari mana sentrum dari fenomena ini berasal, sebelum Arvin menyemburkan api dari seluruh badannya, bagai kembang api raksasa. Hal itu segera menarik perhatian dari segala penjuru aula. Di tempat yang tiba-tiba berubah menjadi gelap dan mencekam itu, tubuh Arvin lah satu-satunya sumber cahaya.

Semua orang tercengang, tak terkecuali Rei. Ini adalah kali pertama ia melihat perubahan Arvin yang paling menakutkan. Kobaran api kuning merah melingkupi seluruh tubuhnya. Dan mendadak, gelombang panas teradiasikan ke segala arah, sehingga semua orang merasakan sulutan emosi tersebut.

Diam yang cukup panjang itu seketika robek oleh teriakan kawan-kawan Nico yang menyeruak masuk ke dalam aula lewat pintu kaca itu. Dan semua orang segera tertulari kepanikan mereka. Aula mendadak gempar akibat pertunjukan "kembang api" dadakan itu.

Sementara Arvin tanpa segan menembakkan bola-bola api yang lebih tepat bersanding dengan bom molotov. Sekali tembak, bisa menghanguskan tubuh manusia dan bangunan di sekitarnya, termasuk pintu depan aula yang bahan-bahan kayunya ringsek menghalangi jalan. Arvin melakukan semuanya di luar kendali. Yang diinginkannya saat ini adalah Nico-yang tengah bersembunyi seperti tikus di antara orang-orang yang berlarian panik.

Kepala sekolah, guru-guru, dan para polisi pun tak bisa berkutik banyak, kecuali hanya berusaha membuka jalan keluar darurat di samping aula.

Sementara di tempatnya berdiri, sudut mata Rei menangkap pergerakan Tuan Wira yang menodongkan pistol pada monster api berjalan yang notabene adalah sahabatnya sendiri. Pertimbangan apapun tak bisa menjadi alasan bagi Rei untuk tidak mencegah tangan Tuan Wira agar menarik kembali senjatanya. Dengan sigap, ia menahan tangan orang tua yang sebelumnya sangat ia takuti itu. "Kumohon, jangan menembaknya!"

HEXAGON [1] | Spektrum Warna ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang