55 | Taman Bermain (1)

12.4K 1.6K 189
                                    

Hai, para jomblowan-jomblowati, masih pada idup kan walaupun ga ada pacar? #sapaan macam apa sih ini #disepak

Nih, saya apdet bab spesial pake telor di malam tahun baru. Hmmm, kurang soswit apa coba akuhh -_-"

Hmmm, keliatan ya, kalo author malem tahun barunya cuma di rumah aja, ga ada yang ngajakin ke luar malem-malem buat nungguin jam 12 malem.

IYA DONG! Justru itu yang istimewa dan membanggakan bagi saya :v
Nothing is more special than this, menulis hexagon di rumah (bukan di kos) dengan tenang, ditemani secangkir teh hangat (sebenernya masih mau bikin sih) dan biskuit (-nya juga masih di toples, di ruang tamu, males ambil dari tadi) #lha terus? -_-

Oh ya, btw ini momennya kok bisa pas gini ya. Wkwk. Lucu aja sih. Jadi malam penghujung tahun 2015 ini juga merupakan penghujung tahun Zeta-57 lhoo. Uhuyy. Lucu kan? #gak

Ah udah ah, langsung aja kalian tengok

=========================================================




[Jalan Aigeus, 1 Januari Z-58]

Tahun Zeta ke-58 diawali dengan sesuatu yang luar biasa. Malam tahun baru kali ini mau tak mau harus dirayakan dengan bunyi "terompet" ambulans yang memenuhi jalan. Bahkan kembang api pun tak sempat dinyalakan. Sesuatu yang dahsyat telah "meledak" sebelumnya. Fokus mikroskopis yang entah berasal dari mana--virus influenza hasil pergeseran mayor antigen Hemagglutinin dan Neuraminidase yang mampu merubah diri dalam waktu sangat cepat--telah mewabah dan menghantui seisi kota.

Jalanan tampak sangat sepi. Tak ada yang berani menginjakkan kaki ke luar rumah, kecuali jika benar-benar terpaksa. Begitu pun mereka masih merasa paranoid dan harus mengenakan masker N95[*] yang malah membuat penggunanya semakin kesulitan bernapas.

[*] masker N95: masker yang tingkat kerapatannya sangat halus, dapat menyaring hingga 95% partikel udara, sehingga diharapkan virus lebih susah untuk masuk ke dalam saluran pernapasan. Masker ini biasa digunakan untuk tenaga kesehatan di bagian infeksi menular, atau saat terjadi wabah seperti flu burung.

"... virus ini dikabarkan telah menyebar ke seluruh penjuru kota Pasithea. Warga diharapkan tetap waspada, karena kejadian luar biasa ini masih dalam tahap penelitian. Hasil laporan terakhir dari Rumah Sakit Umum Pasithea, insiden kasus ini semakin meningkat. Ketua Ikatan Dokter Soteria masih belum bisa meramalkan kapan kejadian epidemik ini akan berakhir."

Galant mematikan televisi di kamarnya. Tak butuh waktu lama baginya untuk beranjak keluar. Dinginnya malam tak lagi mampu menghalangi kaki jenjang itu untuk melangkah menuju ruangan lain di lantai dua. Kesedihan terpancar dari wajah pemuda tersebut, begitu pijakannya berhenti di depan kamar yang berdinding kaca transparan.

Tepat di sampingnya, sesosok pria berjubah putih dengan tudung kepala yang sewarna telah telah lebih dulu berdiri menghadap ruangan. Keduanya kini memandang prihatin ke dalam sebuah kamar yang disetting sebagai ruang isolasi. Di sana, ibu mereka tengah terbaring lemah, dengan masker ventilator masih menutupi sebagian wajahnya.

"Kalian harus segera pindah dari tempat ini. Aku berjanji, Negeri Cahaya akan menyambut dengan hor--"

"Kenapa?" potong Galant. Suaranya terdengar amat pilu. Tak pernah ia merasa seburuk ini. "Kenapa kau melakukannya, Gavan?"

Keheningan mencoba menyatukan kedua insan tersebut diam-diam. Namun dua kutub aura yang terlalu berbeda justru bersikeras melawan usahanya.

"Ayah yang membuat semua ini terjadi, Galantes. Suatu saat kau akan tahu . Aku masih saja berharap, bahwa janji angin akan menuntunmu."

HEXAGON [1] | Spektrum Warna ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang