Chapter 15

99K 7.2K 892
                                    

Jungkook menghentikan mobilnya disebuah restoran seafood dipinggir pantai dan satu-satunya restoran terbesar di kawasan pantai Naksan ini. Ya, ternyata Jungkook membawa Jinri ke pantai Naksan dan parahnya Jinri baru tau karena ia melihat papan nama di depan restoran ini. Ia memang sedikit ketinggalan karena baru kali ini ia menginjakkan kaki di pantai Naksan yang memang terkenal dengan pasir putihnya. Mata Jinri mengikuti gerak-gerik Jungkook yang kini sudah membuka pintu mobil dan keluar. Ia masih duduk ditempatnya menunggu Jungkook membuka pintu mobil untuknya, mungkin.

Namun, harapan yang sempat terbesit dipikirannya itu langsung menguap hilang begitu saja ketika laki-laki itu tidak sama sekali menunjukkan niatan untuk membuka pintu mobil untuknya seperti di drama-drama yang ia tonton. Ayolah..., Apa yang bisa diharapkan dari seorang Jeon Jungkook yang memiliki tingkat kepekaan di bawah rata-rata. Ia juga masih tidak yakin dengan apa yang dikatakan Jungkook padanya saat dipantai tadi sore. Laki-laki itu bisa saja sedang mempermainkannya, bukan? Dan bodohnya ia terbawa suasana begitu saja lalu mengatakan ia juga mulai menyukai laki-laki itu. Sekarang, Jinri mulai memikirkan perasaannya pada Jungkook dan ia ragu.

Jinri akhirnya memilih membuka pintu mobil sendiri dan keluar saat ia melihat Jungkook memberi kode untuknya cepat keluar. Ternyata laki-laki itu masih berbaik hati menunggunya.

“Apa yang kau lakukan berlama-lama didalam mobil? Kau tidak lapar?” tanya Jungkook setengah kesal. Laki-laki itu mengunci pintu mobilnya.

“Tidak ada. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu yang tidak penting,” sahut Jinri. Gadis itu berjalan mendahului Jungkook.

“Cih, dasar aneh.” gumam Jungkook. Ia berjalan menyusul Jinri yang sudah melenggang jauh didepannya memasuki restoran itu dengan gerutuan.

Jungkook dan Jinri mendapatkan tempat duduk di balkon yang menyungguhkan pemandangan pantai di malam hari. Mata Jinri langsung berbinar-binar melihat pemandangan yang jarang ia lihat di Seoul ini. Suasana restoran ini cukup romantis apalagi di balkon tempat mereka duduk sekarang. Tampaknya tempat duduk dibalkon ini khusus untuk pasangan karena sejauh mata memandang balkon yang cukup luas ini dipenuhi oleh pasangan. Bangunan ini berlantai dua, lantai satu khusus untuk pengunjung yang membawa anak-anak dan keluarga lalu lantai dua untuk yang datang bersama teman atau pasangan yang menginginkan suasana tenang dan santai. Jungkook dan Jinri terpaksa memilih meja di balkon karena hanya ada satu meja ini yang tersisa namun ini termasuk keberuntungan karena dapat menikmati pemandangan yang indah ditempat yang strategis.

Jinri kini menopang dagunya sambil menatap Jungkook yang duduk didepannya. Laki-laki itu sejak tadi tampak asyik sendiri dengan kamera ditangannya, wajahnya terlihat sangat serius. Diam seperti ini bukanlah sesuatu yang menyenangkan bagi Jinri. Ia butuh teman berbicara.

“Jungkook-ah,” panggil Jinri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Jungkook-ah,” panggil Jinri.

“Hum,” sahut Jungkook dengan gumaman.

“Ani..., Tidak jadi,” Jinri mengerucutkan bibirnya. Ia tiba-tiba merasa malas berbicara dengan Jungkook karena jawaban laki-laki itu. Ia yakin hal yang ia lakukan akan percuma saja jika laki-laki itu sedang asyik dengan kegiatannya sendiri.

Married by AccidentWhere stories live. Discover now