Chapter 43

94.6K 6K 1.1K
                                    

Seperti kemarin, hari ini Jinri tidak bisa menyembunyikan senyum senangnya. Selama seharian ini Jungkook benar-benar memanjakannya. Laki-laki itu seperti mengerti apa yang ia mau. Mereka berdua hari ini berkunjung ke DisneyLand dan berkeliling sepuasnya.

Dari bangun tadi pagi sampai malam ini Jungkook benar-benar memperlakukannya seperti tuan putri. Laki-laki itu bahkan tidak segan-segan menuruti semua permintaan Jinri. Siapa yang tidak bahagia ketika dimanjakan seperti itu.

Perlakuan Jungkook yang tiba-tiba romantis dengan memberikannya sebuket bunga setiap pagi sudah membuatnya melayang. Sekarang, ditambah lagi dengan dirinya yang dimanjakan bak tuan putri membuat Jinri benar-benar melambung ke langit ketujuh.

Ia hampir lupa dengan sikap Jungkook yang biasanya selalu menyebalkan dan selalu merecokinya dengan berbagai tingkah usilnya. Entah apa yang terjadi pada suaminya itu ketika sesampai mereka di Jepang. Sikapnya tiba-tiba berubah menjadi 180 derajat lebih manis.

Setelah pulang dari acara jalan-jalan mereka hari ini, Jungkook maupun Jinri memutuskan untuk langsung istirahat. Kedua orangtua Jinri juga sedang tidak ada di rumah karena menghadiri pesta perusahaan tempat Tuan Shin bekerja. Mungkin kembali tengah malam nanti.

Untuk urusan makan malam, Jinri bisa bernapas lega karena Jungkook mengajaknya makan malam di salah satu restoran yang terletak di Ginza Area. Ia tidak menyangka laki-laki itu mengajaknya ke tempat pusat perbelajaan yang terkenal dengan fashion branded dengan harga fantastis. Ia tidak berani lirik sana-sini karena jujur saja berbelanja di kawasan itu sama saja dengan membiarkan isi dompet kosong melompong saat sesampai di rumah.

Okey..., lupakan masalah Ginza area dan sejenisnya karena saat Jinri masuk ke dalam kamar Jungkook terlihat masih sibuk dengan ponselnya sambil bersandar di headbed. Padahal tadi laki-laki itu beberapa kali mengeluh mengantuk sesampai mereka di rumah.

Jinri duduk di meja riasnya sambil memoleskan krim malamnya. "Kenapa kau belum tidur? Bukankah tadi kau mengatakan sangat mengantuk." tanya nya menatap pantulan Jungkook dari cermin.

Jungkook mengalihkan fokusnya sebentar dari ponselnya yang ia tatap bak hidup dan matinya sejak tadi. "Tadinya memang mengantuk tapi sekarang sudah hilang. Kau terlalu lama di toilet jadi kantukku hilang." sahutnya beralasan.

Jinri mengerutkan keningnya bingung. Apa hubungannya toilet dengan rasa kantuk yang hilang. "Kenapa jadi karena aku lama di dalam toilet rasa kantukmu bisa hilang? Tidak ada hubungannya, Jungkook-ah." jawabnya lalu berbalik menjadi duduk menghadap Jungkook yang masih bersandar santai di atas ranjang,

Jungkook mendengus pelan. "Tentu saja ada. Kau pikir menahan panggilan alam selama itu tidak berpengaruh? Aku sampai kehilangan rasa kantukku karena itu." sanggahnya setengah ketus.

Jinri tidak bisa menahan tawa gelinya. Ia ingat bagaimana Jungkook berteriak menyuruhnya untuk cepat sampai-sampai rengekannya pun keluar. "Tapi bersyukur saja kau tidak sampai mengotori celanamu. Makanya saat memesan makanan kau harus memikirkan kondisi pencernaanmu juga. Akhirnya, jadi begitu, kan?" ucapnya setengah mengecek.

Raut wajah Jungkook tampak berubah. Ia menyeringai. "Mengotori celana? Tidak apa-apa jika itu terjadi karena inti dari permasalahan itu berawal darimu. Jadi, kau yang harus mencucinya, Nyonya Jeon." balasnya dengan seenaknya saja.

Jinri meringis ngeri. "Hih..., Dasar jorok. Cuci sendiri." pekiknya.

Jungkook langsung tertawa terbahak-bahak. Jinri kembali kalah telak. Ia suka melihat sikap istrinya itu saat meladeni candaannya. Dari awal ia hanya berniat bercanda tapi Jinri selalu terjebak dengan candaannya. Wanita itu selalu menanggapi candaannya dengan serius. Dan..., hal itu sangat menghibur.

Married by AccidentWhere stories live. Discover now