Chapter 30

95.6K 6.9K 1.2K
                                    

Jungkook membuka matanya ketika Jinri sudah terlelap dipelukannya. Tidak butuh beberapa menit bagi wanita itu untuk hanyut dalam tidurnya. Jungkook tampak tersenyum geli ketika Jinri bersikeras mengatakan tidak mengantuk. Tidak mengantuk apanya, baru saja bertemu dengan kasur wanita itu langsung tertidur.

Ia dengan hati-hati melepas pelukannya pada Jinri lalu mengubah posisi kepala wanita itu senyaman mungkin dibantal. Setelah memastikan Jinri tidak terbangun, Jungkook dengan gerakan pelan turun dari ranjang lalu melangkah keluar dari kamar.

Laki-laki itu menuju ruang tengah apartemen, ia mengambil ponselnya yang tergeletak begitu saja di meja. Ia menghempaskan tubuhnya di sofa dan menyalakan ponselnya tersebut. Jungkook tampak langsung mengerutkan keningnya ketika melihat panggilan tak terjawab dari Taehyung yang cukup banyak di ponselnya. Apa ada sesuatu yang terjadi pikirnya atau ada masalah lagi dengan perencanaan festival.

Ia ingin menghubungi Taehyung saat tiba-tiba ada panggilan masuk di ponselnya. "Yein Noona," gumamnya. Ia tampak ragu-ragu antara menerima panggilan tersebut atau tidak. Namun, akhirnya ia menerima panggilan tersebut.

"Hmm... Noona. Ada apa?"

"Bertemu? Baiklah. Aku akan kesana."

Jungkook menjauhkan ponselnya dari telinganya lalu bangkit dari tempat duduknya. Ia mengambil jaketnya yang tersampir di lengan sofa dan langsung memakainya. Setelah itu, laki-laki itu keluar dari apartemen.

Tidak butuh lama bagi Jungkook untuk sampai ke tempat yang dikatakan oleh Yein tadi. Ia memasuki sebuah cafe 24 jam yang tidak jauh dari lokasi apartemennya. Saat ia masuk, Yein langsung melambai padanya.

Jungkook langsung menghampiri gadis itu lalu duduk. Yein tampak langsung tersenyum ramah ketika melihat Jungkook yang hanya dibalas senyum tipis oleh Jungkook.

"Bagaimana kabarmu, Jungkook-ah?" tanya gadis itu sekedar basa-basi.

Jungkook tampak menyandarkan punggung di kursi dengan nyaman. "Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja. Bagaimana kabarmu, Noona?" sahutnya.

Yein tampak tersenyum. "Aku baik-baik saja. Kau pasti sudah tahu apa maksudmu mengajakmu untuk bertemu disini, bukan?" gadis itu tampak mulai serius.

Jungkook tampak menganggukkan kepalanya. "Apalagi sekarang, Noona? Ah... Ya... Aku tidak bisa terlalu lama disini," ia melihat ponselnya untuk mengecek jam.

Yein tertawa hambar. "Kau sepertinya sangat sibuk setelah menikah. Bahkan setiap kita bertemu, kau selalu terburu-buru untuk pergi." ucap gadis itu setengah menyindir.

Jungkook tertawa pelan seolah-olah apa yang dikatakan oleh gadis didepannya adalah sebuah lelucuoan. Yein memandang Jungkook tidak suka. Sikap tidak sopan dan tidak menghargai orang yang lebih tua darinya tetap melekat pada laki-laki tersebut. Hal yang paling Yein tidak suka sejak dulu dari Jungkook adalah sikapnya yang seenaknya saja dan selalu berbuat sesuatu dengan sesukanya. Jika bukan karena Yuri, ia tidak akan mau bertemu dengan si Jeon brengsek ini.

Yein menyerumput air minumnya dengan sikap tenang. "Kenapa kau memberitahukan keberadaan Yuri pada sepupu mu itu?" tanya gadis itu akhirnya to the point.

Jungkook mengangkat bahunya acuh. "Karena aku pikir mereka harus menyelesaikan masalah mereka selama ini," sahutnya tanpa beban.

Yein menatap Jungkook tidak percaya. "Apa kau gila, Jeon Jungkook? Bagaimana bisa kau malah mendukung pertemuan mereka? Ya! Semua masalah ini bermula dari sepupu brengsekmu itu, ia telah merebut semua kebahagian yang Yuri miliki. Lalu apa yang harus diselesaikan? Kedatangannya malah dapat memperburuk keadaan Yuri sekarang," ucap gadis itu dengan emosinya yang terlihat jelas.

Married by AccidentWhere stories live. Discover now