Chapter 42

99.8K 6.3K 1.2K
                                    

Kediaman keluarga Shin langsung ramai karena kedatangan Namjoon dan Hana. Pasangan Kim itu ternyata benar-benar serius ingin menumpang makan siang.

Hana bahkan secara terang-terangan mengatakan niatnya bersama suaminya itu yang hanya disambut kekehan Nyonya Shin. Ibu dari Jinri itu terlihat biasa-biasa saja, ia malah terlihat senang dengan kedatangan Namjoon dan Hana.

Jungkook jangan ditanya lagi, laki-laki itu sudah terlihat sangat dongkol dengan kehadiran pasangan Kim itu di rumah mertuanya. Apalagi Hana yang berkelakuan seenak jidatnya saja, seakan-akan rumah kelurga Shin itu sebagai rumahnya sendiri.

Setelah selesai makan siang, Nyonya Shin kembali mengeluarkan cemilan-cemilan andalannya yang langsung disambut binar bahagia Hana. Semakin banyak makanan yang dikeluarkan oleh Nyonya Shin semakin betah pasangan Kim itu berlama-lama di rumah keluarga Shin itu.

Padahal Jungkook sudah berharap kakaknya itu untuk cepat pulang. Semakin lama kakaknya ada disini, semakin membuatnya pusing. Suara cempreng kakaknya itu sangat mengganggunya. Apalagi sejak tadi Hana selalu memperlakukan adik semata wayangnya itu bak pesuruh.

Untungnya ayah mertuanya mengajaknya dan Namjoon untuk ke halaman belakang yang ternyata adalah tempat kolam ikan koi milik Tuan Shin. Suara berisik Hana tidak terdengar dari halaman belakang, tempat itu bagus untuknya menghindar dari kakak cerewetnya itu.

Berbeda dengan Jungkook, Jinri masih terjebak bersama ibunya dan Hana. Berbicara dengan Hana sebenarnya sangat menyenangkan, karena wanita itu banyak memiliki cerita yang menarik. Tapi, masalahnya ibunya hadir ditengah-tengah mereka dan membuatnya menjadi tidak nyaman karena topik pembicaraan ibunya tidak jauh dari kode-mengode tentang cucu.

Nyonya Shin mengusap perut Hana yang sudah sangat terlihat jelas membesar sekarang. "Kapan kira-kira kau melahirkan, nak?" tanya Nyonya Shin dengan suara lemah lembut khasnya.

Hana menghentikan kunyahannya sejenak. Ia tengah menikmati kue-kue buatan ibu mertua adiknya itu ketika Nyonya Shin memegang perutnya. "Menurut perkiraan awal bulan maret. Doakan semoga proses kelahirannya lancar, Eommoni," sahutnya meminta doa.

Nyonya Shin tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Tentu saja, sayang. Eommoni selalu mendoakanmu. Apa kau sudah memeriksa jenis kelamin anakmu? Laki-laki atau perempuan?"

Hana terlihat langsung tersenyum ketika mendengar pertanyaan dari Nyonya Shin. Jinri juga terlihat tertarik dan penasaran dengan jenis kelamin calon keponakannya itu. Ia dan Jungkook berencana untuk mulai memilih hadiah dan jika mereka tahu jenis kelamin bayi dikandungan Hana itu lebih memudahkan mereka untuk memilih hadiah yang pas.

Hana mengubah sedikit posisi duduknya, wanita itu tampak sedikit kesusahan karena perut besarnya. "Hmm... Aku dan Namjoon Oppa sudah memeriksanya. Bayi kami laki-laki." ungkapnya dengan senyum lebar.

Nyonya Shin dan Jinri terlihat terkejut bercampur senang. Mereka berdua langsung memberi selamat pada Hana karena berhasil mendapatkan anak pertama laki-laki. Sejak awal, Hana maupun Namjoon memang menginginkan anak pertama mereka adalah laki-laki.

Jinri memeluk kakak iparnya itu. "Selamat, Eonnie. Keinginanmu terkabulkan." ucapnya lalu dibalas pelukan hangat dari Hana.

Hana kembali tersenyum, ia melepas pelukannya. "Terima kasih, Jinri-ya. Aku juga tidak menyangka keinginanku dan Namjoon Oppa bisa terkabul. Kau juga harus cepat menyusulku." sahutnya dengan perkataan terakhirnya berefek.

Jinri hanya bisa tersenyum canggung. "Sedang kami usahakan, Eonnie." jawabnya terdengar dengan suara tidak enak.

Nyonya Shin hanya mengerling entah apa artinya. "Padahal Eomma sudah tidak sabar memegang perutmu seperti memegang perut Hana. Rumah ini pasti ramai jika ada tangisan bayi." ucapnya membayangkan rumah sunyinya ini menjadi ramai karena suara cucu-cucunya nanti.

Married by AccidentWhere stories live. Discover now