Chapter 55

20.7K 2.8K 329
                                    

Jinri sekali-kali melihat jam tangannya. Tidak biasanya Jungkook begitu terlambat. Mereka berjanji untuk bertemu saat jam istirahat suaminya itu. Namun, ini sudah lewat dari satu jam dari jam yang mereka janjikan. Ia mencoba menghubungi ponsel Jungkook beberapa kali tapi tak kunjung diangkat-angkat.

Ia tidak ingin berburuk sangka, mungkin Jungkook masih sibuk dengan pekerjaannya atau ada rapat dadakan seperti biasanya. Jungkook sering pulang terlambat atau berangkat pagi-pagi karena ada rapat dadakan di studio. Ia tidak bisa menyalahkan Jungkook jika itu yang terjadi.

Mungkin ia menunggu satu jam lagi dan pulang setelah itu.

Namun, satu jam kemudian tidak seperti harapannya, Jungkook sama sekali tidak terlihat batang hidungnya. Jinri terlihat mulai kesal. Jika memang tidak bisa datang, setidaknya Jungkook bisa mengirimkan pesan padanya. Bukannya membiarkan ia menunggu selama dua jam seperti orang bodoh seperti ini.

Cafe sedang ramai saat ini, ia menjadi tidak nyaman karena ia sendiri mengisi meja untuk empat orang. Sedangkan, banyak pelanggan yang tidak mendapatkan kursi dan akhirnya tidak jadi masuk cafe. Memang para pelayan disana tidak merisaukan dirinya yang seenak jidatnya menguasai satu meja karena mereka mengenal ia sebagai salah satu teman atasan mereka, Park Jimin.

Tapi rasanya tetap saja tidak enak hati. Ia sudah duduk disana selama dua jam hanya dengan minum kopi. Jika seperti ini Pancake tower spesial hari ini akan habis sebelum ia memesan. Ingin ia memesan terlebih dahulu tapi yakin saja ia akan terlihat konyol menikmati Pancake sebanyak itu sendiri.

Okey... ia akan menunggu satu jam lagi dan benar-benar pulang setelah itu.

-00-

Jungkook benar-benar membuat Jinri menunggu tiga jam di cafe tanpa kabar sama sekali. Jimin terlihat sekali-kali menatap Jinri dengan tatapan prihatin dari meja kasir. Ia baru datang satu jam yang lalu, salah satu pelayannya mengatakan jika Jinri sudah duduk selama tiga jam disana.

Jinri diam-diam mengepalkan tangannya kesal. Dengan kasar ia bangun dari tempat duduknya. Terserah jika Jungkook datang setelah ia pulang, ia tidak peduli lagi. Ini sudah keterlaluan untuknya. Mungkin ia masih bisa bersabar untuk satu atau dua jam tapi tidak untuk tiga jam tanpa kabar apapun.

Saat ia keluar dari cafe, hujan tiba-tiba menjadi lebat. Oh... kesialan apa lagi sekarang pikirnya. Belum selesai kekesalannya terhadap Jungkook, sekarang timbul lagi hal-hal lain yang membuat ia semakin kesal. Halte bus cukup jauh dari tempatnya sekarang, walaupun ia berlari pasti ia akan basah sesampainya disana.

Tapi tidak lama setelah itu datang salah satu pelayan perempuan membawa payung untuk Jinri. Ia mengatakan bosnya, Park Jimin, menyuruhnya untuk mengantar payung ini untuknya. Jinri menoleh ke arah dalam cafe. Terlihat Jimin melambai tangannya sambil tersenyum.

"Katakan pada Jimin Sunbae, aku sangat berterima kasih padanya. Besok aku mengembalikan payung ini." katanya pada pelayan tersebut.

"Baiklah, nanti akan saya sampaikan." sahut pelayan tersebut sebelum permisi untuk kembali bekerja.

Setelah mendapatkan payung, Jinri dengan langkah lebar meninggalkan cafe dengan hati yang masih kesal. Lihat saja nanti saat Jungkook pulang, ia tidak akan bicara pada lelaki itu. Ia akan bersikap egois kali ini, ia tidak akan mau mengalah. Jika memang lelaki itu sibuk, kenapa tidak memberitahu dari awal agar ia tidak berharap dan menunggu selama itu.

Hah... ingin rasanya ia mengeluarkan sumpah sarapah saat Jungkook pulang nanti.

-00-

Jungkook dengan pelan membuka pintu kamar takut membangunkan Jinri. Namun, dugaannya salah karena Jinri masih bangun walaupun lampu kamar sudah dimatikan dan hanya diterangi oleh lampu tidur.

Married by AccidentWhere stories live. Discover now