Chapter 22

129K 7.6K 1.9K
                                    

Warning! Rating 17+
Jangan lupa sediain tissue, kali aja baper berkepanjangan :’v



Jimin menyodorkan sekaleng beer kepada Jungkook yang langsung diterima laki-laki itu dengan senyum tipis. Setelah menyodorkan beer untuk Jungkook, laki-laki bersurai blonde itu ikut duduk disebelah Jungkook.

Jimin menyerumput sedikit beernya. “Bagaimana? Apa kau sudah menemukan jawabannya?” tanya nya sedikit melirik sahabatnya itu.

Jungkook tidak langsung menjawab. Laki-laki itu ikut menyerumput beernya. “Kau pasti sudah tahu jawabannya.” sahutnya dengan senyum samar.

Jimin yang awalnya ingin menyerumput beernya kembali, langsung menghentikan bibirnya didepan kaleng beernya tersebut. Laki-laki itu menatap Jungkook dengan pandangan setengah tidak percaya.

“Shin Jinri... Mencintaimu?” tanya nya dengan nada pelan.

Jungkook tampak menghela napas lalu mengangguk dengan pandangannya yang lurus kedepan.

Jimin meletakkan kaleng beernya. “Ternyata benar, cinta bisa datang karena terbiasa,” gumamnya sambil terkekeh.

Jungkook tertawa pelan. “Aku membuatnya menangis beberapa kali hari ini dan sebagian karena rencana konyolmu itu,” ucapnya.

Jimin tertawa dengan keras. “Ia benar-benar cemburu dengan Irene Noona? Ya! Jika Shin Jinri tahu itu hanya akal-akalanmu saja, kau bisa hancur ditangannya.” ucapnya yang diselingi tawa.

Jungkook hanya mendengus mendengar perkataan sahabatnya itu tanpa berniat untuk menjawabnya. Ia kembali menyerumput beernya itu hingga tersisa sedikit. Suasana kembali diam, Jimin sudah berhenti dengan tawanya. Kini mereka berdua sama-sama menatap langit yang menghiasi pantai Laguna malam ini dengan pikiran masing-masing.

Jimin sedikit mengubah posisi duduknya. “Sekarang, kau sudah tahu bagaimana perasaannya padamu. Lalu, bagaimana denganmu?” tanya nya terdengar serius.

Jungkook tersenyum. “Aku bahagia dengannya,” sahutnya sambil menyerumput beernya hingga habis.

Jimin tampak sedikit terkejut. “Kau... Jangan katakan kau juga merasakannya?” tanya nya dengan antusias.

Jungkook meletakkan kaleng beernya yang telah kosong keatas meja lalu bangkit dari tempat duduknya. Ia berdiri dengan tangannya memegang pembatas balkon sambil menghirup udara malam dengan aroma khas pantai yang menyegarkan.

Jungkook kembali tersenyum. “Jika kau ingin tahu... Aku bahkan lebih dulu merasakannya, ” ucapnya serius.

Jimin menganggukkan kepalanya paham. “Aku harap itu benar-benar perasaanmu yang sesungguhnya, Jeon Jungkook. Bukan hanya sekedar obsesimu yang ingin menang dari Ilhoon Sunbae,” sahut Jimin dengan nada bicara yang tenang namun mampu menusuk Jungkook tepat sasaran.

Senyum Jungkook tiba-tiba langsung luntur. “Aku harap juga begitu.” gumamnya.

-00-

Jinri terbangun lalu langsung mencari ponselnya yang terselip dibawah bantal untuk melihat jam. Ia mendesah pelan ketika melihat jam yang masih menunjukkan pukul 2 dini hari. Jika ia sudah terbangun seperti ini, sudah dipastikan akan susah untuk kembali tidur. Jinri mengubah posisi berbaringnya menjadi menghadap ke kanan dan gadis itu langsung menahan napas karena kaget ketika melihat Jungkook kini tengah duduk di sofa sambil menikmati mie cup dan tengah menatapnya sekarang.

Mereka cukup lama bertukar pandang sampai Jungkook melepas pandangannya terlebih dahulu. Laki-laki itu melanjutkan makannya tanpa memperdulikan Jinri yang ternyata masih lekat menatapnya.

Married by AccidentWhere stories live. Discover now