Chapter 21

109K 7.5K 1.7K
                                    

Warning! Chapter ini isinya 5k. Siap-siap obat sakit kepala dan kantong kresek :’v Terima kasih.












Jinri keluar dari kamar mandi sambil bersenandung kecil. Moodnya pagi ini sedang baik. Gadis itu melihat sekeliling kamar, ia tidak menemukan Jungkook di kamar.

Dering ponsel Jungkook di atas nangkas mengejutkan gadis itu. Jinri berjalan mendekat lalu matanya tiba-tiba membulat ketika melihat nama Kwon Yuri tertera dilayar. Ternyata Jungkook masih menyimpan nomor ponsel gadis itu pikirnya. Ada sesuatu yang mengganggu perasaannya ketika melihat gadis itu menghubungi Jungkook.

Jinri tanpa pikir panjang langsung mengambil ponsel tersebut. Awalnya, ia ingin mereject panggilan itu namun timbul rasa penasaran. Ia ingin tahu apa yang ingin dikatakan gadis itu. Jinri akhirnya menjawab panggilan tersebut.

“Yeoboseyo? Akhirnya kau mengangkat panggilanku,” terdengar suara merdu dari seberang sana. Jinri sengaja tidak bersuara.

Cukup lama tidak ada suara dari seberang sana membuat Jinri mengangkat sebelah alisnya bingung. Namun, setelah itu terdengar sebuah isakan yang cukup nyaring.

“Kau kemana, Jungkook-ah? Kenapa kau tidak hadir diacara ulang tahunku malam ini? Aku menyiapkan semua pesta ini agar kau hadir. Aku ingin kita bersama-sama merayakan ulang tahunku seperti tahun-tahun yang lalu,” Yuri berbicara masih dengan isakannya.

Jinri meremas kimono handuknya ketika mendengar isakan Yuri yang terdengar begitu sakit. Ia juga perempuan, ia mengerti bagaimana perasaan gadis itu. Namun, disisi lain ada rasa nyeri yang juga mulai menyerang hatinya.

“Apa kau masih ingat janjimu waktu itu? Kau berjanji untuk melamarku saat ulang tahunku ke-24 tahun dan malam ini aku berulang tahun ke-24 tahun, Jungkook-ah. Waktu itu kau mengatakan akan tetap melamarku tidak perduli apapun yang terjadi,” gadis itu terdengar sedikit lebih tenang sekarang walaupun masih terdengar isakannya.

Jinri langsung menegang. Ia tanpa sadar memegang dadanya. Melamar? Kata-kata itu seperti menghujam jantungnya. Sesak dan sakit. Rasa itu yang mendominasi hatinya sekarang,

“Kau brengsek, Jeon Jungkook. Kenapa kau tidak bersuara? Kenapa kau lari dari janjimu?,” Yuri mulai berteriak diseberang sana dengan segala umpatannya.

Jinri ingin bersuara namun tiba-tiba Jungkook datang dari arah belakang lalu langsung merebut ponselnya itu yang masih menempel dikuping Jinri. Ia langsung mematikan panggilan itu secara sepihak. Jungkook terlihat menegang ketika melihat Kwon Yuri yang menelpon.

Jungkook membalikkan tubuh gadis itu agar berhadapan dengannya. Pandangan Jinri kosong. “Kenapa kau sembarangan mengangkat panggilan ponsel oranglain, Shin Jinri?” tanya Jungkook dengan suara dingin.

Jinri menatap laki-laki itu dengan tatapan sayu. “Apa hal ini yang membuatmu akhirnya menyetujui untuk hadir di acara ulang tahun pernikahan bibi mu?” tanya gadis itu pelan.

Dahi Jungkook tampak berkerut samar. “Apa maksudmu?” tanya nya cepat.

Jinri tersenyum kecut. “Kwon Yuri berulang tahun hari ini. Kau setuju untuk pergi kesini itu karena kau menghindar, bukan?” Jinri membuang mukanya kearah lain.

Jungkook meremas ponselnya. “Itu bukan urusanmu,” sahutnya dingin.

Jinri kembali menatap Jungkook. Kali ini tatapannya terlihat lebih berani. “Ya, aku tahu ini bukan urusanku. Tapi, kau keterlaluan, Jeon Jungkook. Ia menunggumu. Ia menunggu janji mu,” Jinri mengepal tangannya. Rasa sakit semakin menjalar didadanya ketika ia mengingat janji tersebut.

Jungkook membalas tatapan Jinri. “Kau... Apa yang ia katakan padamu?” sorot mata laki-laki itu terlihat menyeramkan sekarang.

Jinri kembali membuang mukanya kearah lain. “Kau berjanji untuk melamarnya saat ulang tahunnya ke-24 tahun dan itu hari ini,” ucap Jinri setengah berbisik namun masih didengar oleh Jungkook.

Married by AccidentWhere stories live. Discover now