Chapter 16

87.2K 6.9K 593
                                    

Jungkook berkali-kali menghela napas mencoba menenangkan dirinya. Sejak 15 menit yang lalu tidak ada tanda-tanda Jinri menunjukkan batang hidungnya keluar dari dalam rumah. Mereka sudah sekitar 700 meter meninggalkan rumah ketika Jinri tiba-tiba berteriak ponselnya tertinggal dan disinilah Jungkook menunggu Jinri mengambil ponselnya.

Beberapa saat kemudian, terlihat Jinri berlari keluar rumah dengan ponsel digenggamannya. Gadis itu langsung masuk kedalam mobil dengan napas yang terengah-engah. Setelah melihat Jinri sudah memasang seat-belt, Jungkook langsung melajukan mobilnya keluar dari pekarangan rumah milik Namjoon dan Hana tersebut.

"Jungkook-ah, apa kau lama menunggu? Maaf, tadi aku lupa dimana aku menyimpan ponselku jadi aku harus mencarinya terlebih dahulu." ucap Jinri dengan raut wajah tidak enak.

Hening.

"Jungkook-ah, apa kau marah?" tanya Jinri.

Hening.

Jinri menghela napas pelan. "Jungkook-ah, jawab pertanyaanku. Jika kau marah katakan saja." ucap Jinri sambil melirik Jungkook disebelahnya.

"Hm," hanya gumaman "Hm" saja yang didapat oleh Jinri membuat gadis itu sedikit kesal.

"Ya! Jeon Jungkook, jawaban macam apa itu? Apa pertanyaanku terlalu sulit sehingga kau tidak bisa menjawabnya, hah?" Jinri menatap Jungkook sebal.

Hening. Jungkook kembali tidak bersuara membuat Jinri geram sendiri.

"Ya! Jeon Jungkook, jawab aku. Kau membuatku seperti orang gila berbicara sendiri seperti ini," ucap Jinri setengah berteriak. Jungkook meliriknya sekilas. Jungkook dapat merasakan kupingnya mendengung karena ocehan Jinri disebelahnya. Ia tidak sanggup lagi mendengar ocehan gadis itu yang sangat berisik.

"Ya, aku marah. Kau puas? Jadi bisakah kau diam?" ucap Jungkook dengan suara tidak kalah keras dari Jinri.

"Kenapa kau marah padaku? Apa karena aku tadi terlalu lama?" tanya Jinri.

"Kau sudah tau jawabannya jadi tidak usah bertanya lagi," jawab Jungkook ketus.

"Aku tidak mengerti dengan emosi mu yang berlebihan itu. Kau marah hanya karena masalah sepele. Aku ragu apa kau benar-benar..., Ya!..., Jeon Jungkook!"

Jungkook tiba-tiba menepikan mobilnya dipinggir jalan dengan kasar. Jinri bahkan sampai memekik kaget. Jika ia tidak memasang seat-belt bisa saja tubuhnya terbentur dasbord mobil.

"Ya! Jeon Jungkook. Apa kau sudah gila, hah?" bentak Jinri dengan jantungnya yang masih berdegup dengan kencang.

"Jika kau selalu mengoceh tidak karuan seperti ini sebaiknya kau keluar dari mobilku, Shin Jinri," geram Jungkook. Ia masih menatap lurus kedepan.

"Mwo? Apa kau sedang bercanda?" tanya Jinri dengan wajah tidak percaya.

"Aku bilang keluar dari mobilku, Shin Jinri! Sekarang!" bentak Jungkook dengan emosi yang sudah menguasainya. Tatapannya ganas. Jinri tampak shock dengan bentakan keras dari laki-laki itu. Ia langsung melepas seat-beltnya dengan kasar.

"Baiklah. Aku akan keluar. Terima kasih sudah memberiku tumpangan." ucap Jinri. Gadis itu keluar dari mobil dengan membanting pintu mobil.

Jinri mulai melangkahkan kakinya meninggalkan mobil Jungkook dengan perasaan jengkel yang luar biasa. Laki-laki itu sudah keterlaluan. Jinri semakin jauh melangkahkan kakinya, bahkan Jungkook tidak mengejarnya. Jinri sudah mengeluarkan sumpah sarapahnya sampai akhirnya setetes air mata berhasil lolos dari mata indahnya. Ia semakin yakin, Jungkook hanya sedang mempermainkannya sekarang. Sejak kapan seorang Jeon Jungkook dapat bersungguh-sungguh? Apa yang dikatakan laki-laki itu kemarin hanyalah bualan semata. Jungkook mulai menyukainya? Ingin rasanya ia menertawakan kata-kata itu. Ia begitu bodoh sudah berharap dengan perkataan Jungkook. Apa yang dapat ia lakukan? Membuat Jungkook jatuh cinta padanya. Bukankah itu terdengar sangat bodoh?

Married by AccidentWhere stories live. Discover now