Chapter 54

20.4K 2.7K 311
                                    

Jinri tidak bisa menahan tawanya setiap mengingat kejadian tadi pagi saat Jungkook membuat nasi goreng kimchi. Ia salah memasukkan bumbu ke dalam masakannya. Ia malah memasukkan gula bukannya garam ke dalam nasi goreng kimchinya.

Jadilah, mereka sarapan dengan nasi goreng kimchi manis.

Kebetulan tadi pagi Jinri memiliki pekerjaan lain hingga Jungkook-lah yang terpaksa membuat sarapan sendiri. Karena masih mengantuk, lelaki itu tidak fokus hingga ia salah mengira gula adalah garam. Padahal Jinri sudah membuat tempat gula dan garam sangat jauh. Entah bagaimana Jungkook bisa mengira gula itu garam.

"Jinri-ya... hentikan tawa mengesalkanmu itu." Jungkook menutup pintu lemari dengan keras. Ia lama-lama kesal juga karena sejak kemarin Jinri selalu menertawainya. Ia menjadi merasa konyol sendiri.

"Okey... maafkan aku. Tapi... kau tahu, Jungkook-ah. Itu sangat lucu." Sahut Jinri di sela tawanya.

Jungkook memutar matanya jengah. Ia memasang bajunya dengan cepat. "Terserah kau saja." gumamnya. Lebih baik ia berangkat bekerja daripada berlama-lama di apartemen dengan Jinri yang selalu menertawainya.

"Jungkook-ah, kau marah?" tanya Jinri. Wanita itu mengikuti langkah Jungkook ke ruang studio.

Jungkook tidak menjawab, ia malah sibuk memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. Jinri terlihat mengerucutkan bibirnya karena Jungkook tak kunjung menjawab.

"Okey... aku anggap kau marah." ucap Jinri. Ia berniat untuk keluar dari studio ketika Jungkook tiba-tiba berbalik menghadap kearahnya.

"Aku tidak marah." jawabnya. "kenapa jadi kau yang terlihat marah?"

Jinri terlihat mengerutkan keningnya. "Aku marah? Aku tidak marah padamu. Kau yang malah terlihat sejak tadi."

Jungkook tersenyum. "Ya... kau terlihat marah, sayang."

Helaan napas pelan terdengar dari mulut Jinri. "Tidak... aku tidak marah, okey?"

Jungkook tertawa kecil. Jinri berbicara ia tidak marah dengan wajah marah. Sudah jelas-jelas istrinya itu sudah tersulut emosi. Ia tidak terima dituduh marah namun sebenarnya sejak tadi ia sudah marah. Sangat lucu.

"Kenapa kau tertawa? Apa itu lucu?" tanya Jinri dengan sengit.

Lihatkan? Wanita itu jelas-jelas marah. Wanita memang membingungkan. Ia yang mengejek, ia juga yang marah.

Jungkook mendekat, ia membawa tangannya untuk mengusap kepala Jinri dengan lembut. "Sudah... sudah. Aku berangkat dulu."

Jinri menganggukkan kepalanya. "Hmm... hati-hati di jalan."

Setelah itu Jinri terlihat berniat untuk keluar dari studio. Ia malas berlama-lama disini dan berhadapan dengan Jungkook. Entah kenapa ia tiba-tiba menjadi kesal melihat senyum menyebalkan lelaki itu.

Jungkook dengan cepat menahan Jinri, ia memeluk istrinya dengan gemas lalu mencium kening Jinri cukup lama. Perlakuan manis Jungkook akhirnya membuat Jinri tidak bisa menahan senyumnya.

Mereka berdua bertukar senyum. Jungkook mendekatkan wajahnya lalu mengecup bibir Jinri beberapa kali. "Kau lebih cantik jika tersenyum seperti itu." bisiknya.

Jinri pura-pura mendengus tidak suka walaupun di dalam hati ia sudah berteriak kegirangan. "Terima kasih, Tuan Jeon." Sahutnya. "Sekarang saatnya kau harus benar-benar berangkat. Namjoon Oppa akan marah padamu jika kau terlambat ke studio."

Helaan napas lelah terdengar dari mulut Jungkook. Andai hari ini tidak ada pekerjaan di studio mungkin ia bisa bermalas-malasan bersama Jinri di rumah. Namun, itu tidak mungkin. Pekerjaannya semakin menggunung sekarang.

Married by AccidentWhere stories live. Discover now