Chapter 28

141K 7K 1.5K
                                    

Pagi ini Jinri kembali mendapatkan dirinya tertidur dipelukan Jungkook. Ini sudah kedua kalinya ia bangun dengan dirinya yang berada dipelukan laki-laki itu. Tidak seperti yang pertama, kali ini Jinri tidak menarik dirinya dari pelukan laki-laki itu. Ia malah semakin merapatkan tubuhnya pada suaminya itu karena entah kenapa pagi ini terasa dingin. Ia bahkan dapat merasakan dingin dari AC kamar menyentuh punggung bebasnya.

Tunggu... Punggung bebas?

Jinri langsung membuka matanya lebar-lebar. Ia baru sadar jika sekarang ia tidak memakai sehelai benang pun, hanya selimut yang menutupi tubuhnya. Itu pun hanya sebatas pinggang. Pantas saja ia merasa dingin walaupun Jungkook sudah memeluknya.

Kulit mereka saling bersentuhan dalam satu selimut. Kenyataan itu membuat perasaannya terasa campur aduk.

Jadi, semalam ia dan Jungkook...

Saat itu juga, Jungkook membuka matanya. Tatapannya langsung bertemu dengan Jinri yang ternyata sedang menatapnya.

Jinri menggigit bibir dalamnya. "Jungkook-ah, semalam... kita...?" ia hampir tidak bisa melanjutkan kata-katanya.

Jungkook semakin memperdalam pelukannya. "Tidak apa-apa... Tidurlah lagi. Kau pasti masih kelelahan, hm," sahutnya lembut sambil mengusap punggung bebas wanitanya itu.

Jinri tampak gusar dalam pelukan laki-laki itu. "Bagaimana... Jika aku hamil? Aku... Aku takut." ucapnya dengan setengah berbisik.

Jungkook tidak langsung menjawab. Ia melonggarkan pelukannya pada wanita itu. Jungkook cukup lama menatap istrinya tersebut. Jadi, Jinri belum siap. Itu hal yang ia tangkap. Ia cukup paham dengan hal tersebut. Ia tahu Jinri masih memikirkan kuliahnya dan cita-citanya.

Laki-laki itu membawa tangannya untuk mengusap pipi istrinya itu dengan lembut. "Kita akan merawatnya bersama-sama jika itu terjadi. Kau akan baik-baik saja... Ada aku," sahutnya dengan senyum.

Jinri tampak menarik napas pelan. "Aku takut, Jungkook-ah. Kuliahku dan cita-citaku, aku ingin menyelesaikan itu semua. Dan... Kuliahmu dan cita-citamu. Bukankah kau juga memikirkannya? Jika aku..." Jinri tidak melanjutkan kata-katanya. Ia khawatir perkataannya dapat melukai perasaan laki-laki itu.

Jungkook untuk kesekian kalinya kembali tersenyum seakan dengan senyum itu ia memberi kekuatan kepada wanitanya tersebut. "Aku tahu, aku paham. Tidak apa-apa. Jangan pikirkan itu. Kau akan baik-baik saja. Percayalah padaku," sahutnya lalu mengecup dahi istrinya itu dengan kelembutan dan kasih sayang yang ia salurkan dengan tulus.

"Kau tidurlah lagi. Aku akan membawa sarapan untukmu nanti," lanjutnya.

Jinri mengernyit tidak setuju ketika mendengar perkataan suaminya itu. "Jangan berlebihan, Jungkook-ah. Kenapa kau harus membawa sarapan untukku ke kamar segala? Kita sarapan bersama Eommonin, Hana Eonni dan Namjoon Oppa saja dibawah. Aku juga harus segera bangun untuk membantu Eommonim dan Hana Eonnie menyiapkan sarapan. Aku tidak ingin dicap pemalas oleh ibu mertua dan kakak iparku," protesnya.

Jungkook menyeringai. "Kau yakin bisa bangun dan berjalan dengan normal, sayang?" tanya nya dengan nada menggoda.

Jinri tertawa pelan. "Tentu saja. Memangnya ada apa hingga aku tidak bisa bangun dan tidak bisa berjalan dengan normal? Ada-ada saja." sahutnya dengan percaya diri.

Jungkook hanya diam. Sepertinya, Jinri belum menyadarinya. Tunggu saja, ia berani bertaruh. Untuk berjalan ke kamar mandi saja pasti Jinri tidak akan kuat. Ia sangat sadar jika ia bermain cukup kasar untuk ukuran pertama kalinya semalam. Mereka baru menyelesaikannya sekitar jam 4 pagi. Jika dihitung-hitung mereka bermain sekitar 3 jam lebih semalam.

Married by AccidentWhere stories live. Discover now